3 Cara Menghadapi Badai Fitnah di Akhir Zaman

Minggu, 09 Mei 2021 - 18:07 WIB
loading...
3 Cara Menghadapi Badai Fitnah di Akhir Zaman
Pengasuh Ponpes Ash-Shidqu Kuningan Jawa Barat, Al-Habib Quraisy Baharun. Foto/ist
A A A
Al-Habib Dr Abu Bakar Al-Adni bin Ali Al-Masyhur pernah menyampaikan sebuah nasihat menghadapi terpaan badai fitnah di akhir zaman. Beliau mengingatkan kita agar berpegang teguh kepada 3 perkara.

Nasihat Dr Abu Bakar ini disampaikan kembali oleh Habib Quraisy Baharun dalam Jalsah Itsnain Majelis Rasulullah SAW Jawa Barat baru-baru ini. Untuk menghadapi dahsyatnya fitnah akhir zaman di mana seseorang beriman pagi harinya dan kafir di waktu petangnya, berikut iga hal yang harus diperhatikan.

1. At-Talaqqi
Yaitu belajar dengan seorang syaikh yang 'alim, sholeh dan mempunyai sanad ilmu yang jelas, dari guru ke guru, dari 'alim ke 'alim, dari syaikh ke syaikh, sampai kepada sumbernya ilmu yaitu S ayyiduna Muhammad صلى الله عليه وسلم.

At-Talaqqi ini tidak boleh didapatkan melalui media-media seperti radio, televisi, internet, media online, dan lain sebagainya. Akan tetapi, At-Talaqqi diperoleh dengan cara kita muwajahah dan musyafahah langsung di depan guru kita. Yang mana bila didapatkan suatu permasalahan agama maka guru kita menjadi tempat kembali untuk bertanya.

Lihatlah bagaimana orang-orang pada zaman dahulu tidak ada yang menggunakan teknologi yang namanya handphone atau smartphone, tetapi menghasilkan banyak ulama besar.

Sebagai contoh, Al-Habib Abdullah bin Umar As-Syatiri yang mempunyai 13 ribu murid di zamannya dan semuanya menjadi seorang Mufti.

2. At-Taraqqi
Yaitu peningkatan kualitas diri di hadapan Allah dengan berbagai macam bentuk ketaatan seperti sholat, zikir, tilawah, dan amalan ibadah lainnya. Semakin hari akan semakin meningkat dan semakin baik, bukan sebaliknya yang semakin menurun.

Bagi mereka yang saat ini belum mendapatkan seorang guru atau syeikh yang dapat membimbingnya maka dianjurkan untuk memperbanyak membaca sholawat kepada Sayyidina صلى الله عليه وسلم.

Sholawat kepada Rasulullah صلى الله عليه وسلم merupakan guru bagi orang-orang yang belum mempunyai guru di dalam kehidupannya. Di saat yang bersamaan ia pun mesti berusaha untuk mencari guru bagi dirinya.

Ketahuilah bahwa menimba ilmu agama itu bukan melalui media seperti siaran radio, televisi, atau media online. Boleh kita mengikuti dan menimba ilmu melalui media-media itu asalkan kita mampu menjaga diri dengan benar sehingga tidak terjerumus di dalam faham-faham di luar Ahlus Sunnah Wal Jama’ah.

Pastikan media tersebut jelas bersumber dari kalangan Ahlus Sunnah Wal Jamaah. Namun, perlu diperhatikan belajar ilmu agama melalui media seperti ini bukanlah merupakan bentuk At-Talaqqi. Sifatnya hanya sebagai penambahan saja.

3. At-Tawaqqi
Yaitu menjaga atau penjagaan diri dari berbagai bentuk kemungkaran atau kemaksiatan. Penjagaan diri ini hanya boleh dilakukan apabila sudah melewati At-Talaqqi atau sudah berguru. Kita tidak dapat menjaga diri dan meningkatkan ibadah kalau tidak ada guru.

Dengan tidak mempunyai guru akan memudahkan terkena badai fitnah akhir zaman kerana ia tidak mempunyai panutan atau pegangan di dalam hidupnya yang dapat menuntunnya ke jalan Allah.

Untuk itulah sebagai seorang Muslim perlu untuk mempunyai kekuatan dan hubungan dengan orang-orang soleh yakni para guru dan masyaikh yang jelas sanadnya.

Wallahu A'lam

(rhs)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.1181 seconds (0.1#10.140)