Isra Miraj Berdasar Hadits: Sungai Nil dan Eufrat Jadi Gambaran Sungai di Surga
loading...
A
A
A
Kemudian beliau dibawa ke langit ketiga, dan ketika beliau masuk beliau melihat di hadapannya seorang pria.
“Siapa ini, Jibril?” beliau bertanya.
Dia menjawab, “Saudaramu Yusuf yang diberi keunggulan dalam keindahan di atas orang-orang lainnya laksana bulan purnama di atas bintang-bintang di malam hari.”
Kemudian beliau dibawa ke langit keempat, dan beliau melihat di hadapannya seorang pria dan berkata, “Siapa ini, Jibril?”
“Ini Idris,” katanya, dan membaca:
Dan Kami telah mengangkatnya ke martabat yang tinggi.
Kemudian beliau dibawa ke langit kelima, dan beliau melihat di hadapannya seorang pria dan berkata, “Siapa ini, Jibril?”
“Ini Harun,” katanya.
Kemudian beliau dibawa ke langit keenam, dan beliau melihat di hadapannya seorang pria dan berkata, “Siapa ini, Jibril?”
“Ini Musa,” katanya.
Kemudian beliau dibawa ke langit ketujuh, dan beliau melihat di hadapannya seorang pria dan berkata, “Siapa ini, Jibril?”
“Ini ayahmu, Ibrahim,” katanya.
Kemudian dia membawanya ke Surga, dan di sana di hadapannya ada sungai yang lebih putih dari susu dan lebih manis dari madu, dengan kubah mutiara di kedua sisinya.
“Apa ini, Jibril?” beliau bertanya.
Jibril menjawab, “Ini adalah al-Kawthar, yang telah Tuhanmu berikan kepadamu, dan ini adalah tempat tinggalmu.”
Kemudian Jibril mengambil segenggam tanahnya dan lihat! Itu adalah kesturi harum. Kemudian beliau pergi ke Sidrat al-Muntaha, yang mana merupakan pohon Bidara yang menghasilkan buah-buahan terbesarnya yang seperti tempayan tembikar dan yang terkecilnya seperti telur.
Kemudian Tuhannya mendekat, “Sampai-sampai jarak Nabi dengan-Nya sejarak dua ujung busur panah bahkan lebih dekat lagi.”
Karena Tuhannya begitu dekat, pohon Bidara menjadi tertutup oleh sejenis batu mulia seperti mutiara, rubi, permata, dan mutiara berwarna. Allah menurunkan wahyu kepada hambanya, membuatnya mengerti dan mengetahui, dan menetapkan lima puluh salat (untuk setiap harinya).
Kemudian beliau kembali melewati Musa, yang berkata kepadanya, “Apa yang Dia tetapkan untuk umatmu?”
“Siapa ini, Jibril?” beliau bertanya.
Dia menjawab, “Saudaramu Yusuf yang diberi keunggulan dalam keindahan di atas orang-orang lainnya laksana bulan purnama di atas bintang-bintang di malam hari.”
Kemudian beliau dibawa ke langit keempat, dan beliau melihat di hadapannya seorang pria dan berkata, “Siapa ini, Jibril?”
“Ini Idris,” katanya, dan membaca:
Dan Kami telah mengangkatnya ke martabat yang tinggi.
Kemudian beliau dibawa ke langit kelima, dan beliau melihat di hadapannya seorang pria dan berkata, “Siapa ini, Jibril?”
“Ini Harun,” katanya.
Kemudian beliau dibawa ke langit keenam, dan beliau melihat di hadapannya seorang pria dan berkata, “Siapa ini, Jibril?”
“Ini Musa,” katanya.
Kemudian beliau dibawa ke langit ketujuh, dan beliau melihat di hadapannya seorang pria dan berkata, “Siapa ini, Jibril?”
“Ini ayahmu, Ibrahim,” katanya.
Kemudian dia membawanya ke Surga, dan di sana di hadapannya ada sungai yang lebih putih dari susu dan lebih manis dari madu, dengan kubah mutiara di kedua sisinya.
“Apa ini, Jibril?” beliau bertanya.
Jibril menjawab, “Ini adalah al-Kawthar, yang telah Tuhanmu berikan kepadamu, dan ini adalah tempat tinggalmu.”
Kemudian Jibril mengambil segenggam tanahnya dan lihat! Itu adalah kesturi harum. Kemudian beliau pergi ke Sidrat al-Muntaha, yang mana merupakan pohon Bidara yang menghasilkan buah-buahan terbesarnya yang seperti tempayan tembikar dan yang terkecilnya seperti telur.
Kemudian Tuhannya mendekat, “Sampai-sampai jarak Nabi dengan-Nya sejarak dua ujung busur panah bahkan lebih dekat lagi.”
Karena Tuhannya begitu dekat, pohon Bidara menjadi tertutup oleh sejenis batu mulia seperti mutiara, rubi, permata, dan mutiara berwarna. Allah menurunkan wahyu kepada hambanya, membuatnya mengerti dan mengetahui, dan menetapkan lima puluh salat (untuk setiap harinya).
Kemudian beliau kembali melewati Musa, yang berkata kepadanya, “Apa yang Dia tetapkan untuk umatmu?”