Sya'ban Bulan Mensucikan Dosa, Begini Puasa yang Dicontohkah Rasulullah SAW

Selasa, 01 Maret 2022 - 16:38 WIB
loading...
Syaban Bulan Mensucikan Dosa, Begini Puasa yang Dicontohkah Rasulullah SAW
Bulan Syaban adalah bulan mensucikan dosa (Foto/Ilustrasi: ist)
A A A
Sebentar lagi kita akan memasuki bulan Sya'ban ; bulan mulia yang dihimpit di antara bulan yang mulia pula. Bulan yang di dalamnya memiliki waktu istimewa di pertengahanya, yang dinamakan dengan Nisfu Sya’ban .



Abdurrahman Al-Shafury dalam kitabnya "Nuzhatul Majalis wa Muntakhabun Nafais" menjelaskan secara bahasa kata Sya'ban terdiri dari lima huruf yang melambangkan makna-makna tertentu; huruf syin bermakna asy-syaraf (kemuliaan), huruf ain bermakna al-uluww (derajat yang tinggi), huruf ba’ bermakna al-birr (kebaikan), huruf alif bermakna al-ulfah (kasih sayang), dan huruf nun yang bermakna al-nur (cahaya).

Istilah Syakban berasal dari bahasa Arab, yakni dari kata syi’ab yang artinya jalan di atas gunung. Maksudnya, Syakban merupakan waktu untuk menemukan jalan demi mencapai kebaikan. Sayyid Muhammad bin Alawi bin Abbas Al-Maliki Al-Makki dalam kitab Madza fi Sya’ban mengatakan bahwa dinamakan Syakban karena dalam bulan itu banyak kebaikan bercabang. Imam Dailami meriwayatkan hadis dari Aisyah yang berbunyi:

شَعْبَانُ شَهْرِيْ وَرَمَضَانُ شَهْرُ اللهِ وَ الشَّعْبَانُ اَلْمُطَهَّرُ وَرَمَضَانُ اَلْمُكَفَّرُ

Syakban adalah bulanku. Ramadhan bulan Allah. Sya’ban mensucikan (dosa) dan Ramadhan menggugurkannya.

Banyak amalan-amalan yang bisa dilakukan di bulan Sya'ban. Pertama, Rasulullah SAW sering berpuasa di bulan Sya’ban

Hal ini berdasarkan riwayat dari ‘Aisyah ra, ia berkata, “Rasulullah selalu berpuasa hingga kami mengatakan beliau tidak pernah berbuka; dan pernah beliau senantiasa berbuka hingga kami mengatakan beliau tidak pernah berpuasa.

Aisyah Radhiyallahu anhuma melanjutkan,

…وَمَا رَأَيْتُ رَسُوْلُ اللهِ صَلّى اللهُ عَلَيْهِ وسَلَّم اسْتَكْمَلَ صِيَامَ شَهْرٍ إِلَّا رَمَضَانَ ، وَمَا رَأَيْتُهُ أَكْثَرَ صِيَامًا مِنْهُ فِـيْ شَعْبَانَ.

“Aku tidak melihat Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam menyempurnakan puasa sebulan, kecuali Ramadhan. Dan aku tidak melihat beliau berpuasa lebih banyak dari bulan-bulan yang lain melainkan pada bulan Sya’ban.” (HR Bukhari dan Muslim)

عَنْ أَبِيْ سَلَمَةَ، أَنَّ عَائِشَةَ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهَا حَدَّثَتْهُ قَالَتْ: لَمْ يَكُنِ النَّبِيُّ صَلّى اللهُ عَلَيْهِ وسَلَّم يَصُوْمُ شَهْرًا أَكْثَرَ مِنْ شَعْبَانَ، وَكَانَ يَصُوْمُ شَعْبَانَ كُلَّهُ، وَكَانَ يَقُوْلُ: خُذُوْا مِنَ الْعَمَلِ مَاتُطِيْقُوْنَ، فَإِنَّ اللهَ لَايَمَلُّ حَتَّى تَمَلُّوْا، وَأَحَبُّ الصَّلَاةِ عَلَى النَّبِيِّ صَلّى اللهُ عَلَيْهِ وسَلَّم مَادُوْوِمَ عَلَيْهِ وَإِنْ قَلَّتْ، وَكَانَ إِذَا صَلَّى صَلَاةً دَاوَمَ عَلَيْهَا

Dari Abu Salamah, ‘Aisyah Radhiyallahu anhuma pernah menceritakan kepadanya, dia berkata: “Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam tidak pernah berpuasa pada satu bulan yang lebih banyak daripada bulan Sya’ban. Beliau berpuasa pada bulan Sya’ban sepenuhnya.



Beliau SAW bersabda: ‘Lakukanlah amalan (sunnah) semampu kamu. Sesungguhnya Allah tidak akan merasa bosan (terhadap amal yang terus-menerus kalian lakukan), hingga kalianlah yang merasa bosan.’Shalat yang paling dicintai Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam adalah sholat yang dikerjakan secara terus-menerus (konsisten), walaupun hanya sedikit. Apabila beliau mengerjakan suatu sholat, beliau mengerjakannya secara terus-menerus (konsisten).” (HR Bukhari dan Muslim)

عَنْ عَبْدِ اللهِ بْنِ قَيْسٍ أَنَّهُ سَمِعَ عَائِشَةَ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهَا تَقُوْل: كَانَ أَحَبُّ الشُّهُوْرِ إِلَى رَسُوْلِ اللهِ صَلّى اللهُ عَلَيْهِ وسَلَّم أَنْ يَصُوْمَهُ شَعْبَانَ ثُمَّ يَصِلُهُ بِرَمَضَانِ

Dari Abdullah bin Abi Qays, bahwasanya dia mendengar ‘Aisyah Radhiyallahu anhuma berkata: “Bulan yang paling disukai Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam untuk berpuasa adalah bulan Sya’ban. Karena itulah, beliau menyambungkan puasa pada bulan itu dengan puasa bulan Ramadhan.” [Shahih: HR Ahmad (VI/188), Abu Dawud (no. 2431), an-Nasaa-i (IV/199), Ibnu Khuzaimah (no. 2077), dan al-Hakim (I/434)]

Kedua, bulan Sya’ban adalah bulan diangkatnya amal-amal manusia kepada Allah Ta’ala.

Hal ini berdasarkan hadits dari Usamah bin Zaid ra, ia mengatakan, “Aku bertanya, ‘Wahai Rasulullah, saya tidak melihat engkau berpuasa di suatu bulan seperti engkau berpuasa di bulan Sya’ban.”

Beliau Shallallahu ‘alaihi wa sallam menjawab,
Halaman :
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.1680 seconds (0.1#10.140)