Makna Syahrullah Serta Keutamaan Bulan Muharram Bagi Umat Muslim

Jum'at, 22 Juli 2022 - 14:51 WIB
loading...
Makna Syahrullah Serta Keutamaan Bulan Muharram Bagi Umat Muslim
Keutamaan bulan Muharram yakni salah satu dari empat bulan mulia (bulan haram) dalam Islam. Foto ilustrasi/istimewa
A A A
Makna Syahrullah berarti Bulan Allah, dan disematkan pada Bulan Muharram . Keutamaan bulan Muharram sendiri yakni salah satu dari empat bulan mulia (bulan haram) dalam Islam. Berkaitan dengan Bulan Muharram yang disebut bulan mulia, Allah Subhanahu wa ta'ala berfirman :

إِنَّ عِدَّةَ الشُّهُورِ عِنْدَ اللَّهِ اثْنَا عَشَرَ شَهْرًا فِي كِتَابِ اللَّهِ يَوْمَ خَلَقَ السَّمَاوَاتِ وَالْأَرْضَ مِنْهَا أرْبَعَةٌ حُرُمٌ ذَلِكَ الدِّينُ الْقَيِّمُ


“Sesungguhnya bilangan bulan pada sisi Allah adalah dua belas bulan, dalam ketetapan Allah di waktu Dia menciptakan langit dan bumi, di antaranya empat bulan haram. Itulah (ketetapan) agama yang lurus..” (QS. At-Taubah: 36).



Imam Ibnu Katsir dalam tafsirnya menjelaskan, yang dimaksud empat bulan haram adalah bulan Dzulqa’dah, Dzulhijjah, Muharram (tiga bulan ini berurutan), dan Rajab. Pada bulan-bulan ini, masyarakat Arab dilarang berperang karena disucikannya keempat bulan tersebut. Oleh karena itu, ia juga dinamakan Syahrullah Asham, yang artinya Bulan Allah yang Sunyi karena larangan berperang itu.

Salah satu dalil yang menyebut Muharram sebagai Bulan Allah, salah satunya adalah;

Dari Abu Hurairah radhiyallahu‘anhu, Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda :

أفضل الصيام بعد رمضان شهر الله المحرم


“Sebaik-baik puasa setelah Ramadlan adalah puasa di bulan Allah, bulan Muharram.” (HR. Muslim).

Dalam Syarah Shahih Muslim, Imam An Nawawi menyebutkan bahwa, “Hadis ini menunjukkan bahwa Muharram adalah bulan yang paling mulia untuk melaksanakan puasa sunnah".

Sementara Imam As Suyuthi menjelaskan bahwa berbeda dengan bulan-bulan lainnya. Nama-nama bulan lainnya sudah ada di zaman jahiliyah. Sementara dulu, orang jahiliyah menyebut bulan Muharram ini dengan nama Shafar Awwal. Kemudian ketika Islam datanng, Allah ganti nama bulan ini dengan Al Muharram, sehingga nama bulan ini Allah sandarkan kepada dirinya (Syahrullah).

Selain itu, di bulan Muharram juga banyak terjadi peristiwa penting yang dialami para nabi. Semua peristiwa itu terjadi pada10 Muharramyang dikenal denganhari Asyura. Beberapa peristiwa yang terjadi pada hari Asyura di antaranya bertobatnya Nabi Adam alaihisalam (as), berlabuhnya kapal Nabi Nuh alaihissalam di Bukit Juhdi setelah enam bulan mengarungi banjir besar, diselamatkannya Nabi Yunus alaihissalam dari ikan paus, Nabi Ayyub alaihissalam sembuh dari penyakit yang dialaminya bertahun-tahun, serta Nabi Musa alaihissalam selamat dari kejaran Fir'aun dan bala tentaranya setelah menyeberangi laut Merah.



Bulan Perdamaian dan Anjuran Puasa Sunnah

Muharram juga yang berarti diharamkan atau yang sangat dihormati, memang merupakan bulan gencatan senjata atau bulan perdamaian. Hal ini menunjukkan bahwa umat Islam di manapun harus selalu bersikap damai, tidak boleh mengobarkan api peperangan jika tidak diperangi terlebih dahulu.

Karena itu, seyogianya umat Islam menghormati dan memaknai Muharram dengan spirit penuh perdamaian dan kerukunan. Sebab, Nabi Muhammad SAW pada khutbah haji wada-yang juga di bulan haram, mewanti-wanti umatnya agar tidak saling bermusuhan, bertindak kekerasan, atau berperang satu sama lain.
Esensi dari spirit Muharram adalah pengendalian diri demi terciptanya kedamaian dan ketenteraman hidup, baik secara fisik, sosial, maupun spiritual.

Karena itu, di bulan Muharram Nabi Muhammad Shallallahu alaihi wa sallam menganjurkan umatnya untuk berpuasa sunah: Asyura (puasa pada hari kesepuluh di bulan ini).

Dari Abu Hurairah, Nabi Shallallahu alaihi wa sallam bersabda, “Puasa yang paling utama setelah Ramadhan adalah puasa di bulan Muharam. Dan, shalat yang paling utama setelah shalat wajib adalah shalat malam.” (HR Muslim).

Ibnu Abbas berkata, “Aku tak melihat Rasulullah Shallallahu alaihi wa sallam mengintensifkan puasanya selain Ramadhan, kecuali puasa Asyura.” (HR Bukhari).

Dalam hadis lain yang diriwayatkan dari Abi Qatadah, Nabi Shallallahu alaihi wa sallam bersabda, “Puasa Asyura itu dapat menghapus dosa tahun sebelumnya.” (HR Muslim).

Melalui puasa sunah itulah, umat Islam dilatih dan dibiasakan untuk dapat menahan diri agar tidak mudah dijajah oleh hawa nafsu, termasuk nafsu dendam dan amarah, sehingga perdamaian dan ketenteraman hidup dapat diwujudkan.Muharram juga penting dijadikan sebagai bulan keselamatan bersama dengan menghindarkan diri dari kemungkinan terjadinya kecelakaan yang dapat menyengsarakan manusia.



Wallahu A'lam
(wid)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.2772 seconds (0.1#10.140)