Kisah Ketakutan Kaum Quraisy Menyaksikan Kakbah yang Rapuh dan Nyaris Runtuh

Jum'at, 11 Februari 2022 - 18:48 WIB
loading...
Kisah Ketakutan Kaum...
Kakbah sudah beberapa kali direnovasi.(Foto/Ilustrasi: Ist)
A A A
Kakbah sudah beberapa kali direnovasi. Renovasi pertama dilakukan pada era Qushay bin Kilab. Renovasi total ini dilakukan oleh leluhur Nabi pada 200 tahun sebelum kelahiran Nabi Muhammad SAW . Renovasi kedua dan sangat bersejarah adalah masa ketika Rasulullah berusia 35 tahun. Kala itu Kakbah rapuh dan nyaris runtuh karena terendam banjir.



Shafiyyur-Rahman Al-Mubarakfury dalam bukunya"Sirah Nabawiyah" menjelaskan sebelum kita mengenal Kakbah dalam bentuknya yang sekarang, bangunan itu hanya berupa susunan batu-batu yang tingginya sekitar dua kali badan manusia, tepatnya sekitar sembilan hasta, atau sekitar empat meter.

Kakbah telah dibangun sejak masa Nabi Ismail AS, tanpa atap, sehingga banyak pencuri yang suka mengambil barang-barang berharga yang tersimpan di dalamnya. Karena usianya yang sudah sangat tua, bangunan itu telah menjadi rapuh dan dindingnya pun sudah pecah-pecah.

Sementara O. Hashem dalam bukunya berjudul "Muhammad Sang Nabi: Penelusuran Sejarah Nabi Muhammad Secara Detail" menyebutkan terakhir kali Kakbah direnovasi, adalah pada masa Qushay bin Kilab, nenek moyang Nabi Muhammad sekitar 200 tahun sebelum kelahirannya.

Qushay bin Kilab meruntuhkan bangunan itu dan membangunnya kembali dengan fondasi yang kukuh dan untuk pertama kalinya membuat atap dengan batang dan pelepah kurma.

Ketika Rasulullah berusia 35 tahun, Mekkah dilanda banjir besar hingga meluap ke Baitul-Haram. Akibatnya, Kakbah menjadi rapuh dan sangat rentan untuk runtuh. Sebelumnya, Kakbah juga pernah terbakar akibat ulah seorang wanita yang sengaja membakarnya.

Memperhatikan kondisi Kakbah ini, orang-orang Quraisy berkeinginan untuk merenovasinya. Akan tetapi mereka merasa takut, karena Kakbah memiliki tempat tersendiri di dalam hati mereka.

Di samping itu, mereka juga merasa khawatir terkena bala` atau musibah, jika seandainya berani mengubah-ubah Kakbah. Akhirnya, mereka pun membiarkannya saja.



Walid bin Mughirah
Dalam keadaan serba bimbang ini, muncullah salah seorang dari mereka seorang laki-laki yang bernama al-Walid bin al-Mughirah al-Makhzumi. Dia berkata, ”Apa tujuan kalian menghancurkan Kakbah? Untuk merenovasi atau merusaknya?”

Mereka menjawab, ”Untuk memperbaiki.”

Maka, al Walid pun berkata: “Allah tidak akan membinasakan orang-orang yang melakukan perbaikan.”

Kemudian dia mengambil alat dan mulai menghancurkan Kakbah.

Sementara itu, yang lain masih merasa takut. Mereka menunggu hingga keesokan harinya sambil melihat keadaan al Walid. Jika al Walid tertimpa musibah, mereka bertekad tidak akan merenovasinya. Namun, jika tidak, mereka akan ikut andil dalam perbaikan Kakbah ini.

Ternyata, pada keesokan harinya, mereka melihat al Walid masih dalam keadaan sehat dan kembali melanjutkan pekerjaannya tanpa tertimpa apapun.

Melihat hal ini, orang-orang Quraisy pun lantas ikut melibatkan diri untuk memperbaiki Kakbah.

Pada saat merenovasi, orang-orang Quraisy sepakat membagi wilayah yang direnovasi menjadi beberapa bagian dan direnovasi oleh suku-suku tertentu.

Selain itu, mereka juga sepakat untuk melakukan perbaikan Kakbah, dengan syarat menggunakan bahan-bahan bangunan dari sumber yang baik-baik saja. Mereka sepakat untuk tidak menerima sumbangan dari maskawin para pelacur, dari hasil jual beli secara riba, dan dari harta rampasan.

Saat renovasi Kakbah ini, Nabi Muhammad SAW ikut andil bersama paman-pamannya. Dalam sebuah hadits shahih yang diriwayatkan Imam al Bukhari dan Muslim dalam kitab shahih mereka, dari Jabir Radhiyallahu anhu:
Halaman :
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.2728 seconds (0.1#10.140)