Keadaan Muslim Setelah Kiamat, 4 Sahabat Duduk di Atas Ranjang Permata
loading...
A
A
A
Banyak hal yang perlu kita ketahui setelah Hari Kiamat terjadi. Salah satunya keadaan umat muslim dan kenikmatan yang dialami empat Sahabat Nabi terkemuka (Khulafaur Rasyidin).
Ulasan kali ini juga menceritakan perbincangan penduduk neraka dan keinginan orang-orang kafir ketika disiksa di dalam neraka Jahannam, na'udzubillahi min dzalik!
Dalam Kitab Al-Mawaizh Al-Usfuriyah karya Syaikh Muhammad bin Abu Bakar Ushfury diceritakan sebuah kisah menakjubkan dialami empat Sahabat Nabi (Khulafaur Rasyidin). Di Akhirat nanti mereka mendapat kenikmatan menduduki ranjang yang terbuat dari intan permata.
Baca Juga: Beginilah Keadaan Umat Islam pada Hari Kiamat
Diriwayatkan dari Ikrimah radhiyallahu 'anhu, ia berkata: "Ibnu Abbas ditanya tentang firman Allah dalam QS Al-Hijr Ayat 47:
Artinya: "Dan Kami lenyapkan segala rasa dendam yang ada dalam hati mereka; mereka merasa bersaudara, duduk berhadap-hadapan di atas dipan-dipan."
Maka Beliau menjawab sebagaimana diajarkan Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam kepadanya. "Ketika Hari Kiamat telah terjadi, akan didatangkan ranjang dari intan merah yang berukuran 20 Mil x 20 Mil, yang tidak terbelah dan putus sama sekali, yang digantung dengan kekuasaan Allah Yang Maha Perkasa. Kemudian Abu Bakar duduk di atasnya.
Kemudian didatangkan ranjang dari intan kuning yang memiliki ciri-ciri sama seperti ranjang merah. Kemudian Umar bin Khattab duduk di atasnya.
Kemudian didatangkan lagi ranjang dari intan hijau yang memiliki ciri-ciri yang sama seperti ranjang merah. Kemudian Utsman bin Affan duduk di atasnya.
Kemudian didatangkan ranjang dari intan putih yang memiliki ciri-ciri sama seperti ranjang merah. Kemudian Ali bin Abu Thalib duduk di atasnya.
Kemudian Allah memerintahkan ranjang-ranjang permata itu terbang membawa mereka di udara. Ranjang-ranjang itu terbang sampai di bawah naungan 'Arsy Allah. Mereka didatangi tenda kemah dari intan yang indah. Andai seluruh makhluk di semua tingkatan langit dan bumi dikumpulkan niscaya mereka semua hanya memenuhi satu sudut dari sudut-sudut tenda kemah itu.
Kemudian diberikan kepada mereka empat gelas. Satu gelas untuk Abu Bakar, satu gelas untuk Umar, satu gelas untuk Utsman dan satu gelas untuk Ali, semoga Allah meridhoi mereka semua.
Mereka berempat memberi minuman kepada para manusia. Inilah maksud firman Allah: "Dan Kami lenyapkan segala rasa dendam yang berada di dalam hati mereka, sedangkan mereka merasa bersaudara duduk berhadap-hadapan di atas dipan-dipan."
Perbincangan Penduduk Neraka
Di Akhirat nanti Allah memerintahkan neraka Jahannam untuk menyambar dan mengeluarkan orang-orang yang keluar dari syariat Islam dan orang-orang kafir. Setelah dikeluarkan, Allah membuka mata mereka.
Tiba-tiba mereka melihat tempat-tempat para Sahabat Nabi shallallahu 'alahi wasallam dan umatnya di surga. Mereka berkata: "Mereka adalah orang-orang yang menyelamatkan para manusia sedangkan kita telah celaka."
Kemudian mereka dikembalikan lagi ke dasar neraka Jahannam. Rasulullah SAW bersabda: "Tidak ada di neraka orang yang di dalam hatinya masih ada sedikit keimanan kecuali ia akan keluar dari sana dengan perantara syafaatku."
Syaikh al-Imam 'Alau ad-Din az-Zandusiti dalam Kitab Roudhoh al-Ulama berkata: "Saya mendengar Sa'ad bin Muhammad al-Astarusyani al-Faqir az-Zahid meriwayatkan dari al-Kalabi, dari Abu Sholih, dari Ibnu Abbas radhiyallahu ‘anhu, berkata dalam menjelaskan Firman Allah: "Orang-orang yang kafir itu seringkali (nanti di Akhirat) menginginkan kiranya mereka dahulu (di dunia) menjadi orang-orang muslim."
Diriwayatkan dari Abu Musa al-Asy'ari, Rasulullah bersabda: "Ketika para penduduk neraka telah berkumpul di neraka bersama orang-orang muslim yang dikehendaki Allah (masuk neraka), orang-orang kafir berkata kepada orang-orang muslim: "Bukankah kalian ini orang-orang muslim?" "Iya! Kami orang-orang muslim," jawab mereka.
"Apakah Islam kalian belum mencukupi, mengapa kalian bersama kami di neraka?" tanya orang- orang kafir. "Kami memiliki dosa-dosa yang menyebabkan kami disiksa," jawab orang-orang muslim.
Allah yang Maha Mengetahui pun marah kepada orang-orang kafir dan mengampuni orang-orang muslim yang ada di neraka dengan anugerah dan Rahmat-Nya. Allah memerintahkan masing-masing orang muslim yang di neraka untuk keluar.
Pada saat itu (nanti di akhirat) orang-orang kafir seringkali menginginkan kiranya mereka dahulu (di dunia) menjadi orang-orang muslim.
Ketika orang-orang muslim kesakitan di dalam nereka, maka Allah dengan sifat Rahmat-Nya mengizinkan Nabi Muhammad untuk memberikan syafa'atnya. Kemudian Nabi shallallahu 'alaihi wasallam datang memberi mereka semua syafa'at dan mengeluarkan orang-orang muslim darineraka. Sementara itu, orang-orang kafir masih tetap berada di sana. Pada saat itulah, orang-orang kafir berkata: "Andai dulu kita adalah orang-orang muslim, niscaya kita dikeluarkan dari neraka seperti mereka."
Demikian keadaan para sahabat mulia di Akhirat dan orang-orang muslim yang diselamatkan dari neraka. Satu hal yang patut kita renungi adalah ketika Allah menjadikan kita umat Nabi Muhammad shallallahu 'alaihi wasallam. Inilah nikmat terbesar yang wajib kita syukuri. Beliaulah kelak yang akan memberi syafaat untuk kita.
Ulasan kali ini juga menceritakan perbincangan penduduk neraka dan keinginan orang-orang kafir ketika disiksa di dalam neraka Jahannam, na'udzubillahi min dzalik!
Dalam Kitab Al-Mawaizh Al-Usfuriyah karya Syaikh Muhammad bin Abu Bakar Ushfury diceritakan sebuah kisah menakjubkan dialami empat Sahabat Nabi (Khulafaur Rasyidin). Di Akhirat nanti mereka mendapat kenikmatan menduduki ranjang yang terbuat dari intan permata.
Baca Juga: Beginilah Keadaan Umat Islam pada Hari Kiamat
Diriwayatkan dari Ikrimah radhiyallahu 'anhu, ia berkata: "Ibnu Abbas ditanya tentang firman Allah dalam QS Al-Hijr Ayat 47:
وَنَزَعۡنَا مَا فِىۡ صُدُوۡرِهِمۡ مِّنۡ غِلٍّ اِخۡوَانًا عَلٰى سُرُرٍ مُّتَقٰبِلِيۡنَ
Artinya: "Dan Kami lenyapkan segala rasa dendam yang ada dalam hati mereka; mereka merasa bersaudara, duduk berhadap-hadapan di atas dipan-dipan."
Maka Beliau menjawab sebagaimana diajarkan Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam kepadanya. "Ketika Hari Kiamat telah terjadi, akan didatangkan ranjang dari intan merah yang berukuran 20 Mil x 20 Mil, yang tidak terbelah dan putus sama sekali, yang digantung dengan kekuasaan Allah Yang Maha Perkasa. Kemudian Abu Bakar duduk di atasnya.
Kemudian didatangkan ranjang dari intan kuning yang memiliki ciri-ciri sama seperti ranjang merah. Kemudian Umar bin Khattab duduk di atasnya.
Kemudian didatangkan lagi ranjang dari intan hijau yang memiliki ciri-ciri yang sama seperti ranjang merah. Kemudian Utsman bin Affan duduk di atasnya.
Kemudian didatangkan ranjang dari intan putih yang memiliki ciri-ciri sama seperti ranjang merah. Kemudian Ali bin Abu Thalib duduk di atasnya.
Kemudian Allah memerintahkan ranjang-ranjang permata itu terbang membawa mereka di udara. Ranjang-ranjang itu terbang sampai di bawah naungan 'Arsy Allah. Mereka didatangi tenda kemah dari intan yang indah. Andai seluruh makhluk di semua tingkatan langit dan bumi dikumpulkan niscaya mereka semua hanya memenuhi satu sudut dari sudut-sudut tenda kemah itu.
Kemudian diberikan kepada mereka empat gelas. Satu gelas untuk Abu Bakar, satu gelas untuk Umar, satu gelas untuk Utsman dan satu gelas untuk Ali, semoga Allah meridhoi mereka semua.
Mereka berempat memberi minuman kepada para manusia. Inilah maksud firman Allah: "Dan Kami lenyapkan segala rasa dendam yang berada di dalam hati mereka, sedangkan mereka merasa bersaudara duduk berhadap-hadapan di atas dipan-dipan."
Perbincangan Penduduk Neraka
Di Akhirat nanti Allah memerintahkan neraka Jahannam untuk menyambar dan mengeluarkan orang-orang yang keluar dari syariat Islam dan orang-orang kafir. Setelah dikeluarkan, Allah membuka mata mereka.
Tiba-tiba mereka melihat tempat-tempat para Sahabat Nabi shallallahu 'alahi wasallam dan umatnya di surga. Mereka berkata: "Mereka adalah orang-orang yang menyelamatkan para manusia sedangkan kita telah celaka."
Kemudian mereka dikembalikan lagi ke dasar neraka Jahannam. Rasulullah SAW bersabda: "Tidak ada di neraka orang yang di dalam hatinya masih ada sedikit keimanan kecuali ia akan keluar dari sana dengan perantara syafaatku."
Syaikh al-Imam 'Alau ad-Din az-Zandusiti dalam Kitab Roudhoh al-Ulama berkata: "Saya mendengar Sa'ad bin Muhammad al-Astarusyani al-Faqir az-Zahid meriwayatkan dari al-Kalabi, dari Abu Sholih, dari Ibnu Abbas radhiyallahu ‘anhu, berkata dalam menjelaskan Firman Allah: "Orang-orang yang kafir itu seringkali (nanti di Akhirat) menginginkan kiranya mereka dahulu (di dunia) menjadi orang-orang muslim."
Diriwayatkan dari Abu Musa al-Asy'ari, Rasulullah bersabda: "Ketika para penduduk neraka telah berkumpul di neraka bersama orang-orang muslim yang dikehendaki Allah (masuk neraka), orang-orang kafir berkata kepada orang-orang muslim: "Bukankah kalian ini orang-orang muslim?" "Iya! Kami orang-orang muslim," jawab mereka.
"Apakah Islam kalian belum mencukupi, mengapa kalian bersama kami di neraka?" tanya orang- orang kafir. "Kami memiliki dosa-dosa yang menyebabkan kami disiksa," jawab orang-orang muslim.
Allah yang Maha Mengetahui pun marah kepada orang-orang kafir dan mengampuni orang-orang muslim yang ada di neraka dengan anugerah dan Rahmat-Nya. Allah memerintahkan masing-masing orang muslim yang di neraka untuk keluar.
Pada saat itu (nanti di akhirat) orang-orang kafir seringkali menginginkan kiranya mereka dahulu (di dunia) menjadi orang-orang muslim.
Ketika orang-orang muslim kesakitan di dalam nereka, maka Allah dengan sifat Rahmat-Nya mengizinkan Nabi Muhammad untuk memberikan syafa'atnya. Kemudian Nabi shallallahu 'alaihi wasallam datang memberi mereka semua syafa'at dan mengeluarkan orang-orang muslim darineraka. Sementara itu, orang-orang kafir masih tetap berada di sana. Pada saat itulah, orang-orang kafir berkata: "Andai dulu kita adalah orang-orang muslim, niscaya kita dikeluarkan dari neraka seperti mereka."
Demikian keadaan para sahabat mulia di Akhirat dan orang-orang muslim yang diselamatkan dari neraka. Satu hal yang patut kita renungi adalah ketika Allah menjadikan kita umat Nabi Muhammad shallallahu 'alaihi wasallam. Inilah nikmat terbesar yang wajib kita syukuri. Beliaulah kelak yang akan memberi syafaat untuk kita.
(rhs)