Kisah Nabi Nuh: Nama Asli Abdul Ghaffar, Sering Menangis Setelah Menghina Anjing

Jum'at, 11 Maret 2022 - 17:14 WIB
loading...
Kisah Nabi Nuh: Nama...
Nama asli Nabi Nuh adalah Abdul Ghaffar. Karena sering menangis namanya berubah menjadi Nuh. (Foto/Ilustrasi: Ist)
A A A
Namanya adalah ‘Abdul Ghaffar atau Yasykur bin Lamik bin Matusyilakh bin Idris as. Dia diberi nama Nuh sebab menurut sebuah riwayat dia sering menangis setelah menghina seekor anjing yang memiliki empat mata yang kudisan. Abdul Ghaffar berkata menghina, “anjing ini jelek.”

Mendengar perkataan tersebut, anjing itu berkata kepadanya, “Hai ‘Abdul Ghaffar, apakah engkau menghina ciptaan ataukah engkau menghina Pencipta? Seandainya hinaan itu ditujukan kepada ciptaan, seandainya urusannya ada padaku, tentu aku tidak akan memilih menjadi anjing; dan seandainya hinaan itu ditujukan kepada Pencipta, maka sebetulnya Dia tidak berhak mendapat hinaan. Sebab Dia mengerjakan sekehendak-Nya.”

Setelah mendengar jawaban anjing tersebut, dia meratap dan menangis atas kesalahan dan dosanya. Karena seringnya meratap (nahaa), maka dia diberi nama Nuh. Demikian diriwayatkan oleh Ahli Fiqih dan Ahli Tafsir, As-Sa'di atau As-Si'di (1889–1956 M) mengutip Al-Kisa’i (119 H/737- 189 H/809).



Seorang pemuka Tabi'in dan ahli dalam bidang sejarah, Wahab bin Munabbih mengatakan, ketika Nuh telah mencapai umur 480 tahun, Malaikat Jibril datang kepadanya. Nuh bertanya kepadanya, “Siapakah engkau, hai laki-laki yang menarik?”

Jibril menjawab, “Aku adalah utusan Tuhan semesta alam datang kepadamu membawa risalah-Nya. Allah telah mengutusmu untuk kaummu.”

Allah SWT berfirman:

إِنَّا أَرْسَلْنَا نُوحًا إِلَىٰ قَوْمِهِ أَنْ أَنْذِرْ قَوْمَكَ مِنْ قَبْلِ أَنْ يَأْتِيَهُمْ عَذَابٌ أَلِيمٌ


"Sesungguhnya Kami telah mengutus Nuh kepada kaumnya (dengan memerintahkan), “Berilah kaummu peringatan sebelum datang kepadanya azab yang pedih.” ( QS Nuh [71] : 1).

Kemudian Jibril mengenakan kepada Nuh pakaian mujahidin, menyerbankan serban pertolongan, dan menyandangkan pedang keteguhan.

Jibril berkata kepada Nuh, “Pergilah kepada musuh Allah, Duramsyil bin Fumail bin Jaij bin Qabil bin Adam.”

Duramsyil adalah seorang raja yang sewenang-wenang dan kejam. Dia adalah orang pertama yang memeras anggur dan meminumnya, orang pertama yang bermain undian, dan orang pertama yang membuat pakaian yang ditenun dengan emas



Menurut M Quraish Shihab , dakwah Nabi Nûh kepada mereka secara sembunyi-sembunyi, kemudian secara sembunyi-sembunyi dan terang-terangan.

Diceritakan pula tentang keluhan Nuh kepada Allah karena sikap kaumnya yang tidak menerima dan membangkang serta sikap mereka yang terus-menerus menyembah patung sehingga mereka pantas menerima azab Allah.

Ketika Nuh merasa putus asa bahwa mereka tidak menerima ajakannya, ia berdoa agar mereka dihancurkan. Dan ia juga berdoa memohon ampunan untuk dirinya, kedua orangtuanya dan orang-orang yang beriman, baik laki-laki maupun perempuan.

Penyembah Berhala
Duramsyil bersama kaumnya menyembah 5 berhala yaitu, Wud, Siwa’, Yaghuts, Ya’uq, dan Nasr yang disinggung oleh Allah di dalam al-Qur’an.

Di sekitar 5 berhala tersebut terdapat 1.700 berhala yang mempunyai ruangan khusus yang terbuat dari batu marmer. Setiap ruangan itu tinggi dan lebarnya sekitar 1.000 siku.

Berhala-berhala ini diletakkan di atas kursi yang terbuat dari emas yang berisikan bermacam-macam permata yang indah.



Berhala ini juga mempunyai para pelayan yang mengurusinya siang malam dan tiap tahunnya ada hari raya khusus untuk berhala tersebut; mereka (Duramsyil dan kaumnya) berkumpul di tempat itu untuk merayakannya.

Pada hari itu, Nuh datang kepada mereka yang sedang menyalakan api dan mempersembahkan kurban di sekitar berhala-berhala itu. Kemudian mereka sujud di hadapannya mengagungkannya.

Dalam upacara itu, mereka mengeluarkan berbagai macam alat permainan, menabuh simbal, menari, meminum arak, dan menzinahi wanita secara terbuka di antara khalayak ramai seperti binatang.

Melihat itu, Nabi Nuh berdiri di atas bukit yang tinggi, menengadahkan kepalanya ke langit seraya berkata, “Wahai Tuhanku, aku memohon kepada-Mu untuk menolongku mengalahkan mereka dengan cahaya Muhammad SAW.”

Pada saat itu, jumlah mereka tidak terhitung banyaknya. Dia berdiri di atas bukit itu dan menyeru dengan sekeras-kerasnya, “Wahai orang-orang, aku datang kepadamu sebagai utusan Tuhan semesta alam, mengajak kalian untuk beribadah kepada-Nya dan melarang kalian dari menyembah berhala.”

Setelah Nuh meneriakkan seruan itu, suaranya terdengar dari timur hingga barat, berhala-berhala terjatuh dari kursi-kursinya; para pelayan yang ada di sekitarnya kaget, dan Raja Duramsyil jatuh pingsan.

Setelah sadar dari pingsannya, raja bertanya kepada orang-orang yang berada di sekitarnya, “Suara apakah itu?”

Mereka yang telah mendengar suara itu menjawab, “Itu adalah suara seorang laki-laki yang bernama Nuh. Dia orang gila dan akalnya terganggu.”



Raja Duramsyil berkata, “Bawa dia ke hadapanku!” Atas perintah itu, para pembantu raja pergi kepada Nuh, kemudian mereka membawanya dan menghadapkannya kepada sang raja.

Raja berkata kepada Nuh, “Siapa engkau?” Nuh menjawab, “Aku adalah Nuh, utusan Tuhan semesta alam. Aku datang kepada kalian membawa risalah agar kalian beriman kepada Allah saja dan tidak menyembah berhala-berhala ini.”

Raja Duramsyil berkata, “Bila engkau gila, aku akan menyembuhkanmu; bila engkau fakir, aku akan menolongmu; dan bila engkau punya utang, aku akan membayarkan utangmu.”

Nabi Nuh AS berkata, “Aku tidak gila, tidak fakir, dan tidak pula berutang, tetapi aku adalah utusan dari Tuhan semesta alam.”

Nabi Nuh adalah orang pertama yang diangkat menjadi rasul. Dia termasuk salah satu rasul Ulul ‘Azmi yang telah diutus kepada keturunan Qabil karena mereka terus-menerus menyembah berhala dan mempertontonkan kemusyrikan.

(mhy)
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.1972 seconds (0.1#10.140)