Ada Hadis Palsu yang Disebut sebagai Buatan Orang Bodoh yang Mengada-ada

Selasa, 05 Juli 2022 - 17:57 WIB
loading...
Ada Hadis Palsu yang...
Ada hadis palsu dan disebut ahli hadis dibuat orang-orang bodoh. Foto/Ilustrasi: Ist
A A A
Di antara hadis-hadis palsu atau maudhu dengan kalimat yang aneh-aneh. Salah satu hadis palsu itu berbunyi: "Semua orang ibarat mayat, kecuali orang-orang alim. Dan orang-orang alim semuanya binasa, kecuali orang-orang yang mengamalkan. Dan orang-orang yang mengamalkan semuanya tenggelam, kecuali orang-orang yang mukhlish. Dan orang-orang yang mukhlis semuanya dalam bahaya yang sangat besar."

"Ini hadis maudhu'," ujar Muhammad Nashruddin al-Albani dalam kitabnya berjudul "Silsilatul-Ahaadiits adh-Dhaifah wal Maudhu'ah wa Atsaruhas-Sayyi' fil-Ummah" dan telah diterjemahkan AM Basamalah dengan judul: Silsilah Hadits Dha'if dan Maudhu'.

Menurut al-Albani, Ash-Saghani juga meriwayatkannya dalam deretan hadis-hadis maudhu'. Ia berkata, "Hadis ini benar-benar buatan orang-orang bodoh yang mengada-ada. Sebab, dari susunan bahasannya saja sudah dapat dilihat. Mestinya yang benar secara i'rabnya (uraian kalimatnya) adalah al-alimin, al-amilin, dan al-mukhlisin."

"Menurut saya, riwayat ini persis ucapan kaum sufi," ujar al-Albani.

Lihatlah apa yang diucapkan Sahl bin Abdullah at-Tastari: "Semua manusia mabuk, kecuali para ulama. Dan ulama semuanya dalam keraguan, kecuali mereka yang mengamalkan ilmunya."



Amalan
Di luar hadis palsu tersebut, juga ada hadis tentang amalan-amalan yang disebut al-Albani sebagai hadis dhaif bahkan palsu. Salah satu hadis itu berbunyi: "Takbir (Allahu Akbar) itu diperpanjang."

Ibnu Hajar dan as-Sakhawi menyatakan bahwa riwayat ini tidak ada sumbernya. As-Suyuthi juga berpendapat demikian seraya berkata bahwa itu adalah ucapan Ibrahim an-Nakha'i.

Di samping itu, kata al-Albani, hadis tersebut tidak mempunyai sumber marfu'. Dilihat dari segi maknanya pun, yang dimaksud adalah takbir dalam sholat, seperti yang dapat dipahami dari keterangan as-Sayuthi yang pernah ia ungkapkan dalam kitab khusus yang berkenaan dengan hadits maudhu' ini, yang diberinya judul al-Hawi lii Fatawa II/71. Jadi, bukanlah termasuk takbir dalam azan seperti yang dipahami oleh sekelompok firqah.

Selanjutnya juga ada hadis yang berbunyi:

"Hendaknya surat Innaa anzalnaahu dibaca setiap usai berwudhu."

Menurut as-Sakhawi riwayat ini tidak ada sumbernya. Kemudian ia berkata, "Saya melihat kalimat tersebut dalam mukadimah yang dinisbatkan kepada Imam Abi Laits. Tampaknya kalimat tersebut dimasukkan orang lain. Dan ini berarti telah menghilangkan sunnah nabawiyah."

Menurut al-Albani, maksudnya adalah menghilangkan doa yang disunnahkan untuk dibaca setiap usai berwudhu, yaitu: Asyhadu an laa ilaaha ilallah wa asyhadu anna Muhammadan 'abduhu wa rasuuluhu. Wahai Allah, jadikanlah diriku termasuk orang-orang yang bertobat dan jadikanlah diriku termasuk golongan orang-orang yang suci (HR. Muslim, dan lain-lainnya.)



Selanjutnya hadis yang berbunyi:

"Barangsiapa pada sholat fajar membaca surat Alam Nasyrah dan Alam Tara Kaifa, maka ia tidak akan terkena penyakit opthalmia (radang mata)."

Al-Albani mengatakan hadis tersebut tidak ada sumbernya. As-Sakhawi berkata bahwa itu hadis palsu dan tidak ada sumbernya sama sekali, baik yang dimaksud di sini adalah sholat subuh maupun sholat sunnah sebelum subuh.

Riwayat ini jelas bertentangan dengan sunnah yang terbukti kesahihannya bahwa Rasulullah SAW dalam sholat sunnah sebelum fajar membaca surat al-Kafirun dan surat al-Ikhlas. Sedang dalam sholat (fardu) subuh beliau membaca lebih dari enam puluh ayat.



Lalu, ada juga hadis yang berbunyi:

"Mengusap leher waktu berwudhu dapat menyelamatkan dari belenggu pada hari kiamat kelak."

Menurut Al-Albani, ini juga hadis maudhu'. Imam Nawawi dalam kitab al-Majmu' Syarh al-Muhadzdzab I/465, berkata, "Ini adalah hadis maudhu' dan bukan dari sabda Rasulullah SAW.

Ibnu Hajar dalam kitab Talkhish al-Habir I/433, berkata, "Abu Muhammad al-Juwaini menyatakan bahwa para pakar hadis tidak meridhai dan tidak menerima sanadnya."

"Menurut saya, semua hadits tentang keharusan membasuh leher saat berwudhu adalah munkar," ujar al-Albani.

Di samping lemahnya sanad dan kemajhulan perawinya, juga sangat jelas hal itu bertentangan dengan hadis-hadis sahih yang mengisahkan tentang bagaimana Rasulullah SAW berwudhu, yang tidak satu pun di antaranya menyebutkan bahwa beliau mengusap lehernya tatkala berwudhu.

(mhy)
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.2593 seconds (0.1#10.140)