Hikmah Pergantian Siang dan Malam Menurut Al-Qur'an dan Sains

Selasa, 26 Juli 2022 - 15:39 WIB
loading...
Hikmah Pergantian Siang dan Malam Menurut Al-Quran dan Sains
Pergantian siang dan malam tidaklah terjadi begitu saja kecuali di dalamnya terdapat hikmah dan pelajaran berharga. Foto/dok wallpapersafari
A A A
Hikmah pergantian siang dan malam menurut Al-Qur'an dan Sains menarik untuk dipelajari. Siang dan malam tidaklah terjadi begitu saja kecuali di dalamnya terdapat pelajaran berharga.

Kata malam dalam bahasa Arab disebut "Layl" (ليل). Jamaknya adalah "layal" (ليال). Sedangkan siang disebut An-Nahaar (النَّهَارُ). Pergantian siang dan malam ini adalah salah satu tanda-tanda kebesaran Allah.

Salah satu hikmah pergantian siang dan malam disebutkan dalam Al-Qur'an. Allah Ta'ala berfirman:

يُقَلِّبُ اللّٰهُ الَّيۡلَ وَالنَّهَارَ‌ ؕ اِنَّ فِىۡ ذٰ لِكَ لَعِبۡرَةً لِّاُولِى الۡاَبۡصَارِ

Artinya: "Allah mempergantikan malam dan siang. Sesungguhnya pada yang demikian itu, pasti terdapat pelajaran bagi orang-orang yang mempunyai penglihatan (yang tajam)." (QS. An-Nur Ayat 44)

Allah mempergantikan malam yang gelap dan siang yang terang benderang secara terus menerus, salah satunya untuk melahirkan panas dan dingin. Ayat lain yang menerangkan hal ini juga terdapat dalam Surat Ali Imran Ayat 190: "Sesungguhnya dalam penciptaan langit dan bumi, dan pergantian malam dan siang terdapat tanda-tanda (kebesaran Allah) bagi orang yang berakal."

Dalam tafsir Kemenag dijelaskan, penciptaan benda-benda angkasa, matahari, bulan, beserta planet-planet lainnya dan gugusan bintang di langit dan perputaran bumi pada porosnya yang terhampar luas untuk manusia, pergantian malam dan siang terdapat tanda-tanda kebesaran Allah bagi orang yang berakal.

Diriwayatkan dari Aisyah radhiyallabu 'anhu, bahwa Rasulullah SAW berkata: "Wahai Aisyah, saya pada malam ini beribadah kepada Allah." Jawab Aisyah: "Sesungguhnya aku senang jika Rasulullah berada di sampingku. Aku senang melayani kemauan dan kehendaknya." Tetapi baiklah! Aku tidak keberatan. Maka bangunlah Rasulullah SAW dari tempat tidurnya lalu mengambil air wudhu, tidak jauh dari tempatnya lalu sholat.

Ketika sholat beliau menangis sampai air matanya membasahi kainnya, karena merenungkan ayat Al-Qur'an yang dibacanya. Setelah sholat Nabi duduk memuji Allah dan kembali menangis tersedu-sedu.

Kemudian beliau mengangkat kedua belah tangannya berdoa dan menangis lagi dan air matanya membasahi tanah. Setelah Bilal datang untuk adzan Subuh dan melihat Nabi menangis, ia bertanya: "Wahai Rasulullah! Mengapakah engkau menangis, padahal Allah telah mengampuni dosa Rasulullah baik yang terdahulu maupun yang akan datang?"

Nabi menjawab: "Apakah aku ini, bukankah seorang hamba yang pantas dan layak bersyukur kepada Allah? Dan bagaimana aku tidak menangis? Pada malam ini Allah telah menurunkan ayat kepadaku. Selanjutnya beliau berkata: "Alangkah rugi dan celakanya orang-orang yang membaca ini dan tidak memikirkan dan merenungkan kandungan artinya."

Inilah anjuran bagi manusia agar memikirkan pergantian siang dan malam, mengikuti terbit dan terbenamnya matahari, siang lebih lama dari malam dan sabaliknya. Semuanya itu menunjukkan kebesaran dan kekuasaan Allah yang wajib disyukuri.

Manfaat bergantinya siang dan malam ini dijelaskan dalam Surat Al-Baqarah Ayat 164. Allah berfirman: "Sesungguhnya dalam penciptaan langit dan bumi, silih bergantinya malam dan siang, bahtera yang berlayar di laut membawa apa yang berguna bagi manusia. Dan apa yang Allah turunkan dari langit berupa air, lalu dengan air itu Dia hidupkan bumi sesudah mati (kering)-nya. Dan Dia sebarkan di bumi itu segala jenis hewan, dan pengisaran angin dan awan yang dikendalikan antara langit dan bumi; sungguh (terdapat) tanda-tanda (keesaan dan kebesaran Allah) bagi kaum yang memikirkan."

Pandangan Sains
Para ahli falak hanya dapat menganalisa sebab terjadinya malam di suatu daerah demikian pula siang. Hal ini berpangkal dari perjalanan matahari dan perputaran bumi. Tetapi mereka tidak mampu sama sekali untuk mengubah ketentuan dan ketetapan Allah.

Mereka tidak dapat memperpanjang atau memperpendek siang atau malam di suatu daerah karena perputaran malam dan siang itu suatu ketentuan dari yang Mahakuasa.

Menurut saintis, pergantian siang ke malam secara optis (penglihatan) adalah pergeseran dari warna dari cahaya yang dilenturkan (diffracted) dari mula-mula cahaya kuning, ke jingga ke merah (menjelang waktu sholat Isya) sampai ke infra merah pada waktu sholat Isya.

Setelah itu semakin larut malam, maka bumi dihujani oleh gelombang yang lebih pendek yang bisa membahayakan manusia. Efek dari berbagai gelombang dari sinar matahari dengan panjang gelombang yang makin pendek belum diketahui secara mendalam.

Tetapi yang jelas bahwa gelombang yang sangat pendek, ke arah gelombang X atau gelombang rontgen cukup berbahaya bagi tubuh manusia apalagi jika dayanya tinggi.

Oleh karena itu manusia dianjurkan untuk tinggal di rumah dan beristirahat sesuai dengan tuntunan Al-Qur'an.

(rhs)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.1983 seconds (0.1#10.140)