Unsur Utama Taubat adalah Pengetahuan, Begini Penjelasan Syaikh Yusuf al-Qardhawi
loading...
A
A
A
"Bacalah dengan nama Tuhan-mu yang telah menciptakan." ( QS al 'Alaq : 1) dan membaca adalah kunci ilmu pengetahuan.
Imam Al Bukhari berkata dalam shahihnya: bab: "Ilmu sebelum beramal". Ia berdalil dengan firman Allah SWT:
"Maka ketahuilah, bahwa sesungguhnya tidak ada Tuhan (Yang Haq) melainkan Allah dan mohonlah ampunan bagi dosamu dan bagi (dosa) orang-orang Mukmin, laki-laki dan perempuan". ( QS Muhammad : 19). Maka di sini didahulukan perintah untuk berilmu dari perintah untuk beristighfar.
Al Qusyairi berkata dalam kitabnya "Risalah Qusyairiah", taubat yang pertama adalah bangunnya hati dari kelalaian, serta sang hamba melihat kondisi yang buruk akibat dosa yang ia poerbuat. Dan itu akan mendorongnya untuk mengikuti dorongan hati nuraninya agar tidak melanggar perintah Allah SWT. Karena dalam hadis disebutkan: "Penasihat dari Allah SWT terdapat dalam hati setiap orang muslim". (HR Ahmad dari An Nuwas bin Sam'an).
Dan dalam hadis:
"Sesungguhnya di dalam tubuh terdapat segumpal daging, jika ia baik maka baiklah seluruh tubuh, dan jika ia rusak maka rusaklah seluruh tubuh, ketahuilah itulah hati". (Hadis muttafaq alaih dari Nu'man bin Basyir).
Jika hatinya merenungkan keburukan perbuatannya, serta ia menyadari dosa-dosa yang ia perbuat itu, niscaya dalam hatinya akan terdetik keinginan untuk bertaubat, dan menjauhkan diri dari melakukan tindakan-tindakan yang buruk itu. Kemudian Allah SWT akan membantunya dengan menguatkan tekadnya itu, melakukan tindakan koreksional atas dosa-dosanya, serta melakukan perbuatan-perbuatan yang seharusnya dalam bertaubat.
Imam Al Bukhari berkata dalam shahihnya: bab: "Ilmu sebelum beramal". Ia berdalil dengan firman Allah SWT:
"Maka ketahuilah, bahwa sesungguhnya tidak ada Tuhan (Yang Haq) melainkan Allah dan mohonlah ampunan bagi dosamu dan bagi (dosa) orang-orang Mukmin, laki-laki dan perempuan". ( QS Muhammad : 19). Maka di sini didahulukan perintah untuk berilmu dari perintah untuk beristighfar.
Al Qusyairi berkata dalam kitabnya "Risalah Qusyairiah", taubat yang pertama adalah bangunnya hati dari kelalaian, serta sang hamba melihat kondisi yang buruk akibat dosa yang ia poerbuat. Dan itu akan mendorongnya untuk mengikuti dorongan hati nuraninya agar tidak melanggar perintah Allah SWT. Karena dalam hadis disebutkan: "Penasihat dari Allah SWT terdapat dalam hati setiap orang muslim". (HR Ahmad dari An Nuwas bin Sam'an).
Dan dalam hadis:
"Sesungguhnya di dalam tubuh terdapat segumpal daging, jika ia baik maka baiklah seluruh tubuh, dan jika ia rusak maka rusaklah seluruh tubuh, ketahuilah itulah hati". (Hadis muttafaq alaih dari Nu'man bin Basyir).
Jika hatinya merenungkan keburukan perbuatannya, serta ia menyadari dosa-dosa yang ia perbuat itu, niscaya dalam hatinya akan terdetik keinginan untuk bertaubat, dan menjauhkan diri dari melakukan tindakan-tindakan yang buruk itu. Kemudian Allah SWT akan membantunya dengan menguatkan tekadnya itu, melakukan tindakan koreksional atas dosa-dosanya, serta melakukan perbuatan-perbuatan yang seharusnya dalam bertaubat.
Baca Juga
(mhy)