Khalifah Abu Ja'far Al-Manshur: Dikenal Sangat Kikir, Bergelar Abu Dawaniq

Kamis, 31 Maret 2022 - 17:42 WIB
loading...
Khalifah Abu Jafar Al-Manshur: Dikenal Sangat Kikir, Bergelar Abu Dawaniq
Patung Khalifah Al-Manshur. Foto/ilustrasi: Wikipedia
A A A
Abu Ja'far Al-Manshur adalah khalifah kedua Bani Abbasiyah . Dia menggantikan Abul Abbas As-Saffah. Ia dilantik menjadi khalifah pada 136 H/754 M. Jika pendahulunya dikenal sangat dermawan, Al-Manshur sebaliknya. Ia sangat kikir sehingga bergelar "Abu Dawani".



Tentang sosok khalifah kedua ini, Imam Al Suyuthi dalam "Tarikh Khulafa’; Sejarah Para Khalifah" menyebutkan nama lengkapnya adalah Abdullah bin Muhammad bin Ali bin Abdullah bin Abbas, atau biasa dipanggil Abu Ja’far.

Ibunya bernama Salamah al Barbariyah, bekas budak yang dikawini oleh ayahnya. Dia lahir pada tahun 95 H, dan dilantik sebagai khalifah Abbasiyah pada musim haji 136 H. Dan tatkala Khalifah Abul Abbas As-Saffah wadat, Abu Ja'far sedang menunaikan ibadah haji.

Ketika itu, Abu Ja’far yang sebelumnya sudah dinobatkan sebagai putra mahkota oleh As-Saffah, diperintahkan untuk memimpin jamaah haji. Di tengah jalan, kabar menyedihkan datang dari Al-Anbar, ibu kota Dinasti Abbasiyah kala itu, bahwa As-Saffah sudah wafat.

Dengan demikian, secara otomatis Abu Ja’far dinobatkan sebagai khalifah. Beberapa sumber menyebutkan bahwa upacara pelantikannya dilakukan di tempat pemberhentian bernama Zakiyyah dalam perjalanan menuju Mekkah.

Secara kebetulan, dalam rombongan haji kali ini terdapat cukup banyak pendukung setia Bani Abbas, termasuk di antaranya adalah Abu Muslim al Khurasani. Mereka semua menyatakan kesetiaannya pada Abu Ja’far, yang kemudian bergelar “Al Manshur”.



Menurut Imam al Suyuthi, Al-Manshur adalah orang yang amat terpandang dari kalangan Bani Abbas dan terkenal kharisma, keberanian, kegigihan tekad, dan pendapat-pendapatnya yang cemerlang. Tapi di sisi lain, dia dikenal kekejamannya, serta anti dengan semua yang bersifat main-main dan senda gurau.

Sama dengan As-Saffah, dia dikenal sebagai orator yang ulung dengan ungkapan-ungkapan yang mempesona. Namun kebalikan dari As-Saffah, Al-Manshur dikenal sangat kikir, sampai-sampai digelari “Abu Dawaniq”, karena kebiasaannya menghitung harta sampai rincian yang terkecil untuk para pegawainya.

Dawaniq adalah jamak dari Daniq, nama mata uang zaman itu. Konon sebelum menjadi khalifah, Al-Manshur dikenal sebagai penuntut ilmu yang rajin. Hingga satu peristiwa terjadi dalam hidupnya, yang mengubah sifat-sifat ini.

Suatu ketika, Al-Manshur memasuki sebuah rumah lalu ditangkap oleh penjaga rumah. Si penjaga rumah berkata, “Timbanglah 2 dirham!” Al-Manshur berkata, ”Lepaskan aku karena aku adalah keturunan paman Rasulullah.”

Si penjaga rumah bersikukuh, “Timbanglah 2 dirham!”

Al-Manshur berusaha menawar, “Biarkan aku, sebab aku seorang yang pandai membaca Kitabullah.”

Si penjaga rumah terus mendesak, “Timbanglah 2 dirham!” merasa putus asa dengan perintah si penjaga rumah, akhirnya Al-Manshur menimbang 2 dirham lalu dia kembalikan. Sejak itulah dia tergila-gila mengumpulkan harta dengan tamak sampai diberi gelar Abu Dawaniq.



Tak kalah dengan saudaranya As-Saffah, Al Manshur juga sangat kejam memperlakukan lawan-lawannnya. Tapi bila As-Saffah berlaku kejam kepada musuhnya, Al-Manshur bertindak kejam justru kepada bawahannya dan kolega-koleganya sendiri.

Ketika pertama kali dilantik, kebijakan pertamanya adalah membunuh Abu Muslim al Khurasani yang merupakan sosok paling berjasa dalam revolusi Abbasiyah.

Menurut riwayat Tabari, konflik pribadi antara Al-Manshur dengan Abu Muslim sudah terjadi sejak masa pemerintahan As-Saffah. Ketika itu Abu Muslim menjadi orang sangat berpengaruh di Khurasan. Sedemikian sehingga rakyat Khurasan lebih mengenal dan mencintai Abu Muslim daripada khalifah kaum Muslim yang baru.

Buku The History of al-Tabari berkisah, dalam satu kesempatan, Al-Manshur berkunjung ke Khurasan. Ketika itu posisinya sudah menjadi seorang putra mahkota. Tujuan Al-Manshur ke Khurasan tidak lain untuk memastikan kesetiaan Abu Muslim kepada Bani Abbas, dan Abu Muslim pun dengan senang hati mengukuhkan kesetiaannya pada As-Saffah dan Dinasti Abbasiyah.
Halaman :
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.1336 seconds (0.1#10.140)