Haji Wada Momen Mengharukan Perpisahan Rasulullah SAW
loading...
A
A
A
Haji Wada momen perpisahan Rasulullah SAW dengan umatnya karena pada hari itu menjadi hari terakhir bagi Rasulullah SAW datang ke Mekkah . Haji Wada terjadi tahun 10 Hijrah.
Kala itu, Nabi Muhammad SAW berangkat haji dengan membawa semua isterinya. Beliau berangkat bersama ribuan umat Islam. Penulis-penulis sejarah ada yang menyebutkan 90.000 orang dan ada pula yang menyebutkan 114.000 orang.
Muhammad Husain Haekal dalam bukunya berjudul "Sejarah Hidup Muhammad" menggambarkan rombongan besar umat Islam ini berangkat dibawa oleh iman. Jantung mereka penuh kegembiraan, penuh keikhlasan, menuju ke Baitullah yang suci.
Haji ini ada yang menyebut sebagai haji Wada atau 'ibadah haji perpisahan' yang lain menyebutkan 'ibadah haji penyampaian' ada lagi yang mengatakan 'ibadah haji Islam.'
Menurut Haekal, nama-nama itu memang benar semua. Disebut 'ibadah haji perpisahan' karena ini yang penghabisan kali Nabi Muhammad SAW melihat Mekkah dan Kakbah. Dengan 'ibadah haji Islam,' karena Tuhan menyempurnakan agama ini kepada umat manusia dan mencukupkan pula nikmat-Nya.
Disebut 'ibadah haji penyampaian' berarti Nabi telah menyampaikan kepada umat manusia apa yang telah diperintahkan Allah taala kepadanya. Tiada lain Rasulullah hanya memberi peringatan dan pembawa berita gembira kepada orang-orang beriman.
"Ya Allah! Sudahkah kusampaikan?" ujar Rasulullah SAW setelah menyampaikan khutbah di perut wadi bilangan 'Urana di atas untanya al-Qashwa.
Haekal meriwayatkan, sementara Nabi SAW mengucapkan itu Rabi'a bin Umayya bin Khalaf mengulanginya kalimat demi kalimat, sambil meminta kepada orang banyak itu menjaganya dengan penuh kesadaran. Nabi juga menugaskan dia supaya menanyai mereka misalnya: Rasulullah bertanya, "Hari apakah ini?
Mereka menjawab: "Hari Haji Akbar!"
Nabi bertanya lagi: "Katakan kepada mereka, bahwa darah dan harta kamu oleh Tuhan disucikan, seperti hari ini yang suci, sampai datang masanya kamu sekalian bertemu Tuhan."
Setelah sampai pada penutup kata-katanya itu ia berkata lagi: "Ya Allah! Sudahkah kusampaikan?!"
Maka serentak dari segenap penjuru orang menjawab: "Ya!"
Lalu katanya: "Ya Allah, saksikanlah ini!"
Selesai Nabi mengucapkan pidato, beliau turun dari al-Qashwa' - untanya itu. Ia masih di tempat itu juga sampai pada waktu sembahyang zuhur dan asyar. Kemudian menaiki kembali untanya menuju Shakharat. Pada waktu itulah Rasulullah SAW membacakan firman Allah SWT ini kepada mereka:
"Hari inilah Kusempurnakan agamamu ini untuk kamu sekalian dengan Kucukupkan NikmatKu kepada kamu, dan yang Kusukai Islam inilah menjadi agama kamu." ( QS Al-Maidah , 5 : 3)
Abu Bakar Ash-Shiddiq ketika mendengarkan ayat itu ia menangis, ia merasa, bahwa risalah Nabi sudah selesai dan sudah dekat pula saatnya Nabi SAW hendak menghadap Allah Taala.
Pulang dari haji atau dua hari terakhir di bulan Safar, Rasulullah SAW jatuh sakit. Beliau mengalami demam dengan suhu tubuh yang tinggi. Rasulullah wafat pada hari Senin, 12 Rabi'ul Awal tahun 11 Hijriah atau 8 Juni 632 Masehi. Tepat saat berusia 63 tahun.
Kala itu, Nabi Muhammad SAW berangkat haji dengan membawa semua isterinya. Beliau berangkat bersama ribuan umat Islam. Penulis-penulis sejarah ada yang menyebutkan 90.000 orang dan ada pula yang menyebutkan 114.000 orang.
Muhammad Husain Haekal dalam bukunya berjudul "Sejarah Hidup Muhammad" menggambarkan rombongan besar umat Islam ini berangkat dibawa oleh iman. Jantung mereka penuh kegembiraan, penuh keikhlasan, menuju ke Baitullah yang suci.
Haji ini ada yang menyebut sebagai haji Wada atau 'ibadah haji perpisahan' yang lain menyebutkan 'ibadah haji penyampaian' ada lagi yang mengatakan 'ibadah haji Islam.'
Menurut Haekal, nama-nama itu memang benar semua. Disebut 'ibadah haji perpisahan' karena ini yang penghabisan kali Nabi Muhammad SAW melihat Mekkah dan Kakbah. Dengan 'ibadah haji Islam,' karena Tuhan menyempurnakan agama ini kepada umat manusia dan mencukupkan pula nikmat-Nya.
Disebut 'ibadah haji penyampaian' berarti Nabi telah menyampaikan kepada umat manusia apa yang telah diperintahkan Allah taala kepadanya. Tiada lain Rasulullah hanya memberi peringatan dan pembawa berita gembira kepada orang-orang beriman.
"Ya Allah! Sudahkah kusampaikan?" ujar Rasulullah SAW setelah menyampaikan khutbah di perut wadi bilangan 'Urana di atas untanya al-Qashwa.
Haekal meriwayatkan, sementara Nabi SAW mengucapkan itu Rabi'a bin Umayya bin Khalaf mengulanginya kalimat demi kalimat, sambil meminta kepada orang banyak itu menjaganya dengan penuh kesadaran. Nabi juga menugaskan dia supaya menanyai mereka misalnya: Rasulullah bertanya, "Hari apakah ini?
Mereka menjawab: "Hari Haji Akbar!"
Nabi bertanya lagi: "Katakan kepada mereka, bahwa darah dan harta kamu oleh Tuhan disucikan, seperti hari ini yang suci, sampai datang masanya kamu sekalian bertemu Tuhan."
Setelah sampai pada penutup kata-katanya itu ia berkata lagi: "Ya Allah! Sudahkah kusampaikan?!"
Maka serentak dari segenap penjuru orang menjawab: "Ya!"
Lalu katanya: "Ya Allah, saksikanlah ini!"
Selesai Nabi mengucapkan pidato, beliau turun dari al-Qashwa' - untanya itu. Ia masih di tempat itu juga sampai pada waktu sembahyang zuhur dan asyar. Kemudian menaiki kembali untanya menuju Shakharat. Pada waktu itulah Rasulullah SAW membacakan firman Allah SWT ini kepada mereka:
"Hari inilah Kusempurnakan agamamu ini untuk kamu sekalian dengan Kucukupkan NikmatKu kepada kamu, dan yang Kusukai Islam inilah menjadi agama kamu." ( QS Al-Maidah , 5 : 3)
Abu Bakar Ash-Shiddiq ketika mendengarkan ayat itu ia menangis, ia merasa, bahwa risalah Nabi sudah selesai dan sudah dekat pula saatnya Nabi SAW hendak menghadap Allah Taala.
Pulang dari haji atau dua hari terakhir di bulan Safar, Rasulullah SAW jatuh sakit. Beliau mengalami demam dengan suhu tubuh yang tinggi. Rasulullah wafat pada hari Senin, 12 Rabi'ul Awal tahun 11 Hijriah atau 8 Juni 632 Masehi. Tepat saat berusia 63 tahun.
(mhy)