Dua Sholawat Imam Syafi'i yang Fadhilahnya Luar Biasa

Kamis, 23 Desember 2021 - 20:35 WIB
loading...
Dua Sholawat Imam Syafii yang Fadhilahnya Luar Biasa
Salah satu amalan yang sangat dianjurkan di malam Jumat dan siangnya adalah memperbanyak Sholawat kepada Baginda Nabi. Foto/Ist
A A A
Dalam satu riwayat yang masyhur, Nabi shallallahu 'alaihi wasallam bersabda: "Perbanyaklah bersholawat padaku pada Hari Jumat, karena sesungguhnya sholawat ummatku diperlihatkan kepadaku pada setiap hari Jumat. Siapa saja yang paling banyak sholawatnya, maka ia menjadi orang yang paling dekat kedudukanya dariku." (HR Al-Baihaqi)

Fadhilah (keutamaan) sholawat tidak diragukan lagi karena Allah sendiri memerintahkan kaum mukmin memperbanyak sholawat kepada Rasul-Nya. Di antara banyak lafaz sholawat, ada dua sholawat yang diajarkan Imam Syafi'i (150-204 Hijriyah).

Pengasuh Madrasah Baca Kitab, Ustaz Muhamad Abror, seperti dilansir dari Nu Online mengemukakan dua sholawat tersebut. Dinukil dari Syekh Yusuf bin Isma'il an-Nabhani (wafat 1932 M), ulama kelahiran Izril, Israel, dalam Kitab Afdhalus Shalat 'ala Sayyiddis Sadat menjelaskan, sholawat Imam Syafi'i ada dua macam.

1. Sholawat Pertama

اللّٰهُمَّ صَلِّ عَلَى مُحَمَّدٍ بِعَدَدِ مَنْ صَلَّى عَلَيْهِ، وَصَلِّ عَلَى مُحَمَّدٍ بِعَدَدِ مَنْ لَمْ يُصَلِّ عَلَيْهِ، وَصَلِّ عَلَى مُحَمَّدٍ كَمَا أَمَرْتَ بِالصَّلَاةِ عَلَيْهِ، وَصَلِّ عَلَى مُحَمَّدٍ كَمَا تُحِبُّ أَنْ يُصَلَّى عَلَيْهِ، وَصَلِّ عَلَى مُحَمَّدٍ كَمَا تَنْبَغِي الصَّلَاةُ عَلَيْهِ


Allâhumma shalli ‘alâ Muḫammadin bi ‘adadi man shalla ‘alaih. Wa shalli ‘alâ Muḫammadin bi ‘adadi man lam yushalli ‘alaih. Wa shalli ‘alâ Muḫammadin kamâ amarta bish shalâti ‘alaih. Wa shalli ‘alâ Muḫammadin kamâ tuḫibbu an yushallâ ‘alaih. Wa shalli ‘alâ Muḫammadin kamâ tanbaghish shalâtu ‘alaih.

"Ya Allah, limpahkanlah sholawat (rahmat) kepada Nabi Muhammad ﷺ sebanyak jumlah orang yang bershalawat kepadanya. Limpahkanlah shalawat kepada Nabi Muhammad ﷺ sebanyak jumlah orang yang tidak bershalawat kepadanya. Limpahkanlah shalawat kepada Nabi Muhammad ﷺ sebagaimana Engkau perintahkan untuk bershalawat kepadanya. Limpahkanlah shalawat kepada Nabi Muhammad ﷺ sebagaimana Engkau suka dibacakannya shalawat atasnya. Limpahkanlah pula shalawat kepada Nabi Muhammad ﷺ sebagaimana selayaknya ucapan shalawat atasnya."

Dalam Kitab Syawariqul Anwar karya Syekh Sayyid Muhammad Alawi Al-Maliki Al-Hasani, sholawat Imam Syafi’i ditulis dalam redaksi yang sedikit berbeda. Ada tambahan kata "Sayyidina" di depan lafal "Muhammad".

Terkait sholawat ini, Syekh Hasan al-‘Adawi asy-Syadzili dalam kitabnya Bulûghul Masarrât Syarah Dalâ’ilul Khairât, mengutip riwayat Imam Al-Baihaqi berikut: " Imam Syafi'i hadir dalam mimpi seseorang. Lalu ia ditanya, "Apa yang telah Allah perbuat padamu?"

Imam Syafi'i menjawab: "Allah telah mengampuniku." "Dengan apa?" "Dengan lima kalimat yang dulu aku bacakan untuk bersholawat kepada Nabi Muhammad ﷺ.” "Kalimat apakah itu?" "Dulu aku membaca, Allâhumma shalli ‘alâ Muḫammadin bi ‘adadi man shalla ‘alaih. Wa shalli ‘alâ Muḫammadin bi ‘adadi man lam yushalli ‘alaih. Wa shalli ‘alâ Muḫammadin kamâ amarta bish shalâti ‘alaih. Wa shalli ‘alâ Muḫammadin kamâ tuḫibbu an yushallâ ‘alaih. Wa shalli ‘alâ muḫammadin kamâ tanbaghish shalâtu ‘alaih." (Syekh Hasan al-‘Adawi asy-Syadzili, Bulûghul Masarrât Syarah Dalâ’ilul Khairât)

2. Sholawat Kedua

صَلَّى اللهُ عَلَى نَبِيِّنَا مُحَمَّدٍ كُلَّمَا ذَكَرَهُ الذَّاكِرُوْنَ وَغَفَلَ عَنْ ذِكْرِهِ الْغَافِلُوْنَ


Shallallahu ‘ala Mabiyyinâ Muḫammadin kullamâ dzakarahudz dzâkirûna wa ghafala ‘an dzikrihil ghâfilûn(a)

"Ya Allah, limpahkanlah shalawat atas nabi kami, Nabi Muhammad ﷺ, selama orang-orang yang ingat menyebut-Mu dan orang-orang yang lalai lupa untuk menyebut-Mu."

Syekh Abu Abdillah Muhammad bin Qasim dalam kitabnya Tadzkiratul Muhibbîn Syarhu Asmâ’i Sayyidil Mursalîn mengutip sebuah riwayat berikut: Ibnul Hakim berkata, ‘Saya bermimpi bertemu Imam Syafi’i, lantas saya bertanya, ‘Apa yang Allah lakukan terhadapmu? Imam Syafi’i menjawab, ‘Allah mengampuniku, merahmatiku, dan memboyong ruhku menuju surga sebagaimana diboyongnya pengantin, juga ditaburi layaknya pengantin’. Lalu ia ditanya, ‘Apa yang membuatmu mencapai semua ini?’

Kemudian aku mendengar seseorang berakata, 'Dengan sebab menulis nama Nabi Muhammad yang mulia di awal kitab Ar-Risâlah (kitab karya Imam Syafi’i).' Aku pun bertanya, ‘Bagaimana itu?’ Yaitu, Shallahu ‘alâ nabiyyinâ muḫammadin kullamâ dzakarahudz dzâkirûna wa ghafala ‘an dzikrihil ghâfilûn(a).’

Ketika aku terbangun dan mengecek Kitab Ar-Risalah, dan aku lihat di dalamnya apa yang dikatakan dalam mimpi tadi. Lalu aku himpun orang-orang yang pernah mimpi bertemu Imam Syafi'i, aku temukan sebanyak empat puluh orang. Masing-masing dari mereka menceritakan mimpi bertemu Imam Syafi'i dengan pengalaman yang berbeda. Ada yang mimpi bertemu Nabi Muhammad yang mendoakan Imam Syafi'i. Ada yang bilang Imam Syafi'i tidak akan terkena hisab (perhitungan amal) di hari Kiamat nanti.

Ada pula yang mengatakan, Allah mengistimewakan Imam Syafi'i dengan tanpa melewati hisab. Dan ada yang bilang disodorkan shalawat yang baru sama sekali. (Syekh Abu Abdillah Muhammad, Tadzkiratul Muhibbin Syarhu Asma’i Sayyidil Mursalin)

Baca Juga: Imam Syafi'i Dibebaskan dari Hisab Hari Kiamat Berkat Shalawat Ini
(rhs)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.1594 seconds (0.1#10.140)