Bahaya Membuka Aurat dan Keutamaan Memakai Hijab

Minggu, 05 September 2021 - 17:31 WIB
loading...
Bahaya Membuka Aurat...
Perempuan yang konsisten menjaga aurat dan kehormatannya ketika di dunia akan mendapat balasan surga. Foto/Ist
A A A
Menutup aurat adalah kewajiban bagi setiap muslim laki-laki dan perempuan. Bagi perempuan muslim, batasan aurat mereka adalah sebagaimana dijelaskan dalam Hadis berikut.

يَا أَسْمَاءُ إِنَّ الْمَرْأَةَ إِذَا بَلَغَتِ الْمَحِيضَ لَمْ يَصْلُحْ أَنْ يُرَى مِنْهَا إِلَّا هَذَا وَهَذَا

"Wahai Asma! Sesungguhnya wanita jika sudah baligh maka tidak boleh nampak dari anggota badannya kecuali ini dan ini (beliau mengisyaratkan ke muka dan telapak tangan)." (HR Abu Dawud No 4104 dan Al-Baihaqi No 3218)

Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam juga bersabda: "Fathimah bagian dariku. Barangsiapa menggembirakan hatinya, maka ia telah menggembirakan hatiku. Dan barangsiapa menyusahkan hatinya, maka berarti ia telah menyusahkan hatiku."

Dalam hadis lain, Nabi mengingatkan tentang bahaya mengumbar aurat. Dari Abu Hurairah radhiyallahu 'anhu, berkata Rasulullah bersabda:

صِنْفَانِ مِنْ أَهْلِ النَّارِ لَمْ أَرَهُمَا قَوْمٌ مَعَهُمْ سِيَاطٌ كَأَذْنَابِ الْبَقَرِ يَضْرِبُونَ بِهَا النَّاسَ وَنِسَاءٌ كَاسِيَاتٌ عَارِيَاتٌ مُمِيلاَتٌ مَائِلاَتٌ رُءُوسُهُنَّ كَأَسْنِمَةِ الْبُخْتِ الْمَائِلَةِ لاَ يَدْخُلْنَ الْجَنَّةَ وَلاَ يَجِدْنَ رِيحَهَا وَإِنَّ رِيحَهَا لَيُوجَدُ مِنْ مَسِيرَةِ كَذَا وَكَذَا

"Ada dua golongan dari penduduk neraka yang belum pernah aku lihat: (1) Suatu kaum yang memiliki cambuk seperti ekor sapi untuk memukul manusia dan (2) Para wanita yang berpakaian tapi telanjang, berlenggak-lenggok, kepala mereka seperti punuk unta yang miring. Wanita seperti itu tidak akan masuk surga dan tidak akan mencium baunya, walaupun baunya tercium selama perjalanan sekian dan sekian." (HR Muslim No 2128)

Habib Hadi Alaydrus mengatakan, wanita itu sangat mulia bagaikan intan berlian, apabila ia diatur atau disusun dengan baik maka akan kelihatan indah. Namun bila ia tidak tersusun dengan baik maka kelihatan jelek.

Dalam hal ini Allah meninggikan derajat seorang wanita dengan jalan seorang wanita supaya dapat menjaga dirinya benar-benar karena wanita itu adalah aurat (mulai ujung rambut mulai ujung kaki).

Di zaman modern ini banyak dari kaum wanita melecehkan dirinya sendiri. Ia tidak tahu bagaimana menjaga dirinya agar terlihat anggun dan tidak diganggu oleh para lelaki. Padahal panutan kita adalah Rasulullah SAW dan Sayyidatina Fathimah Azzahra radhiyallahu 'anha.

Ketika para sahabat ditanya oleh Rasulullah SAW, Apakah yang terbaik bagi wanita? Mereka tidak ada yang bisa menjawab, akhirnya Sayyidatina Fathimah menjawab: "Sebaik-baik wanita adalah tidak melihat laki-laki dan tidak dilihat oleh laki-laki."

Masalah aurat ini juga disebut dalam Al-Quran yaitu Surat Al-Ahzab 59 dan An-Nur ayat 31. Artinya: "Hai Nabi, katakanlah kepada istrimu, anak-anak perempuanmu dan istri-istri orang mu’min, hendaklah mereka mengulurkan jilbabnya ke seluruh tubuh mereka. Yang demikian itu supaya mereka lebih untuk dikenal, karena itu mereka tidak diganggu dan Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang."

Yang di maksud jilbab di sini adalah sejenis baju kurung yang lapang yang dapat menutup kepala, muka dan dada. Dan di dalam surat yang kedua artinya : "Katakanlah kepada orang beriman: hendaklah mereka menahan perhiasannya kecuali (biasa) nampak dari padanya. Dan hendaklah mereka menutup kain kudung ke dadanya."

Setelah ayat hijab ini turun maka seluruh wanita di Madinah langsung memakai hijab sampai-sampai tidak tahu mereka itu berjalan ke depan atau ke belakang. Salah seorang sahabat juga pernah bertanya kepada Rasulullah SAW, bagaimanakah apabila saya melihat seorang wanita Ya Rasulullah ? maka Rasulullah menjawab: "palingkan mukamu!"

Nah, dari sini kita bisa mengambil kesimpulan bahwa palingkan mukamu berarti itu haram untuk dilihat. Kalau sudah haram untuk dilihat berarti itu adalah aurat, kalau sudah aurat maka wajib untuk ditutup.

Wanita zaman dahulu sangat benar-benar menjaga dirinya, sampai-sampai mereka mendapatkan maqam yang tinggi di sisih Allah sebagai Waliyah-Waliyah Allah.

"Bila kita mengetahui cerita wanita-wanita shalihah zaman dulu kita akan menangis karena pribadi dan sifat mereka yang sangat mulia serta hati mereka yang sangat bersih. Generasi saat ini banyak tertipu dengan budaya-budaya dari barat," kata Habib Hadi.

Bagi ibu-ibu yang anaknya ingin memakai cadar atau hijab hendaknya didukung, jangan sampai ibu melarang mereka. Apabila Ibu belum sanggup untuk memakainya, maka anak Ibu yang menggantikannya dan meneruskan jejak Fathimah Azzahra. Semoga Allah memberi kita hidayah agar dapat menjaga kehormatan dan menutup aurat dengan sempurna.

(rhs)
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.2595 seconds (0.1#10.140)