Cara Mengobati Rasa Dendam yang Sesuai Syariat

Kamis, 20 Januari 2022 - 17:37 WIB
loading...
Cara Mengobati Rasa Dendam yang Sesuai Syariat
Rasa dendam terkadang muncul ketika kita mendapatkan berbagai kedzaliman atau hal tak berkenan dari orang lain, namun perasaan dendam ini harus dibuang jauh-jauh dalam hati kita. Foto ilustrasi/ist
A A A
Rasa dendam terkadang muncul ketika kita mendapatkan berbagai kedzaliman atau hal tak berkenan dari orang lain. Dendam memang sesuatu yang akan memuaskan hawa nafsu, namun juga merupakan salah satu perasaan yang akan menjerumuskan kita ke dalam kejahatan yang lebih besar.

Meskipun seseorang telah berperilaku kurang menyenangkan atau bahkan menyakiti kita, perasaan dendam tetap merupakan hal yang harus dibuang jauh-jauh dari dalam hati. Lalu bagaimana cara menghilangkan rasa dendam ini yang sesuai dengan syariat? Dirangkum dari berbagai sumber, berikut tips sederhana untuk mengobatinya secara syar'i:

1. Memaafkan

Memang tidak mudah untuk memaafkan orang yang sudah menyakiti kita. Namun sifat pemaaf menunjukkan bahwa kita memiliki kekuatan untuk menahan hawa nafsu meskipun sebenarnya kita dapat melampiaskannya.



Allah berfiman dalam surat Asy Syuraa :
وَجَزٰٓؤُا سَيِّئَةٍ سَيِّئَةٌ مِّثۡلُهَا‌ۚ فَمَنۡ عَفَا وَاَصۡلَحَ فَاَجۡرُهٗ عَلَى اللّٰهِ‌ؕ اِنَّهٗ لَا يُحِبُّ الظّٰلِمِيۡنَ‏

“Barangsiapa yang memberi maaf dan melakukan kebaikan, maka pahalanya di sisi Allah.” (QS. Asy Syuraa: 40)

Juga ayat :
خُذِ الۡعَفۡوَ وَاۡمُرۡ بِالۡعُرۡفِ وَاَعۡرِضۡ عَنِ الۡجٰهِلِيۡنَ

“Jadilah engkau pemaaf dan suruhlah orang mengerjakan kebajikan serta berpalinglah dari orang-orang yang bodoh.” [QS al-A’râf:199].

Ketika kita mulai merasa amarah kita memuncak dan perasaan dendam muncul, baiknya kita mengikuti anjuran Rasulullah Shalallahu a’aihi wa sallam untuk berwudhu.

2. Berpikir positif

Hal ini membantu kita agar mampu memaknai keinginan Allah dimana Allah ingin kita memahami hikmah di balik itu semua. Keburukan yang terjadi pada kita bisa jadi merupakan cara Allah untuk mengangkat derajat kita atau mengugurkan dosa-dosa kita.

3. Istighfar dan muhasabah diri

Kedua hal ini adalah cara intropeksi diri yang sangat dianjurkan oleh Allah SWT, agar kita selalu mengingat dosa apa yang telah kita perbuat setiap harinya. Mungkinkah kita pernah menyakiti orang lain melalui lisan atau perbuatan kita dengan cara yang sama seperti apa yang kita rasakan?

4. Berdzikir dan berdoa.

Dengan senantiasa berdzikir dan berdoa, Hal itu akan membuat hati kita tenang dan menghilangkan hawa nafsu termasuk perasaan dendam dari hati kita. Allah Ta'ala berfirman:
اَلَّذِيۡنَ اٰمَنُوۡا وَتَطۡمَٮِٕنُّ قُلُوۡبُهُمۡ بِذِكۡرِ اللّٰهِ‌ ؕ اَلَا بِذِكۡرِ اللّٰهِ تَطۡمَٮِٕنُّ الۡقُلُوۡبُ

“Orang-orang yang beriman dan hati mereka menjadi tenteram dengan berzikir (mengingat) Allah. Ingatlah, hanya dengan mengingat Allah hati menjadi tenteram” (QS. ar-Ra’du: 28).

Bahkan doa orang yang teraniaya adalah salah satu dari doa-doa yang akan dikabulkan oleh Allah. “Takutlah kepada doa orang-orang yang teraniyaya, sebab tidak ada hijab antaranya dengan Allah (untuk mengabulkan)”. [Shahih Muslim, kitab Iman 1/37-38]

5. Menyibukkan diri dengan hal-hal bermanfaat.

Dengan memiliki kesibukan dalam bentuk aktifitas yang postif mampu membuat kita lupa dengan perasaan dendam tersebut. Sedangkan jika kita dipusingkan dengan perasaan dendam, kita akan meninggalkan banyak hal-hal bermanfaat.

6. Jangan hanya mengingat keburukannya

Hal ini malah akan memperburuk dan menambah rasa dendam di hati kita. Lebih baik ingatlah juga kebaikan-kebaikannya meskipun dalam hal-hal yang kecil. Hal itu bisa mengurangi perasaan kesal kita dan memaklumi bawa setiap manusia dapat melakukan kesalahan.

Rasulullah Shalallahu’alaihi Wa sallam bahkan memberikan pujian kepada orang yang tidak mau membalas keburukan orang lain yang dilakukan kepadanya.

“Jika ada seseorang yang menghinamu dan mempermalukanmu dengan sesuatu yang ia ketahui ada padamu, maka janganlah engkau membalasnya dengan sesuatu yang engkau ketahui ada padanya. Akibat buruk biarlah ia yang menanggungnya.” (HR. Abu Daud, no. 4084; Tirmidzi, no. 2722.)

7. Berpikir panjang

Jika kita menaruh dendam kepada seseorang, kita pasti sulit untuk berbuat adil kepada orang tersebut. Kemudian, apabila tidak berbuat adil kepada seseorang berarti kita pun telah melakukan kedzaliman. Sedangkan Dzalim adalah perbuatan yang dibenci Allah Subhanahu wa ta'ala.



Wallahu a'lam
(wid)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.1137 seconds (0.1#10.140)