Kesantunan Rasulullah SAW dalam Berbahasa Menyangkut Masalah Tabu

Jum'at, 03 September 2021 - 19:21 WIB
loading...
A A A
Pelajaran ini terdapat dalam ungkapan ‘dan ia mengajaknya berbicara’, padahal makna yang dimaksud adalah, wanita itu minta dirinya untuk berbuat kekejian (zina) dengannya”. Nabi cukup menjelaskannya dengan ‘dan ia mengajaknya berbicara'[Bahjatu an Nufus (4/46)].

Begitu juga saat Rasulullah menyebutkan salah satu golongan dari tujuh golongan yang nantinya mendapatkan naungan pada hari saat tidak ada naungan selain naungan Allah, yaitu pemuda yang diajak berzina oleh seorang wanita berparas cantik lagi berstatus sosial tinggi, Beliau SAW mengatakan dengan ungkapan:

وَرَجُلٌ طَلَبَتْهُ امْرَأَةٌ ذَاتُ مَنْصِبٍ وَجَمَالٍ فَقَالَ إِنِّي أَخَافُ اللَّهَ

dan seorang pemuda yang diminta oleh seorang wanita yang memiliki kedudukan dan kecantikan, tetapi ia mengatakan “aku takut kepada Allah”. (HR al Bukhari no. 660).

Ibnu Abi Jamrah mengatakan, di antara pelajaran yang dikandung (hadits ini), sesuai dengan petunjuk sunnah, (yaitu) menggunakan kata kiasan untuk sesuatu yang buruk menurut syariat dan menjauhi untuk menyebutkannya langsung.

Ini diambil dari sabda beliau “diminta oleh seorang wanita”, padahal yang dimaksud adalah ajakan untuk berzina, dan Beliau tidak mengatakannya dengan terus-terang.

(mhy)
Halaman :
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.2274 seconds (0.1#10.140)