Kisah Amir bin Abdillah: Diusir Khalifah Utsman dari Bashrah karena Tidak Menikah

Rabu, 13 April 2022 - 14:35 WIB
loading...
Kisah Amir bin Abdillah:...
Amir bin Abdillah tidak menikah, tidak makan daging dan keju. Gara-gara ini beliau menjadi korban hasutan. Foto/Ilustrasi: Ist
A A A
Amir bin Abdillah At-Tamimi adalah tabiin yang zuhud , murid sahabat Nabi Muhammad SAW Abu Musa Al-Asy’ari . Beliau tidak menikah, tidak makan daging dan keju. Gara-gara ini beliau menjadi korban hasutan. Akibatnya, beliau dipindahkan dari Bashrah ke Syam oleh Khalifah Utsman bin Affan .

Jauh sebelum Amir bin Abdillah diusir dari Bashrah, beliau membagi hidupnya menjadi tiga bagian. Bagian pertama adalah untuk halaqah zikir di masjid Bashrah yang di sana dibacakan dan diajarkan Al-Qur’an kepada manusia.

Kedua, beliau pergunakan untuk mengenyam manisnya ibadah, beliau pancangkan kedua kakinya berdiri di hadapan Allah hingga letih kedua telapak kakinya.

Ketiga, untuk terjun ke medan jihad, beliau menghunus pedangnya untuk berperang di jalan Allah. Seluruh umurnya tidak pernah absen sedikitpun dari tiga kesibukan tersebut, sehingga beliau dikenal sebagai abid (ahli ibadahnya) dan ahli zuhudnya penduduk Bashrah.



Dalam buku "Mereka adalah Para Tabiin" karya Dr Abdurrahman Ra'fat Basya diceritakan bahwa ahli ibadah ini tidak terhindar hasutan dan gangguan manusia.

"Beliau menghadapi risiko seperti yang biasa dialami oleh orang yang lantang menyuarakan kebenaran, mencegah kemungkaran dan berusaha untuk menghilangkannya," tutur Dr Abdurrahman Ra'fat Basya dalam buku yang berjudul asli "Shuwaru min Hayati At-Tabi'in" .

Peristiwa yang melatarbelakangi beliau mendapatkan hasutan tersebut bermula ketika beliau melihat salah seorang anak buah dan kepala polisi Bashrah sedang memegang leher seorang ahli dzimmah dan menariknya.

Sementara orang dzimmi tersebut berteriak meminta tolong kepada manusia: “Tolonglah aku semoga Allah menolong kalian! Tolonglah ahli dzimmah (yang dilindungi) Nabi kalian wahai kaum muslimin!”

Maka Amir bin Abdillah menghampininya dan bertanya: “Kamu sudah menunaikan jizyah yang menjadi kewajibanmu?”

Ahli dzimmah itu menjawab: "Ya, aku sudah menunaikannya.”

Amir menoleh kepada orang yang memegang leher ahli dzimmah tersebut dan bertanya: “Apa yang Anda inginkan darinya?"

Dia menjawab: “Aku ingin dia pergi bersamaku untuk membersihkan kebun milik kepala polisi.”

Amir bertanya kepada si dzimmi: “Anda berhasrat untuk kerja di tempat tesebut?”

Si dzimmi menjawab: “Tidak, karena tugas itu akan memeras tenagaku dan aku tidak bisa mencari makan untuk keluargaku!”

Lalu Amir menoleh lagi kepada laki-laki yang memegang leher dzimmi tersebut: “Lepaskan dia!”

Ia menjawab: “Aku tidak akan melepaskannya.”



Maka tidak ada pilihan bagi Amir selain menyelamatkan orang dzimmi tersebut sembari berkata: “Demi Allah, tidak boleh perjanjian orang dzimmi (untuk dilindungi) dengan Nabi Muhammad dibatalkan selagi saya masih hidup.”

Kemudian berkumpullah manusia dan turut membantu Amir mengalahkan polisi itu dan akhirnya selamatlah orang dzimmi tersebut. Sebagai pelampiasannya teman-teman petugas polisi tersebut menuduh Amir sebagai orang yang tidak taat pemerintah dan keluar dan ahlus sunnah wal jama’ah.
Halaman :
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.2393 seconds (0.1#10.140)