Hajar Aswad (1): Jibril yang Membawakan Batu Hitam Itu dari Hindustan
loading...
A
A
A
BATU HITAM atau Hajar Aswad memiliki sejarah panjang, sepanjang sejarah tempat ibadah pertama di dunia, Ka'bah didirikan. Berdasarkan sejumlah riwayat, Hajar Aswad dibawa Nabi Adam dari Surga. Selanjutnya batu itu ditaruh di India, tempat pertamakali Nabi Adam diturunkan dari Surga. Oleh Malaikat Jibril, batu surga tersebut diserahkan kepada Nabi Ibrahim, tatkala pembangunan Ka'bah telah selesai.
Pembangunan dan pemeliharaan Ka'bah sendiri ternyata juga sudah dilakukan oleh para malaikat sebelum Nabi Adam turun ke bumi. Hal ini sebagaimana diriwayatkan al Azraqiy. (Ad Dala-il, 2/45 dan lihat Fat-hul Bariy, 13/144).
Selanjutnya, pembangunan dan pemeliharaan dilakukan Nabi Adam, sebagaimana diriwayatkan al Baihaqiy, dan yang lainnya. (Lihat As Sirah asy Syamiyah, 1/171).
Tahab berikutnya, pembangunan dan pemeliharaan dilakukan oleh anak-anak Nabi Adam, sebagaimana diriwayatkan al Azraqiy dan yang lainnya, dari Wahb bin Munabbih. Dan menurut as Suhailiy, yang membangun adalah Syits bin Adam.
Lalu, pembangunan dan pemeliharaan oleh Nabi Ibrahim dan anaknya Isma’il. Hal ini dijelaskan di dalam al Qur`an dan hadis-hadis.
Hajar Aswad
Kini yang menjadi perbincangan publik Muslim adalah Hajar Aswad. Hal ini menyusul langkah Presidensi Umum Urusan Dua Masjid Suci di Arab Saudi mendokumentasikan Hajar Aswad di Ka'bah. Foto situs "Batu Hitam" itu diambil dari jarak sangat dekat dengan teknik fokus panorama bertumpuk.
Gambar yang diambil sangat jelas sehingga orang dapat melihat setiap bagian batu dengan kejelasan yang belum pernah terlihat sebelumnya.
Lalu bagaimana sejatinya sejarahHajar Aswad? Menurut sebagian riwayat batu ini berasal dari surga yang dibawa oleh Nabi Adam ketika turun ke bumi.
Pada awalnya, Allah memerintahkan Nabi Ibrahim AS untuk membangun Ka'bah (QS Al-Baqarah [2]: 125-128). Ka'bah adalah tempat ibadah pertama yang dibangun di dunia QS Ali Imran [3]: 96-97).
إِنَّ أَوَّلَ بَيْتٍ وُضِعَ لِلنَّاسِ لَلَّذِي بِبَكَّةَ مُبَارَكًا وَهُدًى لِلْعَالَمِينَ
“Sesungguhnya rumah yang mula-mula dibangun untuk (tempat beribadah) manusia, ialah Baitullah yang di Bakkah (Mekah) yang diberkahi dan menjadi petunjuk bagi semua manusia”.[Ali Imran/3: 96]
Juga sebuah hadits yang diriwayatkan oleh Abu Dzar berkata:
سَأَلْتُ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ عَنْ أَوَّلِ مَسْجِدٍ وُضِعَ فِي الْأَرْضِ قَالَ الْمَسْجِدُ الْحَرَامُ قُلْتُ ثُمَّ أَيٌّ قَالَ الْمَسْجِدُ الْأَقْصَى قُلْتُ كَمْ بَيْنَهُمَا قَالَ أَرْبَعُونَ عَامًا
Saya bertanya kepada Rasulullah –Shallallahu ‘alaihi wa sallam- tentang masjid pertama yang dibangun di muka bumi ?, ia menjawab: “Masjidlil haram”. Saya berkata: Lalu setelah itu?, beliau menjawab: “Masjidil Aqsha”. Saya berkata: Berapa tahun jarak dibangunnya antara kedua masjid tersebut ?, beliau menjawab: “40 tahun”.
Dalam kitab Qishash al-Anbiyaa' (kisah para Nabi dan Rasul), Ibnu Katsir menjelaskan, saat pembangunan Ka'bah hampir selesai, dan masih terdapat satu ruang kosong untuk menutupi temboknya, Ibrahim berkata kepada anaknya, Ismail AS, untuk mencari batu, agar ruang kosong itu bisa segera tertutupi.
''Pergilah engkau mencari sebuah batu yang bagus untuk aku letakkan di salah satu sudut Ka'bah sebagai penanda bagi manusia,'' ujar Nabi Ibrahim.
Ismail pergi dari satu bukit ke bukit lain untuk mencari batu yang paling baik. Ketika sedang mencari, malaikat Jibril datang pada Ismail AS dan memberinya sebuah batu hitam (Hajar Aswad) yang paling bagus. Dengan senang hati ia menerima batu itu dan segera membawa batu itu untuk diberikan pada ayahnya. Nabi Ibrahim AS pun gembira dan mencium batu itu beberapa kali.
Pembangunan dan pemeliharaan Ka'bah sendiri ternyata juga sudah dilakukan oleh para malaikat sebelum Nabi Adam turun ke bumi. Hal ini sebagaimana diriwayatkan al Azraqiy. (Ad Dala-il, 2/45 dan lihat Fat-hul Bariy, 13/144).
Selanjutnya, pembangunan dan pemeliharaan dilakukan Nabi Adam, sebagaimana diriwayatkan al Baihaqiy, dan yang lainnya. (Lihat As Sirah asy Syamiyah, 1/171).
Tahab berikutnya, pembangunan dan pemeliharaan dilakukan oleh anak-anak Nabi Adam, sebagaimana diriwayatkan al Azraqiy dan yang lainnya, dari Wahb bin Munabbih. Dan menurut as Suhailiy, yang membangun adalah Syits bin Adam.
Lalu, pembangunan dan pemeliharaan oleh Nabi Ibrahim dan anaknya Isma’il. Hal ini dijelaskan di dalam al Qur`an dan hadis-hadis.
Hajar Aswad
Kini yang menjadi perbincangan publik Muslim adalah Hajar Aswad. Hal ini menyusul langkah Presidensi Umum Urusan Dua Masjid Suci di Arab Saudi mendokumentasikan Hajar Aswad di Ka'bah. Foto situs "Batu Hitam" itu diambil dari jarak sangat dekat dengan teknik fokus panorama bertumpuk.
Gambar yang diambil sangat jelas sehingga orang dapat melihat setiap bagian batu dengan kejelasan yang belum pernah terlihat sebelumnya.
Lalu bagaimana sejatinya sejarahHajar Aswad? Menurut sebagian riwayat batu ini berasal dari surga yang dibawa oleh Nabi Adam ketika turun ke bumi.
Pada awalnya, Allah memerintahkan Nabi Ibrahim AS untuk membangun Ka'bah (QS Al-Baqarah [2]: 125-128). Ka'bah adalah tempat ibadah pertama yang dibangun di dunia QS Ali Imran [3]: 96-97).
إِنَّ أَوَّلَ بَيْتٍ وُضِعَ لِلنَّاسِ لَلَّذِي بِبَكَّةَ مُبَارَكًا وَهُدًى لِلْعَالَمِينَ
“Sesungguhnya rumah yang mula-mula dibangun untuk (tempat beribadah) manusia, ialah Baitullah yang di Bakkah (Mekah) yang diberkahi dan menjadi petunjuk bagi semua manusia”.[Ali Imran/3: 96]
Juga sebuah hadits yang diriwayatkan oleh Abu Dzar berkata:
سَأَلْتُ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ عَنْ أَوَّلِ مَسْجِدٍ وُضِعَ فِي الْأَرْضِ قَالَ الْمَسْجِدُ الْحَرَامُ قُلْتُ ثُمَّ أَيٌّ قَالَ الْمَسْجِدُ الْأَقْصَى قُلْتُ كَمْ بَيْنَهُمَا قَالَ أَرْبَعُونَ عَامًا
Saya bertanya kepada Rasulullah –Shallallahu ‘alaihi wa sallam- tentang masjid pertama yang dibangun di muka bumi ?, ia menjawab: “Masjidlil haram”. Saya berkata: Lalu setelah itu?, beliau menjawab: “Masjidil Aqsha”. Saya berkata: Berapa tahun jarak dibangunnya antara kedua masjid tersebut ?, beliau menjawab: “40 tahun”.
Dalam kitab Qishash al-Anbiyaa' (kisah para Nabi dan Rasul), Ibnu Katsir menjelaskan, saat pembangunan Ka'bah hampir selesai, dan masih terdapat satu ruang kosong untuk menutupi temboknya, Ibrahim berkata kepada anaknya, Ismail AS, untuk mencari batu, agar ruang kosong itu bisa segera tertutupi.
''Pergilah engkau mencari sebuah batu yang bagus untuk aku letakkan di salah satu sudut Ka'bah sebagai penanda bagi manusia,'' ujar Nabi Ibrahim.
Ismail pergi dari satu bukit ke bukit lain untuk mencari batu yang paling baik. Ketika sedang mencari, malaikat Jibril datang pada Ismail AS dan memberinya sebuah batu hitam (Hajar Aswad) yang paling bagus. Dengan senang hati ia menerima batu itu dan segera membawa batu itu untuk diberikan pada ayahnya. Nabi Ibrahim AS pun gembira dan mencium batu itu beberapa kali.