Urgensi Niat (3): Tiga Macam Amal yang Wajib Kita Jaga
loading...
A
A
A
Afaf Baharits
Istri Eks Dubes Saudi Arabia untuk Indonesia
Amal kita terbagi kepada tiga macam, yaitu (1) amal hati; (2) amal anggota tubuh; dan (3) amal lisan. Adapun niat merupakan bagian dari amal hati, karenanya dia disebut sepertiga amal.
Sekalipun sepertiga amal, namun niat yang menjadi fokus penting sebuah amal diterima dan ditolak Allah. Niat ini bukan ilmu teori tapi ilmu praktis, seakan-akan niat memanggil kita, karnanya niat orang beriman lebih baik dari amalnya, karna niat yang benar saja sudah bernilai pahala.
Sebelum lebih jauh membahas niat penting untuk diingatkan tentang kebutuhan kita akan hadirnya para nabi, seperti yang dikatakan imam Ibnul Qayyim bahwa kebutuhan kita akan para Nabi melebihi kebutuhan jasad terhadap ruh, atau kebutuhan cahaya bagi mata untuk melihat, karena tidak akan ada ruh dan cahaya tanpa mengenal Allah.
Kita pun tidak bisa mengenal Allah tanpa para Nabi. Mengenal Allah tanpa para Nabi itu mustahil tercapai. Mengenal Allah adalah rahasia kehidupan, siapa yang tidak mengenal Allah maka dia seperti orang mati ditengah makhluk hidup. Kitapun harus sadar bahwa ada hubungan erat antara kisah-kisah dan sejarah para nabi dengan segala lini kehidupan kita.
Saya tidak akan membahas sejarah semua para Nabi. Saya hanya ingin fokus kepada Nabi suri teladan kita, dimana kita diperintahkan untuk meneladani dan mengikutinya, beliau Muhammad shallallahu 'alaihi wasallam.
Ada banyak pembahasan tentang niat namun saya akan membahasnya dari beberapa segi, yang pertama sekali adalah beberapa tujuan yang tercermin dari sejarah perjuangan Rasulullah.
Yakin dan Istiqamah
Hal ini penting, keyakinan tanpa konsistensi maka akan mudah pudar dan goyang, untuk istiqamah yang dinamis harus dibangun di atas keyakinan yang kokoh.
Saya yakin ketika kita belajar sejarah Rasulullah dan para sahabat kita dapat banyak mengambil pelajaran, dapat melihat mana yang salah dan benar, untuk bisa kita terapkan dalam kehidupan bermasyarakat dan berbangsa kita.
Lebih dari itu kita harus terus belajar dari banyak guru dengan spesialisasinya masing-masing, seperti tafsir, sejarah, fikih, akhlak, dan lain sebagainya, semua itu akan saling melengkapi ilmu dan wawasan kita, dengan demikian keyakinan kita semakin kokoh.
Segala Sesuatu Butuh Niat
Dalam pernikahan butuh niat, menikahkan anak-anak kita butuh niat, memberi makan anak-anak kita butuh niat. Berbenah rumah butuh niat, mengunjungi sanak family butuh niat, menyapu jalan depan rumah kitapun butuh niat, menghidupkan lampu atau penerangan jalan depan rumah kita pun butuh niat.
Maka jangan sia-siakan semua aktivitas keseharian kita yang baik itu tanpa niat, agar kita mendulang pahala di setiap aktifitas kita yang beragam itu. Niat sangat penting karena dia sepertiga amal kita. Ketika berniat menyenangkan saudara kita, itupun berpahala besar.
(Bersambung)!
Penerjemah: Ustaz Mukhlis Mukti Al-Mughni
Istri Eks Dubes Saudi Arabia untuk Indonesia
Amal kita terbagi kepada tiga macam, yaitu (1) amal hati; (2) amal anggota tubuh; dan (3) amal lisan. Adapun niat merupakan bagian dari amal hati, karenanya dia disebut sepertiga amal.
Sekalipun sepertiga amal, namun niat yang menjadi fokus penting sebuah amal diterima dan ditolak Allah. Niat ini bukan ilmu teori tapi ilmu praktis, seakan-akan niat memanggil kita, karnanya niat orang beriman lebih baik dari amalnya, karna niat yang benar saja sudah bernilai pahala.
Sebelum lebih jauh membahas niat penting untuk diingatkan tentang kebutuhan kita akan hadirnya para nabi, seperti yang dikatakan imam Ibnul Qayyim bahwa kebutuhan kita akan para Nabi melebihi kebutuhan jasad terhadap ruh, atau kebutuhan cahaya bagi mata untuk melihat, karena tidak akan ada ruh dan cahaya tanpa mengenal Allah.
Kita pun tidak bisa mengenal Allah tanpa para Nabi. Mengenal Allah tanpa para Nabi itu mustahil tercapai. Mengenal Allah adalah rahasia kehidupan, siapa yang tidak mengenal Allah maka dia seperti orang mati ditengah makhluk hidup. Kitapun harus sadar bahwa ada hubungan erat antara kisah-kisah dan sejarah para nabi dengan segala lini kehidupan kita.
Saya tidak akan membahas sejarah semua para Nabi. Saya hanya ingin fokus kepada Nabi suri teladan kita, dimana kita diperintahkan untuk meneladani dan mengikutinya, beliau Muhammad shallallahu 'alaihi wasallam.
Ada banyak pembahasan tentang niat namun saya akan membahasnya dari beberapa segi, yang pertama sekali adalah beberapa tujuan yang tercermin dari sejarah perjuangan Rasulullah.
Yakin dan Istiqamah
Hal ini penting, keyakinan tanpa konsistensi maka akan mudah pudar dan goyang, untuk istiqamah yang dinamis harus dibangun di atas keyakinan yang kokoh.
Saya yakin ketika kita belajar sejarah Rasulullah dan para sahabat kita dapat banyak mengambil pelajaran, dapat melihat mana yang salah dan benar, untuk bisa kita terapkan dalam kehidupan bermasyarakat dan berbangsa kita.
Lebih dari itu kita harus terus belajar dari banyak guru dengan spesialisasinya masing-masing, seperti tafsir, sejarah, fikih, akhlak, dan lain sebagainya, semua itu akan saling melengkapi ilmu dan wawasan kita, dengan demikian keyakinan kita semakin kokoh.
Segala Sesuatu Butuh Niat
Dalam pernikahan butuh niat, menikahkan anak-anak kita butuh niat, memberi makan anak-anak kita butuh niat. Berbenah rumah butuh niat, mengunjungi sanak family butuh niat, menyapu jalan depan rumah kitapun butuh niat, menghidupkan lampu atau penerangan jalan depan rumah kita pun butuh niat.
Maka jangan sia-siakan semua aktivitas keseharian kita yang baik itu tanpa niat, agar kita mendulang pahala di setiap aktifitas kita yang beragam itu. Niat sangat penting karena dia sepertiga amal kita. Ketika berniat menyenangkan saudara kita, itupun berpahala besar.
(Bersambung)!
Penerjemah: Ustaz Mukhlis Mukti Al-Mughni
(rhs)