Nabi Ibrahim Ditanya Tentang Sakaratul Maut, Begini Kata Beliau
loading...
A
A
A
Nabi Ibrahim 'alahissalam adalah satu dari lima 5 Rasul pilihan yang digelari Ulul 'Azmi. Beliau juga dikenal dengan khalilullah (kesayangan Allah).
Ada satu kisah beliau yang sangat menggetarkan hati ketika Nabi Ibrahim ditanya tentang Sakaratul Maut. Hal ini diceritakan oleh Dai yang juga Founder Syameela Ustaz Oemar Mita dalam satu tausiyahnya di IG @oemar_mita, belum lama ini.
Diriwayatkan, tatkala Nabi Ibrahim wafat, Allah Ta'ala berfirman kepadanya. "Bagaimana kamu mendapatkan sakitnya kematian, wahai kekasihku? Ibrahim menjawab, "Bagaikan besi yang dibakar lalu ditujukan pada bulu-bulu basah, kemudian ditarik. "Allah berfirman: 'Padahal Aku telah meringankannya kepadamu."
Manusia pada hari itu benar-benar kepayahan. Saat kepedihan Malaikat pencabut nyawa menyerang ruh, rasanya akan menenggelamkan semuanya. Ruhlah yang ditarik dari badan.
Dicerabut dari tiap urat badan, ditarik perlahan dari urat syaraf, dari sendi-sendi, dari pokok setiap rambut dan kulit dari ujung kepala hingga tapak kaki. Tergambar betapa menyakitkannya.
Jika saja ia mampu berteriak, maka ia akan berteriak karena rasa sakitnya. Namun ia tidak sanggup. Jika tersisa kekuatan pada seseorang yang dicabut nyawanya, tentu ia akan mengerahkan semua kekuatan untuk menahan rasa sakit.
Kepedihan itu semakin dalam menuju dua biji mata, naik terus ke pelupuknya. Kedua bibir sudah mengkerut.
Anak jemarinya berubah menjadi kehijau-hijauan. Jika satu urat saja ditarik, sakitnya pun akan luar biasa. Apalagi ruh diangkat dari setiap inchi urat tanpa kecuali.
Lalu setiap anggota badan dari seluruh anggota badan mati secara bertahap. Dinginlah kedua tapak kakinya, lalu ke betisnya kemudian menjalar ke pahanya, kemudia terpejamlah penglihatan pada dunia.
"Tidak ada yang lebih baik dibandingkan menyambut kepedihan sakaratul maut dengan terus tegap di atas iman. Karena kita tak pernah lagi tahu kapankah sakaratul maut itu akan bertamu," demikan Ustaz Oemar Mita mengingatkan kita agar banyak beramal saleh sebelum datangnya kematian.
Wallahu A'lam
Ada satu kisah beliau yang sangat menggetarkan hati ketika Nabi Ibrahim ditanya tentang Sakaratul Maut. Hal ini diceritakan oleh Dai yang juga Founder Syameela Ustaz Oemar Mita dalam satu tausiyahnya di IG @oemar_mita, belum lama ini.
Diriwayatkan, tatkala Nabi Ibrahim wafat, Allah Ta'ala berfirman kepadanya. "Bagaimana kamu mendapatkan sakitnya kematian, wahai kekasihku? Ibrahim menjawab, "Bagaikan besi yang dibakar lalu ditujukan pada bulu-bulu basah, kemudian ditarik. "Allah berfirman: 'Padahal Aku telah meringankannya kepadamu."
Manusia pada hari itu benar-benar kepayahan. Saat kepedihan Malaikat pencabut nyawa menyerang ruh, rasanya akan menenggelamkan semuanya. Ruhlah yang ditarik dari badan.
Dicerabut dari tiap urat badan, ditarik perlahan dari urat syaraf, dari sendi-sendi, dari pokok setiap rambut dan kulit dari ujung kepala hingga tapak kaki. Tergambar betapa menyakitkannya.
Jika saja ia mampu berteriak, maka ia akan berteriak karena rasa sakitnya. Namun ia tidak sanggup. Jika tersisa kekuatan pada seseorang yang dicabut nyawanya, tentu ia akan mengerahkan semua kekuatan untuk menahan rasa sakit.
Kepedihan itu semakin dalam menuju dua biji mata, naik terus ke pelupuknya. Kedua bibir sudah mengkerut.
Anak jemarinya berubah menjadi kehijau-hijauan. Jika satu urat saja ditarik, sakitnya pun akan luar biasa. Apalagi ruh diangkat dari setiap inchi urat tanpa kecuali.
Lalu setiap anggota badan dari seluruh anggota badan mati secara bertahap. Dinginlah kedua tapak kakinya, lalu ke betisnya kemudian menjalar ke pahanya, kemudia terpejamlah penglihatan pada dunia.
"Tidak ada yang lebih baik dibandingkan menyambut kepedihan sakaratul maut dengan terus tegap di atas iman. Karena kita tak pernah lagi tahu kapankah sakaratul maut itu akan bertamu," demikan Ustaz Oemar Mita mengingatkan kita agar banyak beramal saleh sebelum datangnya kematian.
Wallahu A'lam
(rhs)