Doa-doa Rasulullah di 10 Hari Terakhir Ramadhan
loading...
A
A
A
Allah subhanahu wa ta’ala juga menyebutkan tentang orang-orang beriman yang mana hati mereka itu mudah bergetar karena takut kepada Rabbnya dikarenakan,
أُولَئِكَ يُسَارِعُونَ فِي الْخَيْرَاتِ وَهُمْ لَهَا سَابِقُونَ
“Mereka itu bersegera untuk mendapat kebaikan-kebaikan, dan merekalah orang-orang yang segera memperolehnya.” (QS. Al-Mu’minun: 61)
2. Doa meminta kemampuan meninggalkan kemungkaran
Doa Rasulullah di sepuluh hari terakhir bulan Ramadhan yang kedua adalah,
وَتَرْكَ الْمُنْكَرَاتِ
“Ya Allah, sesungguhnya aku meminta-Mu kekuatan meninggalkan kemungkaran.”
Baik itu kemungkaran lisan, maupun anggota badan, baik itu dosa yang kecil maupun yang besar. Siapa yang ditetapkan Allah subhanahu wata’ala mampu meninggalkan kemungkaran maka akan dibukakan baginya kebaikan-kebaikan dan akan disibukkan dirinya dengan melakukan amal saleh.
Karena manakala seorang hamba tidak menyibukkan dirinya untuk mendapatkan kebaikan maka ia akan disibukkan untuk melakukan keburukan. Ibnu Rajab Al-Hanbali mengomentari dua bentuk doa ini dengan mengatakan:
“Permintaan atau doa itu mencakup semua bentuk kebaikan dan semua bentuk keburukan. Kebaikan itu mencakup semua yang dicintai Allah baik berupa perkataan ataupun perbuatan, baik yang wajib maupun yang sunnah. Kemungkaran itu mencakup semua yang dibenci oleh Allah subhanahu wata’ala dan yang dijauhi baik berupa perkataan maupun perbuatan.”
Beliau melanjutkan, “Maka barang siapa yang memperoleh apa yang dipintakan tersebut, dialah yang mendapatkan kebaikan dunia dan akhirat.”
3. Doa untuk mencintai orang-orang miskin
Doa Rasulullah:
وَحُبَّ الْمَسَاكِينِ
“Ya Allah, sesungguhnya aku meminta-Mu untuk mencintai orang-orang miskin.”
Cinta merupakan amalan hati. Jika cinta diarahkan untuk Allah subhanahu wata’ala maka ia menjadi ikatan iman paling kuat. Dari sahabat Abdullah bin ‘Abbas radhiyallahu ‘anhu, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda,
أَوْثَقُ عُرَى اْلإِيْمَانِ: الْمُوَالاَةُ فِي اللهِ، وَالْمُعَادَاةُ فِي اللهِ، وَالْحُبُّ فِي اللهِ، وَالْبُغْضُ فِي اللهِ
“Tali keimanan yang paling kokoh adalah loyalitas karena Allah dan memusuhi karena Allah, cinta karena Allah dan benci karena Allah.” (HR. Ath-Thabrani)
Dalam sabda beliau yang lain, dari hadis Abu Umamah radhiyallahu ‘anhu,
أُولَئِكَ يُسَارِعُونَ فِي الْخَيْرَاتِ وَهُمْ لَهَا سَابِقُونَ
“Mereka itu bersegera untuk mendapat kebaikan-kebaikan, dan merekalah orang-orang yang segera memperolehnya.” (QS. Al-Mu’minun: 61)
2. Doa meminta kemampuan meninggalkan kemungkaran
Doa Rasulullah di sepuluh hari terakhir bulan Ramadhan yang kedua adalah,
وَتَرْكَ الْمُنْكَرَاتِ
“Ya Allah, sesungguhnya aku meminta-Mu kekuatan meninggalkan kemungkaran.”
Baik itu kemungkaran lisan, maupun anggota badan, baik itu dosa yang kecil maupun yang besar. Siapa yang ditetapkan Allah subhanahu wata’ala mampu meninggalkan kemungkaran maka akan dibukakan baginya kebaikan-kebaikan dan akan disibukkan dirinya dengan melakukan amal saleh.
Karena manakala seorang hamba tidak menyibukkan dirinya untuk mendapatkan kebaikan maka ia akan disibukkan untuk melakukan keburukan. Ibnu Rajab Al-Hanbali mengomentari dua bentuk doa ini dengan mengatakan:
“Permintaan atau doa itu mencakup semua bentuk kebaikan dan semua bentuk keburukan. Kebaikan itu mencakup semua yang dicintai Allah baik berupa perkataan ataupun perbuatan, baik yang wajib maupun yang sunnah. Kemungkaran itu mencakup semua yang dibenci oleh Allah subhanahu wata’ala dan yang dijauhi baik berupa perkataan maupun perbuatan.”
Beliau melanjutkan, “Maka barang siapa yang memperoleh apa yang dipintakan tersebut, dialah yang mendapatkan kebaikan dunia dan akhirat.”
3. Doa untuk mencintai orang-orang miskin
Doa Rasulullah:
وَحُبَّ الْمَسَاكِينِ
“Ya Allah, sesungguhnya aku meminta-Mu untuk mencintai orang-orang miskin.”
Cinta merupakan amalan hati. Jika cinta diarahkan untuk Allah subhanahu wata’ala maka ia menjadi ikatan iman paling kuat. Dari sahabat Abdullah bin ‘Abbas radhiyallahu ‘anhu, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda,
أَوْثَقُ عُرَى اْلإِيْمَانِ: الْمُوَالاَةُ فِي اللهِ، وَالْمُعَادَاةُ فِي اللهِ، وَالْحُبُّ فِي اللهِ، وَالْبُغْضُ فِي اللهِ
“Tali keimanan yang paling kokoh adalah loyalitas karena Allah dan memusuhi karena Allah, cinta karena Allah dan benci karena Allah.” (HR. Ath-Thabrani)
Dalam sabda beliau yang lain, dari hadis Abu Umamah radhiyallahu ‘anhu,