Doa Husnul Khatimah yang Sering Dibaca Para Wali
loading...
A
A
A
Husnul Khatimah (wafat dengan akhir yang baik) adalah dambaan semua orang. Salah satu keutamaan berdoa memohon husnul khatimah yaitu menyebabkan setan putus asa dan merasa celaka.
Dalam Al-Qur'an kita diajarkan beberapa kalimat doa husnul khatimah yang sering dibaca usai sholat, di antaranya Surat Ali Imran Ayat 193:
رَبَّنَا فَاغْفِرْ لَنَا ذُنُوبَنَا وَكَفِّرْ عَنَّا سَيِّئَاتِنَا وَتَوَفَّنَا مَعَ الْأَبْرَارِ
"Ya Rabb kami, ampunilah bagi kami dosa-dosa besar kami, hapuskanlah dari kami dosa-dosa kecil kami, dan wafatkanlah kami beserta orang-orang yang senantiasa berbuat kebajikan."
Kemudian Surat Al-A'raf Ayat 126:
رَبَّنَا أَفْرِغْ عَلَيْنَا صَبْرًا وَتَوَفَّنَا مُسْلِمِينَ
"Ya Rabb kami, limpahkanlah kesabaran kepada kami dan wafatkanlah kami dalam keadaan muslim (berserah diri kepada-Mu)."
Selain doa di atas, ada satu doa yang sering diamalkan para Wali. Ulama besar Yaman, Al-Habib Umar bin Hafizh berpesan jangan pernah lepas membaca doa ini dalam sehari-semalam. Doa ini cukup pendek, namun fadhillahnya sangat besar.
Ya Allah Biha Ya Allah Biha, Ya Allah Bihusnil-Khatimah.
Artinya:
Wahai Allah, dengan mereka (Ahlul Bait), wahai Allah dengan mereka, wahai Allah, berilah akhir yang baik (Husnul Khothimah)
Doa ini termasuk doanya para wali-wali Allah (kekasih Allah). Doa ini merupakan puncaknya doa, oleh karenanya jangan pernah lepas untuk mengamalkannya.
Dikisahkan, dahulu di Mesir ada seorang saleh dan tekun beribadah, namun tidak pernah membaca doa ini karena merasa amalnya sudah banyak. Namun yang terjadi, di akhir usianya beliau murtad dan akhirnya wafat dalam keadaan su'ul khatimah (na'udzubillahi min dzalik).
Para Wali-wali Allah di Tarim Hadhramaut Yaman yang mengetahui kisah ini termasuk Shahibul Ratib Habib Abdullah bin Alwi Al-Haddad sangat sedih mendengar kisah ini sehingga beliau mendawamkannya (istiqamah) menjadikannya sebagai wirid harian pada Ratib Al-Haddad.
Dalam Al-Qur'an kita diajarkan beberapa kalimat doa husnul khatimah yang sering dibaca usai sholat, di antaranya Surat Ali Imran Ayat 193:
رَبَّنَا فَاغْفِرْ لَنَا ذُنُوبَنَا وَكَفِّرْ عَنَّا سَيِّئَاتِنَا وَتَوَفَّنَا مَعَ الْأَبْرَارِ
"Ya Rabb kami, ampunilah bagi kami dosa-dosa besar kami, hapuskanlah dari kami dosa-dosa kecil kami, dan wafatkanlah kami beserta orang-orang yang senantiasa berbuat kebajikan."
Kemudian Surat Al-A'raf Ayat 126:
رَبَّنَا أَفْرِغْ عَلَيْنَا صَبْرًا وَتَوَفَّنَا مُسْلِمِينَ
"Ya Rabb kami, limpahkanlah kesabaran kepada kami dan wafatkanlah kami dalam keadaan muslim (berserah diri kepada-Mu)."
Selain doa di atas, ada satu doa yang sering diamalkan para Wali. Ulama besar Yaman, Al-Habib Umar bin Hafizh berpesan jangan pernah lepas membaca doa ini dalam sehari-semalam. Doa ini cukup pendek, namun fadhillahnya sangat besar.
يَا اللهُ بِهَا يَا اللهُ بِهَا يَا اللهُ بِحُسْن الخَاتِمَةِ
Ya Allah Biha Ya Allah Biha, Ya Allah Bihusnil-Khatimah.
Artinya:
Wahai Allah, dengan mereka (Ahlul Bait), wahai Allah dengan mereka, wahai Allah, berilah akhir yang baik (Husnul Khothimah)
Doa ini termasuk doanya para wali-wali Allah (kekasih Allah). Doa ini merupakan puncaknya doa, oleh karenanya jangan pernah lepas untuk mengamalkannya.
Dikisahkan, dahulu di Mesir ada seorang saleh dan tekun beribadah, namun tidak pernah membaca doa ini karena merasa amalnya sudah banyak. Namun yang terjadi, di akhir usianya beliau murtad dan akhirnya wafat dalam keadaan su'ul khatimah (na'udzubillahi min dzalik).
Para Wali-wali Allah di Tarim Hadhramaut Yaman yang mengetahui kisah ini termasuk Shahibul Ratib Habib Abdullah bin Alwi Al-Haddad sangat sedih mendengar kisah ini sehingga beliau mendawamkannya (istiqamah) menjadikannya sebagai wirid harian pada Ratib Al-Haddad.
(rhs)