Al-Idrisi sang Pemandu Marcopolo, Ibnu Batutta, dan Colombus

Sabtu, 04 Desember 2021 - 09:58 WIB
loading...
A A A


Makkah Titik Nol Kilometer
Adapun peta yang dibuat oleh Al Idrisi, memuat hampir seluruh wilayah di dunia. Seluruh peta mencakup daratan dari Spanyol di timur sampai China di barat, dan Skandinavia di utara, turun ke Afrika di selatan.

Hanya menariknya, peta tersebut memiliki orientasi terbalik, dengan Afrika digambarkan di bagian atas peta dan Skandinavia dan Inggris berada di bagian bawah. Dan yang tak kalah menarik, dalam peta ini, Makkah yang terletak di Semenanjung Arabia, ditempatkan di tengah, seakan menjadi titik Nol kilometer di bumi.

Hal lain yang membuat karya Al Idrisi begitu istimewa adalah tingkat akurasinya yang demikian tinggi. Sebagai contoh, The Book of Roger secara deskriptif mampu merinci asal-usul Sungai Nil, jauh sebelum ekspedisi Eropa menemukannya pada tahun 1800-an.

Peta tersebut juga menunjukkan beberapa kota di bagian dalam Sudan. Negara-negara Baltik juga jauh lebih akurat digambarkan daripada yang dilakukan oleh Ptolemy.

Dan mungkin yang paling mengesankan dari semua studi al-Idrisi adalah proyeksinya tentang lingkar bumi, yaitu di 22.422 mil. Angka tersebut nyaris akurat, hanya meleset 3,6% dari ukuran ilmuan kontemporer.

Dibanding dengan banyak karya lain pada zamannya, karya Al Idrisi memang benar-benar seperti cahaya terang benderang yang menyinari seantero dunia. Keping demi keping lembaran peta yang disusunnya seperti mentari dalam pikiran siapapun pada zamannya.

Tiba-tiba bumi ini terhampar begitu meyakinkan, karena didukung oleh data dan informasi yang tersusun secara ilmiah.

Aktivitas penjelajahan dunia pun menjadi marak setelah karya Al Idrisi ditemukan. Peta inilah yang kemudian menjadi pandu para pencong dan penjelajah seperti Marcopolo dan Ibn Batutta.

Ini juga salah satu acuan Ibn Khaldun dalam membangun karya monumentalnya. Bahkan tidak sedikit yang menyatakan bahwa Colombus, tidak mungkin berhasil menemukan benua Amerika tanpa peta Al Idrisi.



Keturunan Nabi Muhammad SAW
Nama dan nasab Al-Idrisi adalah Abu Abdullah Muhammad Ibnu Al-Idrisi Ash-Sharif. Beliau dikenal sebagai seorang kartografer dan geografer.

Ilmuwan kelahiran Ceuta, Maroko, Afrika Utara pada tahun 1100 M ini juga dikenal dengan nama singkat Al-Sharif Al-Idrisi Al-Qurtubi.

Al Idrisi adalah seorang keturunan Arab yang lahir di Ceuta pada sekitar tahun 1100 masehi. Di tempat kelahirannya, keluarga Al-Idrisi merupakan penguasa selama tiga abad.

Al-Idrisi merupakan keturunan para penguasa Idrisiyyah di Maroko, yang merupakan keturunan Hasan bin Ali, putra Ali dan cucu nabi Muhammad.

Awalnya, keluarga Al Idrisi adalah bangsawan di Malaga, ketika kaum Muslimin masih memerintah Andalusia. Namun, keluarga ini kemudian pindah ke Ceuta dan berkuasa di sana.

Al-Idrisi menyelesaikan sebagian besar pendidikannya di Cordoba, Andalusia.

Cordoba memiliki sejarah yang kaya sebagai pusat studi ilmiah di dunia Islam setelah Abdurrahman II, mantan emir Cordoba, membentuk kembali masyarakat Cordoba dengan menanamkan semangat ilmu pengetahuan di abad ke-9 M.

Sebagai salah satu pusat perkembangan ilmu pengetahuan dan sains Islam pada masa itu, Universitas Cordoba menyimpan banyak sekali literatur dari berbagai tema keilmuan.

Di sinilah Al Idrisi bisa mengakses banyak dokumen tentang wilayah dan kondisi kebudayaan masyarakat di seluruh dunia yang ditulis oleh para pelancong Muslim sebelumnya.
Halaman :
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.1699 seconds (0.1#10.140)