Hari Kiamat: Ketika Roh-Roh Manusia Keluar dari Sangkakala Seperti Semut

Sabtu, 23 Juli 2022 - 16:03 WIB
loading...
Hari Kiamat: Ketika Roh-Roh Manusia Keluar dari Sangkakala Seperti Semut
Roh-roh itu keluar dari sangkakala seperti semut yang memenuhi antara langit dan bumi. Maka setiap roh menemui jasadnya. Allah memerintahkan bumi hingga ia terbelah untuk mereka. Foto/Ilustrasi: Ist
A A A
Ibnu Qayyim Al-Jauziyah mengatakan Rasulullah SAW telah mengabarkan kepada umat Islam bahwa jasad mereka dapat bangkit di dalam kubur, yaitu ketika sangkakala ditiup, maka setiap roh kembali ke jasadnya dan masuk ke dalamnya, bumi terkuak untuknya lalu ia bangkit dari kuburnya.



Dalam hadis tentang sangkakala, disebutkan bahwa Israfil berseru kepada roh-roh, yang kemudian semua roh menemuinya. "Roh orang-orang Muslim dalam rupa cahaya, sedangkan selainnya gelap," tulis Ibnu Qayyim dalam bukunya berjudul "Ar-Ruh li Ibnul Qayyim" yang telah diterjemahkan oleh Kathur Suhardi menjadi "Roh".

Selanjutnya, Israfil mengumpulkan mereka semua. Lalu Israfil menggantungkan mereka di sangkakala dan meniup sangkakala itu. Allah SWT befirman, “Demi keagungan-Ku, hendaklah setiap roh kembali ke jasadnya.”

Maka roh-roh itu keluar dari sangkakala seperti semut yang memenuhi antara langit dan bumi. Maka setiap roh menemui jasadnya. Allah memerintahkan bumi hingga ia terbelah untuk mereka. Mereka pun keluar dengan cepat menemui Rabb mereka. Mereka turun dengan cepat sambil menunduk ketakutan kepada penyeru. Mereka mendengar seruan dari tempat yang dekat, sambil berdiri.

Menurut Ibnu Qayyim, yang demikian ini sudah diketahui secara pasti, karena Rasulullah SAW yang mengabarkannya. Allah tidak menjadikan roh-roh bagi mereka selain roh-roh mereka sendiri yang dulunya ada di dunia. Itu adalah roh-roh yang pernah melakukan kebaikan dan keburukan. "Allah menjadikan badan-badannya dengan kejadian lain kemudian mengembalikan kepadanya," ujar ulama yang bernama lengkap Muhammad bin Abi Bakar bin Ayub bin Sa'ad Zur'i yang lahir di Damaskus (Suriah) pada 691 H/1292 M, dan wafat pada 751 H/1352 M.



Tiupan Kedua
Hari kiamat adalah waktu yang dijadikan Allah sebagai masa untuk penyelesaian penghitungan serta pemberian balasan dan ganjaran bagi makhluk (manusia) yang taat dan durhaka. Saat hari itu datang, sangkakala pun ditiup. Berkelompok-kelompok manusia mendatangi sumber suara itu.

يَوْمَ يُنْفَخُ فِي الصُّورِ فَتَأْتُونَ أَفْوَاجًا

"Yaitu hari (yang pada waktu itu) ditiup sangkakala lalu kamu datang berkelompok-kelompok." (QS an-Naba: 18).

Syaikh Yusuf al-Qaradhawi dalam Tafsir Juz 'Amma menjelaskan, hari itu ketika malaikat Israfil yang diberi tugas oleh Allah untuk membawa sangkakala dan meniupnya. Itulah tiupan kedua karena berbicara tentang hari kebangkitan manusia dari kuburnya.

Sementara itu, tiupan pertama merupakan tiupan untuk makhluk hidup di dunia ini untuk menuju kematian.

وَنُفِخَ فِي الصُّورِ فَصَعِقَ مَنْ فِي السَّمَاوَاتِ وَمَنْ فِي الْأَرْضِ إِلَّا مَنْ شَاءَ اللَّهُ ۖ ثُمَّ نُفِخَ فِيهِ أُخْرَىٰ فَإِذَا هُمْ قِيَامٌ يَنْظُرُونَ

"Dan sangkakala pun ditiup, maka matilah semua (makhluk) yang di langit dan di bumi kecuali mereka yang dikehendaki Allah. Kemudian ditiup sekali lagi (sangkakala itu) maka seketika itu mereka bangun (dari kuburnya) menunggu (keputusan Allah)." (QS az-Zumar: 68).



Gaibnya waktu peniupan sangkakala pun tampak pada hadis Rasulullah SAW. Di dalam Shahih Bukhari, Rasulullah SAW pernah bersabda:

عَنْ أبي هريرة عن النَّبيِّ ﷺ قَالَ: بَيْنَ النَّفْخَتَيْنِ أرْبعُونَ قالُوا يَا أبَا هُريْرةَ، أرْبَعُونَ يَوْمًا؟ قَالَ: أبَيْتُ، قالُوا: أرْبعُونَ سَنَةً؟ قَال: أبَيْتُ. قَالُوا: أرْبَعُونَ شَهْرًا؟ قَال: أبَيْتُ، وَيَبْلَى كُلُّ شَيءٍ مِنَ الإنْسَانِ إلاَّ عَجْبَ الذَّنَبِ، فِيهِ يُرَكَّبُ الْخَلْقُ، ثُمَّ يُنَزِّلُ اللَّه مِنَ السَّمَآءِ مَاءً، فَيَنْبُتُونَ كَمَا يَنْبُتُ الْبَقْلُ" متفقٌ عليه.

"Jarak waktu di antara kedua tiupan adalah empat puluh" Mereka (para sahabat) bertanya, "Apakah empat puluh hari?" Rasulullah SAW menjawab, "Aku tidak mau mengatakannya." Mereka bertanya, "Apakah empat puluh bulan?" Rasulullah SAW menjawab, "Aku meno lak untuk mengatakannya." Mereka bertanya lagi, "Apakah empat puluh tahun?" Rasulullah SAW menjawab, "Aku menolak untuk mengatakannya."

Mereka bertanya lagi, "Apakah empat puluh tahun?" Rasulullah SAW menjawab, "Aku menolak untuk mengatakannya."

Lantas, Rasulullah SAW melanjutkan, "Kemudian Allah menurunkan hujan dari langit, maka bermunculanlah mereka sebagaimana tumbuhnya sayur mayur. Tiada suatu anggota tubuh pun dari manusia melainkan pasti hancur kecuali satu tulang, yaitu tulang ekornya. Maka, disusun kembali kelak di hari kiamat."

(mhy)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.2228 seconds (0.1#10.140)