Dinasti Ghaznawi, Kesultanan yang Didirikan Seorang Budak

Kamis, 10 Maret 2022 - 09:01 WIB
loading...
A A A
Wilayah kekuasaan Mahmud merupakan wilayah yang terluas dalam sejarah dinasti Ghaznawi. Wilayah tersebut mencangkup India utara di timur, dan Irak-Persia di barat, serta seluruh daerah Khurasan, Takaristan yang berpusat di Balkh, sebagian Transoxiana di utara, dan Sijistan di selatan.

Dia menghiasi wilayah Ghaznah dengan bangunan-bangunan megah, mendirikan sebuah pusat pendidikan, serta menjadikan istananya sebagai tempat peristirahatan bagi para penyair dan ilmuwan.



Invasi ke India
Sebelum kematiannya, kesultanan Ghaznawi membentang sampai ke pantai Samudra Hindia di Gujarat selatan. Mahmud menunjuk raja-raja lokal untuk menjadi bawahan yang memerintah atas namanya di banyak daerah yang telah ditaklukkan.

Selain itu dia juga membuka hubungan baik dengan masyarakat non-Muslim. Dia menyambut para prajurit dan perwira Hindu dan Ismailiyah yang ingin bergabung ke dalam pasukannya. Namun, karena ekspansi dan peperangan yang terus-menerus, pada tahun-tahun terakhir masa pemerintahannya, kondisi keuangan Dinasti Ghaznawiyah mulai sulit. Akibatnya Mahmud memerintahkan pasukannya untuk menyerang kuil-kuil Hindu dan menjarah sejumlah besar emas.

Pada tahun 1026, Sultan Mahmud yang sudah berusia 55 tahun berangkat untuk menyerang negara bagian Kathiawar, yang berada di pantai barat India (Laut Arab). Pasukannya melaju ke ujung selatan Somnath, yang terkenal dengan kuil yang indah Dewa Siwa.

Meskipun pasukan Mahmud berhasil menduduki Somnath, dan menjarah dan menghancurkan kuil, namun berita buruk datang dari Afghanistan. Sejumlah suku Turki telah bangkit untuk menantang pemerintahan Ghaznawiyah, termasuk di antaranya orang-orang Turki Seljuk, yang telah merebut Merv (Turkmenistan) dan Nishapur (Iran).

Pada saat Mahmud meninggal pada 30 April 1030, para pemberontak ini sudah mulai menggerogoti perbatasan-perbatasan wilayah kekuasaan Kesultanan Ghaznawiyah. Sultan Mahmud meninggal pada usia 59 tahun.



Keruntuhan
Mahmud meninggalkan berbagai warisan. Dinastinya akan bertahan sampai tahun 1187, meskipun sudah mulai runtuh dari barat ke timur bahkan sebelum kematiannya.

Dinasti Ghaznawi tidak ditopang oleh angkatan bersenjata yang kuat, sehingga ketika seorang pemimpinnya yang sangat berpengaruh meninggal, maka semuanya segera menemui kehancuran.

Wilayah kekuasaan dinasti Ghaznawi di sebelah timur berangsur melepaskan diri dari pusat kota, dan munculah sejumlah dinasti Muslim independen di India.

Di utara dan barat muncul dinasti Khan dari Turkistan dan dinasti Seljuk dari Persia. Keduanya memisahkan diri dari kekuasaan Ghaznawi.

Di bagian tengah, dinasti Ghuriyah dari Afghanistan yang dipimpin Syihab al-Din al-Ghuri melakukan pemberontakan luar biasa dan puncaknya, pada tahun 1186 berhasil menghancurkan pijakan Ghaznawi yang terakhir di Lahore. Dengan hancurnya pijakan terkahir dinasti Ghaznawi tersebut maka berakhir pula eksistensi dinasti Ghaznawi.

(mhy)
Halaman :
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.3330 seconds (0.1#10.140)