Peristiwa Muharram: Allah Taala Kembalikan Kerajaan Nabi Sulaiman yang Direbut Jin Sakhr
loading...
A
A
A
Pada 10 Muharram Allah mengembalikan kerajaan Nabi Sulaiman , tatkala sang Nabi kehilangan kerajaannya akibat tipu daya setan . Kisah ini disebutkan dalam beberapa literatur tafsir, tatkala memasuki pembahasan tentang apa yang dimaksud dengan fitnah (ujian) yang Allah SWT sebutkan dalam firman-Nya:
وَلَقَدْ فَتَنَّا سُلَيْمَانَ وَأَلْقَيْنَا عَلَىٰ كُرْسِيِّهِ جَسَدًا ثُمَّ أَنَابَ
Artinya: “Sungguh Kami telah menguji Sulaiman dan kami letakkan sebuah jasad di atas singgasananya. Kemudian dia bertaubat”. ( QS Shad/38 :34)
Syaikh Muhammad bin Shalih asy-Syawi dalam kitabnya An-Nafahat Al-Makkiyah menafsirkan ayat ini sbb:
(Dan sesungguhnya Kami telah menguji Sulaiman) Kami telah mencobanya dengan suatu ujian, yaitu kerajaannya dirampas oleh orang lain. Demikian itu, karena ia pernah menikahi seorang perempuan yang ia sukai, hanya perempuan itu termasuk orang yang menyembah berhala, tanpa sepengetahuan Nabi Sulaiman.
Dan tersebutlah bahwa kebesarannya itu terletak pada cincinnya kemudian pada suatu hari ketika ia bermaksud untuk pergi ke kamar mandi, ia melepaskan cincinnya itu. Lalu ia menitipkannya kepada salah seorang dari istrinya yang bernama Aminah, sebagaimana biasanya.
Setelah ia pergi tiba-tiba datanglah makhluk jin yang menyerupai Nabi Sulaiman, kemudian jin itu mengambil cincin itu dari Aminah dan langsung memakainya (dan Kami dudukkan pada singgasananya sesosok jasad) yaitu jin tersebut, yang bernama Shakhr atau jin lainnya, kemudian jin itu menduduki singgasana Nabi Sulaiman.
Ketika itu juga ia dikelilingi burung-burung dan lain-lainnya. Lalu muncullah Nabi Sulaiman dalam bentuk yang tidak seperti biasanya, yakni tanpa pakaian kebesaran, ia melihat bahwa di singgasananya telah duduk seseorang.
Kemudian ia berkata kepada orang-orang yang ada di situ, "Aku adalah Sulaiman."
Akan tetapi orang-orang mengingkarinya (kemudian ia kembali) yakni kembali dapat merebut kebesarannya setelah selang beberapa hari; yaitu setelah ia berhasil merebut cincin kebesarannya, lalu memakainya dan duduk di atas singgasananya kembali.
Dikisahkan, ketika Nabi Sulaiman memerangi raja kafir, beliau menikahi anak perempuan raja kafir tersebut. Karena istrinya selalu rindu kepada ayahnya, istrinya memohon kepada Nabi Sulaiman untuk dibuatkan patung yang menyerupai ayahnya.
Lambat waktu ternyata istri Nabi Sulaiman ini, menyembah patung ayahnya, di luar pengetahuan Nabi Sulaiman. Karena menyembah patung itu, istrinya kemudian diikuti oleh setan.
Suatu ketika pada saat Nabi Sulaiman wudlu, Nabi Sulaiman memiliki cincin sakti yang tidak boleh dibawa ke kamar mandi, sehingga dititipkan kepada istrinya. Ternyata itu bukan istrinya melainkan setan yang menyamar sebagai istri Nabi Sulaiman.
Oleh karena jimat Nabi Sulaiman adalah cincin, maka hilang sebagian kekuatannya.
Ujian Nabi Sulaiman
Perihal kisah ini dikaitkan dengan firman Allah SWT dalam Al-Quran Surat Shad ayat 34 tersebut. Kendati demikian, para ulama tafsir berbeda-beda dalam menafsirkan ayat tersebut.
Paling menonjol dan mengundang perbedaan adalah perihal kisah jimat Nabi Sulaiman as. Dalam kisah itu disebutkan bahwa setelah jin sukses mencuri jimat Nabi Sulaiman, maka jin menggagahi semua istri sang nabi selama 40 hari.
Tafsir sejenis, selain yang ditafsirkan Syaikh Muhammad bin Shalih asy-Syawi, adalah:
Konon Nabi Sulaiman as menikahi seorang wanita yang sangat beliau cintai, namanya Jaradah. Hanya saja ia menyembah berhala di rumah Nabi Sulaiman, tanpa sepengetahuan beliau.
وَلَقَدْ فَتَنَّا سُلَيْمَانَ وَأَلْقَيْنَا عَلَىٰ كُرْسِيِّهِ جَسَدًا ثُمَّ أَنَابَ
Artinya: “Sungguh Kami telah menguji Sulaiman dan kami letakkan sebuah jasad di atas singgasananya. Kemudian dia bertaubat”. ( QS Shad/38 :34)
Syaikh Muhammad bin Shalih asy-Syawi dalam kitabnya An-Nafahat Al-Makkiyah menafsirkan ayat ini sbb:
(Dan sesungguhnya Kami telah menguji Sulaiman) Kami telah mencobanya dengan suatu ujian, yaitu kerajaannya dirampas oleh orang lain. Demikian itu, karena ia pernah menikahi seorang perempuan yang ia sukai, hanya perempuan itu termasuk orang yang menyembah berhala, tanpa sepengetahuan Nabi Sulaiman.
Dan tersebutlah bahwa kebesarannya itu terletak pada cincinnya kemudian pada suatu hari ketika ia bermaksud untuk pergi ke kamar mandi, ia melepaskan cincinnya itu. Lalu ia menitipkannya kepada salah seorang dari istrinya yang bernama Aminah, sebagaimana biasanya.
Setelah ia pergi tiba-tiba datanglah makhluk jin yang menyerupai Nabi Sulaiman, kemudian jin itu mengambil cincin itu dari Aminah dan langsung memakainya (dan Kami dudukkan pada singgasananya sesosok jasad) yaitu jin tersebut, yang bernama Shakhr atau jin lainnya, kemudian jin itu menduduki singgasana Nabi Sulaiman.
Ketika itu juga ia dikelilingi burung-burung dan lain-lainnya. Lalu muncullah Nabi Sulaiman dalam bentuk yang tidak seperti biasanya, yakni tanpa pakaian kebesaran, ia melihat bahwa di singgasananya telah duduk seseorang.
Kemudian ia berkata kepada orang-orang yang ada di situ, "Aku adalah Sulaiman."
Akan tetapi orang-orang mengingkarinya (kemudian ia kembali) yakni kembali dapat merebut kebesarannya setelah selang beberapa hari; yaitu setelah ia berhasil merebut cincin kebesarannya, lalu memakainya dan duduk di atas singgasananya kembali.
Dikisahkan, ketika Nabi Sulaiman memerangi raja kafir, beliau menikahi anak perempuan raja kafir tersebut. Karena istrinya selalu rindu kepada ayahnya, istrinya memohon kepada Nabi Sulaiman untuk dibuatkan patung yang menyerupai ayahnya.
Lambat waktu ternyata istri Nabi Sulaiman ini, menyembah patung ayahnya, di luar pengetahuan Nabi Sulaiman. Karena menyembah patung itu, istrinya kemudian diikuti oleh setan.
Suatu ketika pada saat Nabi Sulaiman wudlu, Nabi Sulaiman memiliki cincin sakti yang tidak boleh dibawa ke kamar mandi, sehingga dititipkan kepada istrinya. Ternyata itu bukan istrinya melainkan setan yang menyamar sebagai istri Nabi Sulaiman.
Oleh karena jimat Nabi Sulaiman adalah cincin, maka hilang sebagian kekuatannya.
Ujian Nabi Sulaiman
Perihal kisah ini dikaitkan dengan firman Allah SWT dalam Al-Quran Surat Shad ayat 34 tersebut. Kendati demikian, para ulama tafsir berbeda-beda dalam menafsirkan ayat tersebut.
Paling menonjol dan mengundang perbedaan adalah perihal kisah jimat Nabi Sulaiman as. Dalam kisah itu disebutkan bahwa setelah jin sukses mencuri jimat Nabi Sulaiman, maka jin menggagahi semua istri sang nabi selama 40 hari.
Tafsir sejenis, selain yang ditafsirkan Syaikh Muhammad bin Shalih asy-Syawi, adalah:
Konon Nabi Sulaiman as menikahi seorang wanita yang sangat beliau cintai, namanya Jaradah. Hanya saja ia menyembah berhala di rumah Nabi Sulaiman, tanpa sepengetahuan beliau.