2 Amalan Ini Dapat Membersihkan Hati yang Berkarat
loading...
A
A
A
Di dalam jasad manusia terdapat segumpal daging. Jika ia baik, maka baik pula seluruh jasad. Jika ia rusak, maka rusak pula seluruh jasad. Ketahuilah bahwa ia adalah hati. Apabila hati kita baik (bersih) maka baik pula iman dan amalnya.
Dalam satu hadis, Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam pernah berkata bahwa hati manusia dapat berkarat sebagaimana berkaratnya besi. (Baca Juga: Inilah Ayat yang Lebih Dicintai Rasulullah dari Seisi Bumi)
عَنِ ابن عُمَرَ رَضَيِ اللٌهُ عَنهُمَا قَالَ: قَالَ رَسُولُ اللٌهِ صَلَيِ عَلَيهِ وَسَلٌمَ اِنٌ هذِهِ القُلُوبَ تَصدَأ الحَدِيدُ اِذَا أصَابَهُ المَاءُ، قِيلَ يَارَسُولَ اللٌهِ وَمَا جِلآوُهَا ؟ قَالَ كَثُرَةُ ذِكرِ الَموتِ وَتلآوَةُ القُرانِ. (رواه البيهقي في شعب الإيمان)
Dari Abdullah bin Umar radhiallahu'anhuma berkata bahwa Rasulullah SAW bersabda, "Sesungguhnya hati ini dapat berkarat sebagaimana berkaratnya besi bila terkena air." Beliau ditanya "Wahai Rasulullah , bagaimana cara membersihkannya?" Rasulullah bersabda, "Memperbanyak mengingat maut dan membaca Al-Qur'an ." (HR. Al-Baihaqi)
Dalam Kitab Fadhail Qur'an karya Syeikh Maulana Zakariyya Al-Kandahlawy dijelaskan, penyebab hati berkarat adalah banyaknya dosa dan lalai dari dzikrullah. Dengan memperbanyak membaca Al-Qur'an dan mengingat maut, hati akan menjadi bersinar kembali.
Hati itu bagaikan cermin, semakin kotor cermin itu maka semakin redup sinar makrifat yang dipantulkannya. Sebaliknya, semakin bersih cermin itu, semakin terang pantulan sinar makrifatnya. Karena itu, barangsiapa terperosok ke dalam godaan nafsu maksiat dan tipu daya setan, maka ia jauh dari makrifatullah.
Untuk membersihkan hati yang kotor, para ulama suluk (tasawuf) menganjurkan agar melakukan mujahadah dalam riyadhah, dzikrullah, dan beribadah. Disebutkan dalam beberapa hadis, apabila seseorang hamba berbuat dosa, maka muncullah satu titik hitam di hatinya. Jika ia sungguh-sungguh bertaubat, maka akan muncul titik hitam lainnya, dan demikianlah seterusnya. (Baca Juga: 40 Hadis Keutamaan Al-Qur'an (1))
Jika dosa yang dilakukannya begitu banyak, maka hati akan menjadi hitam sehingga hilanglah keinginan untuk beramal saleh. Bahkan hati selalu condong ke arah kejahatan. Al-Qur'an telah menyebutkan tentang hal ini dalam ayat: "Sekali-kali tidak, sebenarnya apa yang selalu mereka usahakan itu menutup hati mereka". (QS. Al Muthaffifin [83]: 14)
Rasulullah SAW bersabda, "Aku tinggalkan pada kalian dua nasihat, yang satu berbicara, dan yang lain diam. Yang berbicara adalah Al-Qur'an dan yang diam adalah mengingat maut."(Baca Juga: 5 Obat Hati yang Jarang Diketahui Manusia)
Nasihat-nasihat beliau itu akan bernilai bagi mereka yang siap menerima dan menganggapnya penting. Sedangkan bagi mereka yang menilai bahwa agama itu tidak berharga dan hanya menghalangi kemajuan. Tentu ia tidak akan mempedulikan nasihat tersebut, apalagi mengamalkannya.
Imam Hasan Al-Bashri berkata: "Orang-orang dahulu memahami Al-Qur'an itu sebagai firman Allah. Sepanjang malam mereka sibuk bertafakkur dan bertadabbur terhadap Al-Qur'an (memikirkan isi kandungan Al-Qur'an), dan sepanjang harinya mereka sibuk mengamalkannya. Sedangkan kalian hanya memperlihatkan huruf, fathah, dan dhamahnya, tanpa menganggapnya sebagai firman Allah, sehingga tidak pernah mentafakkuri dan mentadabburinya".
Semoga kita diberi taufik agar dapat mengamalkan Al-Qur'an dan senantiasa mengingat mati.(Baca Juga: Ustaz Adi Hidayat Ajarkan 2 Cara Cepat Mendapatkan Hidayah)
Wallahu Ta'ala A'lam
Dalam satu hadis, Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam pernah berkata bahwa hati manusia dapat berkarat sebagaimana berkaratnya besi. (Baca Juga: Inilah Ayat yang Lebih Dicintai Rasulullah dari Seisi Bumi)
عَنِ ابن عُمَرَ رَضَيِ اللٌهُ عَنهُمَا قَالَ: قَالَ رَسُولُ اللٌهِ صَلَيِ عَلَيهِ وَسَلٌمَ اِنٌ هذِهِ القُلُوبَ تَصدَأ الحَدِيدُ اِذَا أصَابَهُ المَاءُ، قِيلَ يَارَسُولَ اللٌهِ وَمَا جِلآوُهَا ؟ قَالَ كَثُرَةُ ذِكرِ الَموتِ وَتلآوَةُ القُرانِ. (رواه البيهقي في شعب الإيمان)
Dari Abdullah bin Umar radhiallahu'anhuma berkata bahwa Rasulullah SAW bersabda, "Sesungguhnya hati ini dapat berkarat sebagaimana berkaratnya besi bila terkena air." Beliau ditanya "Wahai Rasulullah , bagaimana cara membersihkannya?" Rasulullah bersabda, "Memperbanyak mengingat maut dan membaca Al-Qur'an ." (HR. Al-Baihaqi)
Dalam Kitab Fadhail Qur'an karya Syeikh Maulana Zakariyya Al-Kandahlawy dijelaskan, penyebab hati berkarat adalah banyaknya dosa dan lalai dari dzikrullah. Dengan memperbanyak membaca Al-Qur'an dan mengingat maut, hati akan menjadi bersinar kembali.
Hati itu bagaikan cermin, semakin kotor cermin itu maka semakin redup sinar makrifat yang dipantulkannya. Sebaliknya, semakin bersih cermin itu, semakin terang pantulan sinar makrifatnya. Karena itu, barangsiapa terperosok ke dalam godaan nafsu maksiat dan tipu daya setan, maka ia jauh dari makrifatullah.
Untuk membersihkan hati yang kotor, para ulama suluk (tasawuf) menganjurkan agar melakukan mujahadah dalam riyadhah, dzikrullah, dan beribadah. Disebutkan dalam beberapa hadis, apabila seseorang hamba berbuat dosa, maka muncullah satu titik hitam di hatinya. Jika ia sungguh-sungguh bertaubat, maka akan muncul titik hitam lainnya, dan demikianlah seterusnya. (Baca Juga: 40 Hadis Keutamaan Al-Qur'an (1))
Jika dosa yang dilakukannya begitu banyak, maka hati akan menjadi hitam sehingga hilanglah keinginan untuk beramal saleh. Bahkan hati selalu condong ke arah kejahatan. Al-Qur'an telah menyebutkan tentang hal ini dalam ayat: "Sekali-kali tidak, sebenarnya apa yang selalu mereka usahakan itu menutup hati mereka". (QS. Al Muthaffifin [83]: 14)
Rasulullah SAW bersabda, "Aku tinggalkan pada kalian dua nasihat, yang satu berbicara, dan yang lain diam. Yang berbicara adalah Al-Qur'an dan yang diam adalah mengingat maut."(Baca Juga: 5 Obat Hati yang Jarang Diketahui Manusia)
Nasihat-nasihat beliau itu akan bernilai bagi mereka yang siap menerima dan menganggapnya penting. Sedangkan bagi mereka yang menilai bahwa agama itu tidak berharga dan hanya menghalangi kemajuan. Tentu ia tidak akan mempedulikan nasihat tersebut, apalagi mengamalkannya.
Imam Hasan Al-Bashri berkata: "Orang-orang dahulu memahami Al-Qur'an itu sebagai firman Allah. Sepanjang malam mereka sibuk bertafakkur dan bertadabbur terhadap Al-Qur'an (memikirkan isi kandungan Al-Qur'an), dan sepanjang harinya mereka sibuk mengamalkannya. Sedangkan kalian hanya memperlihatkan huruf, fathah, dan dhamahnya, tanpa menganggapnya sebagai firman Allah, sehingga tidak pernah mentafakkuri dan mentadabburinya".
Semoga kita diberi taufik agar dapat mengamalkan Al-Qur'an dan senantiasa mengingat mati.(Baca Juga: Ustaz Adi Hidayat Ajarkan 2 Cara Cepat Mendapatkan Hidayah)
Wallahu Ta'ala A'lam
(rhs)