Kutukan Nabi Nuh kepada Dua Orang Putranya Menjadi Kenyataan

Senin, 24 Januari 2022 - 14:28 WIB
loading...
A A A
Ham melihat kedua anaknya berkulit hitam. Dia mengingkari keduanya sebagai anaknya seraya berkata, “Kedua anak ini bukan keturunanku.”

Istrinya berkata, “Keduanya benar-benar darah dagingmu. Akan tetapi, kita terkena kutukan bapakmu (Nuh).”

Akhirnya, Ham meninggalkan istrinya beserta kedua anaknya; lantas dia kabur karena merasa malu kepada orang-orang. Ketika kedua anak itu menginjak dewasa, mereka pergi untuk mencari jejak bapak mereka, Ham.

Keduanya sampai ke sebuah kampung yang dekat dengan Sungai Nil. Kemudian pemuda hitam tersebut menggauli saudara perempuannya; lalu si perempuan itu mengandung dan melahirkan anaknya, laki-laki dan perempuan yang berkulit hitam.

Pada akhirnya, dua bersaudara itu menikah dan melahirkan keturunan. Keturunan mereka berdua semuanya berkulit hitam hingga sekarang. Al-Kisa’i mengatakan bahwa kampung yang didiami oleh mereka bernama Naubah.

Baca juga: Nabi Nuh, Rasul Pertama dan Semua Manusia Masa Kini adalah Keturunannya

Makhluk Terjelek
Berikutnya Nabi Nuh AS mengundang Yafits. Anak ketiga ini juga tidak menyambut panggilannya. Akhirnya, Nabi Nuh mengutuknya di dalam doanya, “Ya Allah, jadikanlah keturunan Yafits sebagai makhluk yang terjelek.”

Keturunannya adalah Ya’juj dan Ma’juj serta orang-orang Turki. Yafits pergi ke sebuah negeri yang ada di bagian timur. Di sana, dia kawin dan memiliki 5 anak laki-laki, yaitu Jauhar, Batras, Mayasyikh, Sannaf, dan Saqwil.

Keturunan Jauhar adalah orang-orang Shaqalibah dan Romawi. Sedangkan keturunan Batras adalah orang-orang Turki. Keturunan Mayasyikh orang-orang ‘Ajam. Keturunan Sannaf adalah Ya’juj dan Ma’juj. Dan keturunan Saqwil adalah orang-orang Arman (suku yang mendiami negeri Armenia).



Ya'juj dan Ma'juj
Tentang Ya'juj dan Ma'juj , dalam Al-Quran Surah al-Kahfi ayat 94 diyatakan, keduanya adalah kaum yang suka berbuat kerusakan di muka bumi.

Ya'juj dan Ma'juj merupakan dua istilah yang selalu disebut bersamaan. Kedua istilah tersebut dapat ditemukan dalam Al-Quran, hadis, dan juga kitab-kitab suci terdahulu.

Sampai hari ini, suku bangsa yang disebut Ya'juj dan Ma'juj masih menimbulkan perdebatan. Ada yang menyebut mereka sebagai bangsa Tartar, Mongol, Cina, dan sebagainya.

Ada pula yang menganggap Ya'juj dan Ma'juj sebagai nenek moyang bangsa Turki. Namun demikian, identitas mereka sesungguhnya hanya Allah SWT yang tahu.

Ibnu Katsir menerangkan, Ya'juj dan Ma'juj adalah keturunan Adam AS. Silsilah mereka dikatakan berasal dari keturunan Yafits bin Nuh AS. Dalam Al-Quran dikisahkan, Ya'juj dan Ma'juj diisolasi oleh tembok atau benteng logam yang dibangun Zulkarnain.

Meski mereka masih berasal dari jenis manusia, Ya'juj dan Ma'juj mempunyai ciri khas yang membuat mereka tampak berbeda dari manusia pada umumnya.

Dalam satu hadis Nabi SAW disebutkan, Ya'juj dan Ma'juj memiliki muka yang lebar, mata yang kecil (sipit), dan warna putih di rambut atas mereka. Bentuk wajah mereka dikatakan mirip perisai (HR Imam Ahmad).

(mhy)
Halaman :
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.2056 seconds (0.1#10.140)