Peristiwa Muharram: Allah Taala Kembalikan Kerajaan Nabi Sulaiman yang Direbut Jin Sakhr

Minggu, 31 Juli 2022 - 15:57 WIB
loading...
A A A
Ia bertanya, "Hai Nabi Allah, dia mengira bahwa yang duduk di atas singgasana itu adalah Nabi Sulaiman, bagaimanakah jika salah seorang dari kami mengalami jinabah di suatu malam yang dingin, lalu ia meninggalkan mandi jinabah dengan sengaja hingga matahari terbit, apakah menurut pendapatmu ia tidak berdosa?

Sakhr yang menyerupai dirinya dengan Nabi Sulaiman menjawab, "Tidak."

Ketika Sakhr dalam keadaan demikian selama empat puluh hari, tiba-tiba Nabi Sulaiman menemukan cincinnya di dalam perut seekor ikan. Lalu ia datang; tiada jin dan tiada pula burung yang bersua dengannya melainkan bersujud hormat kepadanya, hingga sampailah ia ke kerajaannya tempat mereka berada.

{وَأَلْقَيْنَا عَلَى كُرْسِيِّهِ جَسَدًا}

dan Kami jadikan di atas singgasananya sesosok tubuh. ( QS Shad : 34)

Tubuh tersebut tiada lain kecuali jin Sakhr yang jahat itu.

As-Saddi mengatakan sehubungan dengan makna firman-Nya: Dan sesungguhnya Kami telah menguji Sulaiman. ( Shad : 34) Yakni Kami uji dia, dengan cara seperti yang disebutkan firman berikutnya: dan Kami jadikan di atas singgasananya sesosok tubuh. ( Shad : 34)

Bahwa dia adalah setan yang didudukkan di atas singgasananya selama empat puluh hari.

Disebutkan bahwa Nabi Sulaiman as mempunyai seratus orang istri dan di antaranya ada seorang istri yang dikenal dengan nama Jaradah, yang paling dicintainya dan paling dipercayai olehnya di antara semua istri-istrinya.

Tersebutlah apabila Sulaiman hendak melakukan sesuatu yang mengakibatkan dirinya berjinabah atau hendak membuang hajatnya, terlebih dahulu ia menanggalkan cincinnya; maka tiada seorang pun yang dipercaya olehnya selain dari Jaradah istri tersayangnya itu.

Ia menitipkan cincinnya itu kepadanya di suatu hari, lalu ia masuk ke tempat buang air. Tidak lama kemudian muncullah setan yang menyerupakan diri seperti dia, lalu setan itu berkata, "Kemarikanlah cincinku!"



Jaradah menyerahkan cincin tersebut kepadanya. Selanjutnya setan itu datang ke kerajaan Nabi Sulaiman, lalu duduk di atas tempat duduk Nabi Sulaiman.

Sesudah itu Nabi Sulaiman keluar dari tempat buang airnya lalu meminta kepada istrinya (Jaradah) untuk menyerahkan cincinnya itu. Maka istinya menjawab. ”Bukankah engkau telah mengambilnya tadi?"

Nabi Sulaiman berkata, "Belum."

Sejak saat itu Nabi Sulaiman pergi, seakan-akan seperti layang-layang yang putus tanpa tujuan sedangkan setan itu tinggal selama empat puluh hari memerintah kerajaannya dan memutuskan perkara di antara manusia.

Orang-orang mengingkari keputusan-keputusan hukumnya, maka Ahli Qurra Bani Israil berkumpul bersama ulamanya, setelah itu mereka mendatangi istri-istri Nabi Sulaiman dan mengatakan kepada mereka, "Sesungguhnya kami mengingkari sepak terjang orang ini. Jika memang Nabi Sulaiman telah kehilangan akal sehatnya, maka kami tidak mau menerima semua keputusannya."

Mendengar berita itu semua istri Nabi Sulaiman menangis. Mereka pergi mendatangi Sulaiman dengan jalan kaki. Setelah sampai di hadapannya, mereka memandangnya dengan pandangan yang teliti, kemudian mereka membuka kitab Taurat dan membacanya.

Maka dengan serta merta setan itu terpental ke udara dan jatuh di halaman istana, sedangkan cincin Sulaiman berada di tangannya. Kemudian ia terbang jauh dan pergi ke laut, tetapi cincin tersebut terjatuh darinya, jatuh ke laut, lalu dimakan oleh seekor ikan yang ada di laut.

Sulaiman datang dalam keadaan tertanggalkan darinya kebesaran seorang raja ke tepi laut, hingga sampailah ia pada salah seorang penangkap ikan di laut tersebut.
Halaman :
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.2211 seconds (0.1#10.140)