Kisah Bijak Para Sufi: Khasiat Darah Manusia
loading...
A
A
A
Dan para pencemooh di antara penduduk Byzantium berkata, "Sungguh suatu takdir istimewa dari Tuhan bahwa sang raja sembuh atas doa-doa suci, sebelum resep dari orang Arab yang haus darah itu dicoba. Tidakkah jelas bahwa orang itu hanya berusaha melenyapkan bunga muda kita, yang jika tidak dilenyapkan akan tumbuh, dan pada suatu hari nanti akan memerangi bangsanya?"
Ketika hal itu didengar oleh Al-Ghazali, ia berkata, "Suatu pengaruh hanya bisa terjadi lewat cara dan saat yang tepat."
Sama seperti Sufi itu harus menyesuaikan metodenya dengan kebutuhan orang-orang di sekitarnya, demikian pula darwis dapat menghidupkan pengertian rohani seorang bayi, atau orang tercela, bahkan, untuk memahami perihal kebenaran, dengan menggunakan metode-metode yang diketahuinya, yang diberikan kepadanya untuk tujuan tersebut. Bagian terakhir ini merupakan penjelasan Guru Agung Bahaudin.
===
Khwaja Bahaudin menjadi pemimpin Tarekat Para Guru (Khwajagan) di Asia Tengah pada abad keempat belas. Nama keluarganya --yang artinya 'Perencana'-- digunakan sebagai nama tarekat itu. Bahaudin dari Bokhara, konon, mereformasi ajaran-ajaran Para Guru, menyelaraskannya dengan kebutuhan zaman dan mengumpulkan sisa-sisa tradisi dari akarnya.
Ia melalui tujuh tahun sebagai anggota istana, tujuh tahun sebagai pemburu binatang, dan tujuh tahun sebagai tukang batu sebelum ia menjadi seorang guru pengajar. Gurunya adalah Baba Al-Samasi yang Agung.
Baca juga: Abu Nawas dan Enam Ekor Lembu Berjenggot yang Pandai Bicara
Para pengelana dari 'Ujung Cina yang lain' tertarik mengunjungi pusat pengajaran Bahaudin. Anggota tarekat itu, yang tersebar sepanjang Turki dan kerajaan India bahkan hingga Eropa dan Afrika, tidak mengenakan jubah khusus, dan pengetahuan tentang mereka lebih sedikit dibandingkan tarekat lainnya.
Bahaudin dikenal sebagai Al-Shah. Beberapa penyair klasik Persia yang terkemuka merupakan anggota Naqshbandi. Beberapa buku penting kaum Naqshbandi adalah The Teachings of El-Shah (Ajaran-ajaran Al-Shah), Secret of Nashbandi Path (Rahasia Jalan Kaum Naqshbandi), dan Tricklings from the Fountain of Life (Aliran Mata Air Kehidupan). Buku-buku tersebut hanya ditemukan dalam bentuk manuskrip.
Maulana ('Guru Agung') Bahaudin lahir dua mil dari Bokhara, dan dimakamkan dekat sana di Qasr-i-Arifin, Benteng Para Bijaksana.
Kisah ini, yang tampil sebagai jawaban atas suatu pertanyaan, berasal dari What Our Master Said (Apa Kata Guru Agung), disebut juga Ajaran-Ajaran Shah. (
Baca Juga
Dinukil dari Idries Shah , Harta Karun dari Timur Tengah - Kisah Bijak Para Sufi, diterjemahkan dari Tales of The Dervishes oleh Ahmad Bahar
(mhy)