Ketika Kekalahan Kristen Romawi atas Persia Jadi Duka Kaum Muslimin
loading...
A
A
A
PADA era muslimin awal, pada saat Rasulullah SAW berada di tengah-tengah kaum kafir Quraish,kaum muslimin akan merasa gembira jika melihat Romawi yang Kristen mengalahkan Persia yang Majusi (Mazdaisma). Sebaliknya mereka ikut sedih dan kecewa bila pasukan Heraklius dikalahkan Persia yang dipimpin Kisra .
Buku Sejarah Hidup Muhammad karya Muhammad Husain Haekal mendiskripsikan masa itu Persia adalah yang memegang tampuk pimpinan di seluruh jazirah Arab bagian selatan. Hal ini terjadi, sesudah Kisra dapat mengusir Abisinia dari Yaman. Kemudian Kisra mengerahkan pasukannya - pada tahun 614 - di bawah salah seorang panglimanya yang bernama Syahravaraz untuk menyerbu Romawi, dan dapat mengalahkannya ketika berhadap-hadapan di Adhri'at dan di Bushra, tidak
jauh dari Syam ke negeri Arab. Mereka banyak yang terbunuh, kota-kota mereka dihancurkan, kebun-kebun zaitun dirusak.
Pada waktu itu Arab - terutama penduduk Makkah – mengikuti berita-berita perang itu dengan penuh perhatian. Kedua kekuatan yang sedang bertarung itu merupakan peristiwa terbesar yang pernah dikenal dunia pada masa itu. Negeri-negeri Arab ketika itu menjadi tetangga-tetangganya.
Sebagian berada di bawah kekuasaan Persia, dan sebagian lagi berbatasan dengan Romawi. Orang-orang kafir Makkah bergembira sekali melihat kekalahan kaum Kristen itu; sebab mereka juga Ahli Kitab seperti kaum Muslimin. Mereka berusaha mengaitkan tercemarnya kekalahan Kristen itu dengan agama kaum Muslimin.
Sebaliknya, pihak Muslimin merasa sedih sekali karena pihak Romawi juga Ahli Kitab seperti mereka. Nabi Muhammad dan sahabat-sahabatnya tidak mengharapkan kemenangan pihak Majusi dalam melawan Kristen. Perselisihan kaum Muslimin dan
kaum kafir Makkah ini sampai menimbulkan sikap saling berbantah dari kedua belah pihak. Kaum kafirnya mengejek kaum Muslimin, sampai ada di antara mereka itu yang menyatakan kegembiraannya di depan Abu Bakar dan Abu Bakarpun sampai marah dengan mengatakan: Jangan lekas-lekas gembira; pihak Romawi akan mengadakan pembalasan.
Abu Bakar adalah orang yang terkenal tenang dan lembut hati. Mendengar jawaban itu pihak kafir membalasnya dengan ejekan pula: “Engkau pembohong”.
Abu Bakar marah: “Engkaulah musuh Tuhan yang pembohong!” Hal ini disertai dengan taruhan sepuluh ekor unta bahwa pihak Romawi akan mengalahkan kaum Majusi dalam waktu setahun.
Rasulullah mengetahui adanya peristiwa taruhan ini, lalu dinasehatinya Abu Bakar, supaya taruhan itu ditambah dan waktunya pun diperpanjang. Abu Bakar memperbanyak jumlah taruhannya sampai seratus ekor unta dengan ketentuan, bahwa Persia akan dapat dikalahkan dalam waktu kurang dari sembilan tahun.
Dalam tahun 625 ternyata Heraklius menang melawan pihak Persia. Syam direbutnya kembali dan Salib Besar dapat diambil lagi. Dalam taruhan ini Abu Bakarpun menang. Sebagai nubuat atas kemenagan ini firman Tuhan turun seperti dalam awal Surah ar-Rum:
Alif Lam Mim. Bangsa Romawi telah dikalahkan. Di negeri yang terdekat dan mereka setelah kekalahannya itu akan menang dalam beberapa tahun (lagi). Bagi Allah-lah urusan sebelum dan setelah (mereka menang). Dan pada hari (kemenangan bangsa Romawi) itu bergembiralah orang-orang yang beriman, karena pertolongan Allah. Dia menolong siapa yang Dia kehendaki. Dia Mahaperkasa, Maha Penyayang. (Itulah) janji Allah. Allah tidak akan menyalahi janji-Nya, tetapi kebanyakan manusia tidak mengetahui. ( QS. Ar-Rum:1-6 )
Besar sekali kegembiraan kaum Muslimin atas kemenangan Heraklius dan kaum Nasrani itu. Hubungan persaudaraan antara mereka yang menjadi pengikut Nabi Muhammad dan mereka yang percaya kepada Isa, selama hidup Nabi, besar sekali, meskipun antara keduanya sering terjadi perdebatan.
Tetapi tidak demikian halnya kaum Muslimin dengan pihak Yahudi, yang pada mulanya bersikap damai, lambat-laun telah menjadi permusuhan yang berlarut-larut, yang sampai meninggalkan bekas berdarah dan membawa akibat keluarnya orang-orang Yahudi dari seluruh jazirah Arab.
Kebenaran atas kejadian ini ialah firman Tuhan: “Pasti akan kamu dapati orang yang paling keras permusuhannya terhadap orang-orang yang beriman, yaitu orang-orang Yahudi dan orang-orang musyrik. Dan pasti akan kamu dapati orang yang paling dekat persahabatannya dengan orang-orang yang beriman ialah orang-orang yang berkata, "Sesungguhnya kami adalah orang Nasrani." Yang demikian itu karena di antara mereka terdapat para pendeta dan para rahib, (juga) karena mereka tidak menyombongkan diri. ( QS. Al-Maidah Ayat 82 )
Buku Sejarah Hidup Muhammad karya Muhammad Husain Haekal mendiskripsikan masa itu Persia adalah yang memegang tampuk pimpinan di seluruh jazirah Arab bagian selatan. Hal ini terjadi, sesudah Kisra dapat mengusir Abisinia dari Yaman. Kemudian Kisra mengerahkan pasukannya - pada tahun 614 - di bawah salah seorang panglimanya yang bernama Syahravaraz untuk menyerbu Romawi, dan dapat mengalahkannya ketika berhadap-hadapan di Adhri'at dan di Bushra, tidak
jauh dari Syam ke negeri Arab. Mereka banyak yang terbunuh, kota-kota mereka dihancurkan, kebun-kebun zaitun dirusak.
Pada waktu itu Arab - terutama penduduk Makkah – mengikuti berita-berita perang itu dengan penuh perhatian. Kedua kekuatan yang sedang bertarung itu merupakan peristiwa terbesar yang pernah dikenal dunia pada masa itu. Negeri-negeri Arab ketika itu menjadi tetangga-tetangganya.
Sebagian berada di bawah kekuasaan Persia, dan sebagian lagi berbatasan dengan Romawi. Orang-orang kafir Makkah bergembira sekali melihat kekalahan kaum Kristen itu; sebab mereka juga Ahli Kitab seperti kaum Muslimin. Mereka berusaha mengaitkan tercemarnya kekalahan Kristen itu dengan agama kaum Muslimin.
Sebaliknya, pihak Muslimin merasa sedih sekali karena pihak Romawi juga Ahli Kitab seperti mereka. Nabi Muhammad dan sahabat-sahabatnya tidak mengharapkan kemenangan pihak Majusi dalam melawan Kristen. Perselisihan kaum Muslimin dan
kaum kafir Makkah ini sampai menimbulkan sikap saling berbantah dari kedua belah pihak. Kaum kafirnya mengejek kaum Muslimin, sampai ada di antara mereka itu yang menyatakan kegembiraannya di depan Abu Bakar dan Abu Bakarpun sampai marah dengan mengatakan: Jangan lekas-lekas gembira; pihak Romawi akan mengadakan pembalasan.
Abu Bakar adalah orang yang terkenal tenang dan lembut hati. Mendengar jawaban itu pihak kafir membalasnya dengan ejekan pula: “Engkau pembohong”.
Abu Bakar marah: “Engkaulah musuh Tuhan yang pembohong!” Hal ini disertai dengan taruhan sepuluh ekor unta bahwa pihak Romawi akan mengalahkan kaum Majusi dalam waktu setahun.
Rasulullah mengetahui adanya peristiwa taruhan ini, lalu dinasehatinya Abu Bakar, supaya taruhan itu ditambah dan waktunya pun diperpanjang. Abu Bakar memperbanyak jumlah taruhannya sampai seratus ekor unta dengan ketentuan, bahwa Persia akan dapat dikalahkan dalam waktu kurang dari sembilan tahun.
Dalam tahun 625 ternyata Heraklius menang melawan pihak Persia. Syam direbutnya kembali dan Salib Besar dapat diambil lagi. Dalam taruhan ini Abu Bakarpun menang. Sebagai nubuat atas kemenagan ini firman Tuhan turun seperti dalam awal Surah ar-Rum:
Alif Lam Mim. Bangsa Romawi telah dikalahkan. Di negeri yang terdekat dan mereka setelah kekalahannya itu akan menang dalam beberapa tahun (lagi). Bagi Allah-lah urusan sebelum dan setelah (mereka menang). Dan pada hari (kemenangan bangsa Romawi) itu bergembiralah orang-orang yang beriman, karena pertolongan Allah. Dia menolong siapa yang Dia kehendaki. Dia Mahaperkasa, Maha Penyayang. (Itulah) janji Allah. Allah tidak akan menyalahi janji-Nya, tetapi kebanyakan manusia tidak mengetahui. ( QS. Ar-Rum:1-6 )
Besar sekali kegembiraan kaum Muslimin atas kemenangan Heraklius dan kaum Nasrani itu. Hubungan persaudaraan antara mereka yang menjadi pengikut Nabi Muhammad dan mereka yang percaya kepada Isa, selama hidup Nabi, besar sekali, meskipun antara keduanya sering terjadi perdebatan.
Tetapi tidak demikian halnya kaum Muslimin dengan pihak Yahudi, yang pada mulanya bersikap damai, lambat-laun telah menjadi permusuhan yang berlarut-larut, yang sampai meninggalkan bekas berdarah dan membawa akibat keluarnya orang-orang Yahudi dari seluruh jazirah Arab.
Kebenaran atas kejadian ini ialah firman Tuhan: “Pasti akan kamu dapati orang yang paling keras permusuhannya terhadap orang-orang yang beriman, yaitu orang-orang Yahudi dan orang-orang musyrik. Dan pasti akan kamu dapati orang yang paling dekat persahabatannya dengan orang-orang yang beriman ialah orang-orang yang berkata, "Sesungguhnya kami adalah orang Nasrani." Yang demikian itu karena di antara mereka terdapat para pendeta dan para rahib, (juga) karena mereka tidak menyombongkan diri. ( QS. Al-Maidah Ayat 82 )
(mhy)