Lapar Banget, Abu Nawas Membeli Semerbak Bau Masakan

Senin, 22 Juni 2020 - 08:38 WIB
loading...
Lapar Banget, Abu Nawas...
Abu Nawas: aku bayar pakai suaranya saja karena di kedaimu aku hanya dapat baunya saja. Foto/Ilustrasi/Ist
A A A
Abu Nawas adalah pujangga Arab dan merupakan salah satu penyair terbesar sastra Arab klasik. Penyair ulung sekaligus tokoh sufi ini mempunyai nama lengkap Abu Ali Al Hasan bin Hani Al Hakami dan hidup pada zaman Khalifah Harun Al-Rasyid di Baghdad (806-814 M). ( )

Pada suatu ketika Abu Nawas melakukan perjalanan yang panjang. Pada hari itu perut si Cerdik ini keroncongan dengan amat sangat. Maklumlah sudah seharian belum terisi makanan sedikitpun.

Abu Nawas memeriksa kantong uangnya. Bekas sudah menipis. Ia hanya menemukan beberapa keping uang, sementara perjalannya masih jauh. Bila uang itu digunakan untuk membeli sesuatu, nanti ongkos perjalanannya tidak akan terbayar. ( )

Walaupun tubuhnya lemas karena belum makan seharian, Abu Nawas tetap melangkahkan kakinya yang gontai.

Pada saat melihat kedai yang ramai pembeli, Abu Nawas tak kuasa untuk tidak memasukinya. Dari bilik dapur terlihat asap mengepul. Itu pasti makanan yang sangat lezat, pikir Abu Nawas.

Benar saja. Bau masakan langsung menyeruak di hidungnya. Abu Nawas pun tidak menyia-nyiakan itu. Ia langsung menghirup aroma masakan itu dengan kuat-kuat. Dari aromanya, Abunawas sudah membayangkan sajian yang lezat untuk dirinya. Tindakan itu diulanginya berkali-kali hingga ia merasa puas.



Setelah merasa cukup puas dengan aroma masakan yang dihirupnya, Abu Nawas pun pergi meninggalkan kedai dengan mengapungkan senyum di bibirnya.

Hanya saja, belum jauh dia melangkahkan kakinya, tiba-tiba terdengar teriakan dari seseorang.

"Hai, mau kemana? Bayar dulu!" teriak orang itu, yang ternyata pemilik kedai.



Abu Nawas pun menghentikan langkahnya. Dengan tenang dia balik kanan menghampiri si pemilik kedai. Abu Nawas sempat heran juga dengan kelakuan pemilik kedai yang menagih dirinya, padahal ia tidak makan atau minum barang sedikitpun di kedai itu.

"Enak saja main nyelonong pergi, bayar dulu baru boleh pergi," sergah pemilik kedai begitu Abu Nawas berhadapan dengannya. (

Kemudian Abu Nawas menganggukkan kepala tanda setuju permintaan sang pemilik kedai. Dengan santainya Abu Nawas merogoh kantong uangnya. Selanjutnya ia mempermainkan duit di kantongnya itu.

Aneh juga, Abu Nawas tak memberikan uangnya kepada pemilik kedai. Malah Abu Nawas terus bermain-main dengan uang recehnya dengan cara mengocok kantong uangnya. Suara uang receh terdengar kerincing-kerincing. ( )

"Ayo, mana uangnya. Bayar!" teriak pemilik kedai.

"Baik, ini bayarnya," kata Abu Nawas sambil mengocok kembali uang recehnya sehingga timbul suara kerincing-kerincing.

"Lho, mana uangnya, dari tadi cuma mendengar suaranya saja," kata pemilik kedai yang semakin geram. ( )

Kemudian Abu Nawas menjawab, "Itu tadi bayarnya, aku bayar pakai suaranya saja karena di kedaimu aku hanya dapat baunya saja..!"

Mendengar jawaban itu, si pemilik kedai hanya bisa tersenyum malu. Jadi deh Abu Nawas membeli bau masakan dengan bunyi kerincing uang logamnya. ( )

(mhy)
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.2425 seconds (0.1#10.140)