Inilah Talbis Iblis Terhadap Kaum Khawarij

Jum'at, 20 Agustus 2021 - 06:52 WIB
loading...
Inilah Talbis Iblis Terhadap Kaum Khawarij
ilustrasi. Foto istimewa
A A A
Khawarij adalah salah satu dari 72 golongan yang dikabarkan Nabi Shallallahu ‘Alaihi wa sallam akan muncul di tengah-tengah umat. Tentang ini, Ibnul Jauzi menjelaskan kepada kita bagaimana iblis menyesatkan kelompok tersebut dari jalan yang benar. Ibnul Jauzi juga menyebutkan, tokoh Khawarij, yaitu orang yang paling buruk di kalangan mereka, pencetus pertamanya adalah orang yang dijuluki Dzul Khuwaishirah.



Bagaimana sebenarnya cara iblis menyesatkan mereka? Ustadz Abu Ihsan Al-Atsaary dalam ceramah dan kajian Islam ilmiah yang ditayangkan kanal muslim Rodja baru-baru ini menjelaskan bagaimana talbis iblis terhadap kaum khawarij ini. Berikut uraiannya:

Diriwayatkan dari Abu Sa’id Al-Khudri, ia bercerita bahwa ‘Ali bin Abi Thalib Radhiyallahu ‘Anhu mengutus seseorang untuk menyerahkan emas dari Yaman kepada Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam dalam sebuah wadah kulit yang di samak namun belum dibersihkan dari debunya.

Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam menerima emas itu lalu membagikan kepada empat sahabat; Zaid Al-Khair, Aqra’ bin Habis, Uyainah bin Hisn dan Alqamah bin Ulatsah atau Amir bin Ath-Thufail (perawi yang meriwayatkan hadis ini ragu apakah ini atau itu). Namun sebagian sahabat, termasuk juga orang-orang Anshar dan lain-lain merasa kurang setuju atas penyerahan harta itu.



Maka Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam berkata kepada mereka: “Tidakkah kalian percaya kepadaku, padahal aku orang kepercayaan Allah yang ada di langit, datang kepadaku berita langit pagi dan petang.”

Wahyu turun kepada beliau setiap saat, artinya kalau itu salah Nabi akan ditegur. Dan Nabi melakukan itu bukan dengan hawa nafsu, tapi wahyu yang diturunkan kepada beliau.

Maka para sahabat (termasuk kaum Anshar) menerima perkataan Nabi Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam, kalau Nabi sudah mengatakan sesuatu maka sami’na wa atha’na. Inilah iman para sahabat yang mulia, termasuk didalamnya Muhajirin dan Anshar.



Akan tetapi ada seseorang yang belum bisa menerima, walaupun Nabi Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam sudah mengucapkan kata-kata itu. Disaat demikian Nabi Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam didatangi seorang laki-laki yang bermata cekung, menonjol bagian atas kedua pipinya, menyembul dahinya, lebat jenggotnya, menyingsingkan sarungnya, botak kepalanya. Lalu dia berkata: “Wahai Rasulullah, takutlah engkau kepada Allah.”

Maka Nabi Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam mengangkat wajah beliau kearah orang itu dan berkata: “Celaka kamu, bukankah di muka bumi ini orang yang paling takut kepada Allah adalah aku?”

Tidak lama berselang, laki-laki itu pun menjauh. Maka Khalid yang berada di dekat Nabi berkata: “Wahai Rasulullah, bolehkah aku memenggal leher orang itu?” Maka Nabi menjawab: “Tidak, barangkali dia masih mengerjakan sholat.”



Maka Khalid mengatakan: “Sungguh banyak orang yang sholat namun mengucapkan apa yang tidak ada dalam hatinya.” Maka Nabi berkata kepada Khalid: “Aku tidaklah diutus untuk mengoyak hati manusia atau membelah perut mereka.” Kemudian Nabi memandangi laki-laki itu saat dia berpaling, dan Nabi pun berkata:

إنه سيخرج من ضئضئ هذا قوم يقرؤون القرآن لا يجاوز حناجرهم

“Sungguh akan muncul dari anak keturunan orang ini satu kaum, mereka membaca Al-Qur’an tapi bacaan itu tidak melewati kerongkongan mereka.”

Mereka membaca Al-Qur’an tapi tidak mereka pahami. Artinya itu hanyalah bacaan di bibir saja. Ini musibah ketika seseorang mengambil ayat dari Al-Qur’an sebagai dalil atas apa yang dilakukannya namun dia tidak paham terhadap ayat itu. Dia gunakan ayat itu untuk membenarkan perbuatannya dan dia tidak tahu apa maksud dari ayat itu.



Kemudian Nabi Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam mengatakan akibat yang sangat buruk dari menggunakan dalil-dalil syar’i tapi salah dalam memahaminya.
Halaman :
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.5960 seconds (0.1#10.140)