13 Adab yang Harus Diperhatikan Agar Doa Mustajab
loading...
A
A
A
Ketigabelas, memperbanyak doa pada saat-saat lapang. Upaya ini agar Allah SWT mengabulkan permintaannya pada saat-saat sempit. Karena termasuk hikmah Allah SWT menakdirkan suatu bala (musibah), bahwasanya Allah menyukai mendengarkan rintihan hambaNya kepadaNya.
Allah senang melihat para hamba kembali kepadaNya pada saat-saat sempit dan tercekam. Namun apabila seorang insan itu bertadharru’ pada saat-saat ia lapang, maka akan segera dikabulkan baginya permintaan-permintaannya. Nabi SAW telah mengatakan:
مَنْ سَرَّهُ أَنْ يَسْتَجِيبَ اللَّهُ لَهُ عِنْدَ الشَّدَائِدِ وَالْكَرْبِ فَلْيُكْثِرِ الدُّعَاءَ فِي الرَّخَاءِ
Barangsiapa yang suka Allah mengabulkan doanya pada saat-saat sempit dan kesulitan, maka hendaklah ia banyak-banyak berdoa pada saat-saat ia lapang. (HR at Tirmidzi, 3382; al Hakim, I/544 dan dishahihkannya, dan disetujui oleh adz Dzahabi dari Abu Hurairah. Silahkan lihat dalam Shahih at Tirmidzi, 2693).
Tips Imam al-Ghazali
Sementara itu, Imam Al-Ghazali dalam kitabnya Ihya 'Ulumiddin telah mengajarkan apabila seseorang hendak berdoa, memohonkan sesuatu yang dihajatkannya kepada Allah, hendaklah ia melakukan doa itu sebaik-baiknya dan secermat-cermatnya, dengan memelihara adab-adab doa.
1. Pada waktu yang baik dan mulia, seperti pada hari Arafah, bulan Ramadhan, hari Jumat, sepertiga yang akhir dari malam dan pada waktu sahur.
2. Dalam keadaan yang mulia, seperti ketika bersujud dalam sembahyang, ketika berhadapan dengan musuh dalam pertempuran, ketika hujan turun, sebelum menunaikan sembahyang dan sesudahnya, ketika jiwa sedang tenang dan bersih dari segala gangguan setan dan ketika menghadap Kabah.
3. Dengan menghadap kiblat.
4. Merendahkan suara
5. Jangan bersajak, tetapi cukup dengan kata-kata biasa, sederhana, sopan dan tepat mengenai sesuatu yang dihajati. Dengan kata lain, dalam berdoa dilakukan dengan irama-irama tertentu, sebagaimana yang pernah dilakukan oleh penggubah-penggubah doa dalam bahasa Arab. Dan sebaiknya memilih lafal-lafal doa yang datang dari Rasulullah SAW.
6. Bersikap khusyuk dan tadharru, ' yakni merasakan kebesaran dan kehebatan Allah dalam jiwa kita yang halus.
7. Mengokohkan kepercayaan bahwa doa itu akan diperkenankan Allah dan tidak merasa gelisah jika doa itu tidak diperkenankannya.
8. Mengulang-ulang doa tersebut dua tiga kali, khususnya tentang doa yang berkaitan dengan sesuatu yang sangat diutamakan atau diinginkan sekali.
9. Menyebut (memuji) Allah pada permulaannya.
10. Bertobat sebelum berdoa dan menghadapkan diri dengan sesungguhnya kepada Allah.
Allah senang melihat para hamba kembali kepadaNya pada saat-saat sempit dan tercekam. Namun apabila seorang insan itu bertadharru’ pada saat-saat ia lapang, maka akan segera dikabulkan baginya permintaan-permintaannya. Nabi SAW telah mengatakan:
مَنْ سَرَّهُ أَنْ يَسْتَجِيبَ اللَّهُ لَهُ عِنْدَ الشَّدَائِدِ وَالْكَرْبِ فَلْيُكْثِرِ الدُّعَاءَ فِي الرَّخَاءِ
Barangsiapa yang suka Allah mengabulkan doanya pada saat-saat sempit dan kesulitan, maka hendaklah ia banyak-banyak berdoa pada saat-saat ia lapang. (HR at Tirmidzi, 3382; al Hakim, I/544 dan dishahihkannya, dan disetujui oleh adz Dzahabi dari Abu Hurairah. Silahkan lihat dalam Shahih at Tirmidzi, 2693).
Baca Juga
Tips Imam al-Ghazali
Sementara itu, Imam Al-Ghazali dalam kitabnya Ihya 'Ulumiddin telah mengajarkan apabila seseorang hendak berdoa, memohonkan sesuatu yang dihajatkannya kepada Allah, hendaklah ia melakukan doa itu sebaik-baiknya dan secermat-cermatnya, dengan memelihara adab-adab doa.
1. Pada waktu yang baik dan mulia, seperti pada hari Arafah, bulan Ramadhan, hari Jumat, sepertiga yang akhir dari malam dan pada waktu sahur.
2. Dalam keadaan yang mulia, seperti ketika bersujud dalam sembahyang, ketika berhadapan dengan musuh dalam pertempuran, ketika hujan turun, sebelum menunaikan sembahyang dan sesudahnya, ketika jiwa sedang tenang dan bersih dari segala gangguan setan dan ketika menghadap Kabah.
3. Dengan menghadap kiblat.
4. Merendahkan suara
5. Jangan bersajak, tetapi cukup dengan kata-kata biasa, sederhana, sopan dan tepat mengenai sesuatu yang dihajati. Dengan kata lain, dalam berdoa dilakukan dengan irama-irama tertentu, sebagaimana yang pernah dilakukan oleh penggubah-penggubah doa dalam bahasa Arab. Dan sebaiknya memilih lafal-lafal doa yang datang dari Rasulullah SAW.
6. Bersikap khusyuk dan tadharru, ' yakni merasakan kebesaran dan kehebatan Allah dalam jiwa kita yang halus.
7. Mengokohkan kepercayaan bahwa doa itu akan diperkenankan Allah dan tidak merasa gelisah jika doa itu tidak diperkenankannya.
8. Mengulang-ulang doa tersebut dua tiga kali, khususnya tentang doa yang berkaitan dengan sesuatu yang sangat diutamakan atau diinginkan sekali.
9. Menyebut (memuji) Allah pada permulaannya.
10. Bertobat sebelum berdoa dan menghadapkan diri dengan sesungguhnya kepada Allah.
(mhy)