Teladani, Hayati dan Muliakan Rasulullah dalam Sikap dan Perilaku Hidup

Sabtu, 23 Oktober 2021 - 16:15 WIB
loading...
Teladani, Hayati dan Muliakan Rasulullah dalam Sikap dan Perilaku Hidup
Ketua Pengurus Wilayah Nahdlatul Wathan (PWNW) DKI Jakarta, Dr TGKH Muslihan Habib memaparkan tentang makna Maulid Nabi Muhammad SAW. Foto/Ist
A A A
JAKARTA - Peringatan Maulid Nabi atau hari kelahiran Nabi Muhammad SAW tidak hanya diwujudkan dalam bentuk perayaan dengan berbagai tradisi, tetapi banyak hikmah dan makna yang bisa diambil untuk menciptakan perdamaian, persatuan, dan kecintaan terhadap sesama.

Maulid Nabi Muhammad SAW harus dijadikan momentum untuk meneladani, menghayati, dan memuliakan Rasulullah. Juga untuk diterapkan dalam siap dan perilaku dalam membangun persatuan bangsa Indonesia.

"Rasulullah adalah teladan dalam iman, Islam, ihsan dan akhlak mulia.Ekspresi dari hal itu mestinya melahirkan sifat kasih sayang kepada sesama manusia, yang berwujud dengan mencintai perdamaian, saling menghormati dan menghargai dan sebagainya," kataKetua Pengurus Wilayah Nahdlatul Wathan (PWNW) DKI Jakarta, Dr TGKH Muslihan Habib, Sabtu (21/10/2021).



Dia mengungkapkan,makna peringatan maulid Nabi Muhammad sebagai pesan untuk membangun persatuan umat sesuai dengan konsepukhuwah wathaniyahyang tertuang dalam piagam Madinah.

"Salah satu pelajaran yang diambil dari Maulid Nabi Muhammad SAW ialah pesan untuk membangun persatuan umat, dan solidaritas kita,ukhuwahkita, termasukukhuwah wathaniyah.Ukhuwahwathaniyahini adalahukhuwahuntuk bagaimana membangun persaudaraan kebangsaan, keberhasilan baginda rasul membagunukhuwah wathaniyah," tutur Muslihan.

Iamenjelaskan kaitan peringatan maulid Nabi Muhammad SAW denganPiagam Madinah tersebut sebagai tuntunan kepada umat untuk menghargai pluralisme.

"Piagam Madinah ini mengajarkan kepada umat Islam untuk menghargai pluralitas, perbedaan suku, golongan, dan agama. Andaikan dikaitkan dengan maulid Nabi. Hal ini perlu disampaikan kepada umat bagaimana membangunukhuwah wathaniyah. Karena jikaukhuwah wathaniyahini terbangun, maka otomatisukhuwah islamiyahnyajuga terbangun," ungkapnya.


Muslihan juga menyinggung soal narasi yang berkembang oleh kelompok radikal yang menyebut larangan umat muslim untuk berteman dengan umat penganut agama lain. Ia menegaskan halitukeliru dan perlu luruskan.

Menurutnya dalam ajaran Islam, seorang umat tidaklah boleh membedakan apalagi melecehkan orang lain baik sesama muslim maupun non-muslim.

"Makanya ada istilahukhuwah basyariahyaitu persaudaraan sesama insan, sesama manusia. Ajaran kita ini tidak bisa membedakan maupun melecehkan orang lain sekalipun itu muslim ataupun non-muslim. Maka dari itu ketika ada narasi seperti perlu diluruskan. Jangankan dengan manusia, dengan hewan saja kita juga harus menyayangi,"tegasnya.

Ia menjelaskan kedudukan manusia sebagai makhluk terhormat baik itu muslim ataupun non-muslim, sehingga akan sangat baik jika umat bisa mencermati Piagam Madinah.

Karena di piagam tersebut tersirat bagaimana Islam dibangun oleh Baginda Rasul adalah membangunukhuwahyang menghargai pluralitas, darimanapun golongan manusia itu berasal. Hal ini diatur dalam sebuah piagam untuk hidup harmoni saling menghargai.

"Makanya dalamMaulid Nabi seperti ini, ajaran-ajarannabi terkaitukhuwah wathaniyah ini harus diangkat oleh para mubalig. Karena ajarannabi, seperti yang saya katakan tadi yakni kecintaan kita kepadanabi. Oleh karena itu segala pesan yang disampaikannabi harus kita cintai dan kita ikuti," ujarnya.

Dalam peringatanMaulid Nabi kali ini, Muslihan kembali mengingatkanbagaimana suka cita masyarakat dari tahun ke tahun merayakan kelahiranNabi Muhammaddengan perayaan yang kentaldengankearifan lokal. Menurutnya, inisebagai sesuatu yang perlu terus dilestarikan.

"Misalkan di Lombok itu luar biasa tradisi-tradisi lokal yang dibiasakan dan ditampilkan dalam meluapkan ekspresidankecintaankepada NabiMuhammad. Mereka mengundang saudara-saudara dari berbagai kampung dari berbagai desa untuk bersatu untuk memumpuk rasa solidaritas dan persatuan. Nah dengan perayaan seperti ini yang dibangun selainukhuwah Islamiyahadalahukhuwah wathaniyah," ungkapnya.

Muslihan berpesan kepada masyarakat untuk dapat mengambil hikmah dan pelajaran yang diajarkan oleh para kyai-kyai dalam mencintai NabiMuhammad.

"Ketika kita mencintai ajaran NabiMuhammadyaitu pesan untuk membangun persaudaraan umat Islam. IntinyakepadaumatIslam mari meneladani NabiMuhammad, mencintai ajaranbeliau dankita tuangkan dalam kehidupan kita,"pungkasnya.
(shf)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.1193 seconds (0.1#10.140)