Adam dan Hawa Tak Lakukan Hubungan Intim Selama di Surga
loading...
A
A
A
Adam bertanya, “Maskawinnya apa?”
Allah menjawab, “Aku melarangmu mendekati pohon hinthah (gandum). Engkau jangan memakan buahnya. Itulah maskawinnya.”
Menurut sebuah riwayat, Allah berfirman, “Berikanlah dahulu maskawinnya.”
Adam bertanya, “Maskawinnya apa?”
Allah berfirman, “Maskawinnya adalah selawat kepada nabi-Ku dan kekasih-Ku, yaitu Muhammad.”
Adam bertanya, “Siapa gerangan Muhammad itu?”
Allah berfirman, “Dia adalah salah satu dari anakmu. Dia adalah nabi terakhir. Seandainya tidak ada dia, tentu Aku tidak akan menciptakan makhluk.”
Selanjutnya, Allah mengusap punggung Adam. Dari Adam, Dia mengeluarkan keturunannya yang banyak sekali seperti debu. Ada yang putih, yang hitam; ada laki-laki dan ada juga wanita. Dia mengalirkan cahaya kepada mereka dari cahaya-Nya.
Barangsiapa menangkap cahaya itu, maka dia menjadi orang yang beriman; dan orang yang tidak mengambilnya, akan menjadi kafir. Di antara mereka ada orang-orang yang mendapatkan cahaya yang berkilau. Adam bertanya, “Wahai Tuhanku, siapakah mereka itu?”
Allah menjawab, “Mereka adalah para nabi dari keturunanmu, wahai Adam.”
Kemudian Allah mengawinkan Adam dengan Hawa. Itu terjadi pada hari Jumat menjelang sore hari. Oleh karena itu, disunnahkan akad nikah dilaksanakan di hari Jumat.
Menurut sebuah riwayat, Adam itu lebih menawan daripada Hawa, tetapi Hawa lebih lembut. Kemudian Allah memerintahkan malaikat Ridwan, juru kunci surga, untuk mendekorasi gedung dan mendandani wildan (anak-anak yang ada di surga) dan para bidadari.
Adam diberi kuda yang diciptakan dari minyak kesturi yang sangat harum baunya, yang diberi nama Maimun, yang larinya cepat bagaikan kilat yang menyambar.
Ketika kuda itu sudah ada di hadapan Adam, maka Adam menungganginya.
Hawa diberi unta dari surga yang di atasnya ada haudah dari permata. Hawa naik ke haudah yang ada di atas unta itu. Selanjutnya, Jibril as memegang kendali kuda. Mikail berjalan di sebelah kanannya dan Israfil di sebelah kirinya. Mereka membawanya jalan-jalan ke semua pelosok langit.
Setiap kali melewati malaikat, Adam memberikan salam kepada mereka. Para malaikat berkata, “Betapa mulianya makhluk Allah ini.”
Hawa ikut bersamanya, tetapi dia menunggangi unta. Para malaikat membawa mereka berkeliling sampai akhirnya mereka datang ke pintu surga. Mereka berhenti sejenak di depan pintu surga.
Allah mewahyukan kepada Adam, “Inilah surga-Ku dan rumah kemuliaan-Ku, masuklah kalian berdua ke dalamnya, dan makanlah kalian berdua makanan-makanannya yang banyak lagi baik di mana saja yang kalian berdua sukai, dan janganlah kalian berdua dekati pohon ini, yang menyebabkan kalian berdua termasuk orang-orang zalim.” ( QS Al-Baqarah : 35 ).
Allah menjawab, “Aku melarangmu mendekati pohon hinthah (gandum). Engkau jangan memakan buahnya. Itulah maskawinnya.”
Menurut sebuah riwayat, Allah berfirman, “Berikanlah dahulu maskawinnya.”
Adam bertanya, “Maskawinnya apa?”
Allah berfirman, “Maskawinnya adalah selawat kepada nabi-Ku dan kekasih-Ku, yaitu Muhammad.”
Adam bertanya, “Siapa gerangan Muhammad itu?”
Allah berfirman, “Dia adalah salah satu dari anakmu. Dia adalah nabi terakhir. Seandainya tidak ada dia, tentu Aku tidak akan menciptakan makhluk.”
Selanjutnya, Allah mengusap punggung Adam. Dari Adam, Dia mengeluarkan keturunannya yang banyak sekali seperti debu. Ada yang putih, yang hitam; ada laki-laki dan ada juga wanita. Dia mengalirkan cahaya kepada mereka dari cahaya-Nya.
Barangsiapa menangkap cahaya itu, maka dia menjadi orang yang beriman; dan orang yang tidak mengambilnya, akan menjadi kafir. Di antara mereka ada orang-orang yang mendapatkan cahaya yang berkilau. Adam bertanya, “Wahai Tuhanku, siapakah mereka itu?”
Allah menjawab, “Mereka adalah para nabi dari keturunanmu, wahai Adam.”
Kemudian Allah mengawinkan Adam dengan Hawa. Itu terjadi pada hari Jumat menjelang sore hari. Oleh karena itu, disunnahkan akad nikah dilaksanakan di hari Jumat.
Menurut sebuah riwayat, Adam itu lebih menawan daripada Hawa, tetapi Hawa lebih lembut. Kemudian Allah memerintahkan malaikat Ridwan, juru kunci surga, untuk mendekorasi gedung dan mendandani wildan (anak-anak yang ada di surga) dan para bidadari.
Adam diberi kuda yang diciptakan dari minyak kesturi yang sangat harum baunya, yang diberi nama Maimun, yang larinya cepat bagaikan kilat yang menyambar.
Ketika kuda itu sudah ada di hadapan Adam, maka Adam menungganginya.
Hawa diberi unta dari surga yang di atasnya ada haudah dari permata. Hawa naik ke haudah yang ada di atas unta itu. Selanjutnya, Jibril as memegang kendali kuda. Mikail berjalan di sebelah kanannya dan Israfil di sebelah kirinya. Mereka membawanya jalan-jalan ke semua pelosok langit.
Setiap kali melewati malaikat, Adam memberikan salam kepada mereka. Para malaikat berkata, “Betapa mulianya makhluk Allah ini.”
Hawa ikut bersamanya, tetapi dia menunggangi unta. Para malaikat membawa mereka berkeliling sampai akhirnya mereka datang ke pintu surga. Mereka berhenti sejenak di depan pintu surga.
Allah mewahyukan kepada Adam, “Inilah surga-Ku dan rumah kemuliaan-Ku, masuklah kalian berdua ke dalamnya, dan makanlah kalian berdua makanan-makanannya yang banyak lagi baik di mana saja yang kalian berdua sukai, dan janganlah kalian berdua dekati pohon ini, yang menyebabkan kalian berdua termasuk orang-orang zalim.” ( QS Al-Baqarah : 35 ).