Masuk Golongan Manakah Hati Kita?

Rabu, 01 Juli 2020 - 07:57 WIB
loading...
A A A
Orang yang hatinya sehat selalu merindukan kebakitan sebagaimana orang lapar yang merindukan makanan dan minuman.

7. Cemas bila tidak melaksanakan Salat

Apabila memasuki waktu salat, kecemasan dan kesedihannya terhadap dunia menjadi lenyap, ia betul-betul keluar dari dunia dan menemukan ketenangan dan kebahagiaan dalam sholat tersebut.

8. Hanya Allah satu-satunya perhatian dalam hidupnya.

9. Pelit terhadap waktu agar tidak berlaku sia-sia, melebihi kepelitan orang yang paling pelit terhadap hartanya.

10. Selalu ingin Memperbaiki Amal

Senantiasa memperhatikan perbaikan amal, melebihi perhatiannya terhadap amal itu sendiri. Ia berkeinginan kuat untk merealisasikan keikhlasan dan mutaba’ah (mengikuti sunnah Rasul). Selain itu, ia tetap menyadari karunia Allah di dalamnya dan kekurangannya dalam memenuhi hak Allah.

Golongan dan Tanda Hati yang sakit

Hati yang sakit juga memiliki beberapa tanda yang dapat diketahui dengannya, di antaranya adalah:

1. Tidak mengenal Allah, tidak mencintai-Nya.

Orang yang hatinya sakit, tidak merindukan perjumpaan denganAllah Ta'ala dan tidak mau kembali ke jalan-Nya, serta lebih suka mengikuti hawa nafsu. Ia lebih suka mendahulukan kepentingan pribadi dan syahwatnya daripada taat dan cinta kepada Allah Ta’ala.

Allah Ta’ala berfirman,

أَرَأَيْتَ مَنِ اتَّخَذَ إِلَهَهُ هَوَاهُ أَفَأَنتَ تَكُونُ عَلَيْهِ وَكِيلاً

”Sudahkan engkau (Muhammad) melihat orang yang menjadikan hawa nafsunya sebagai tuhannya. Apakah engkau akan menjadi pelindungnya?” (Q.S. Al-Furqan: 43)

2. Tidak merasakan sakitnya hati dengan sebab luka-luka maksiat

Seperti ungkapan pepatah, ”Luka tidak terasa sakit bagi orang mati.” Hati yang sehat pasti merasa sakit dan tersiksa dengan perbuatan maksiat. Hal itulah yang membuatnya tergerak untuk kembali bertaubat kepada Rabb-nya. Allah Ta’ala berfirman,

إِنَّ الَّذِينَ اتَّقَواْ إِذَا مَسَّهُمْ طَائِفٌ مِّنَ الشَّيْطَانِ تَذَكَّرُواْ فَإِذَا هُم مُّبْصِرُونَ

“Sesungguhnya orang-orang bertakwa apabila mereka dibayang-bayangi pikiran jahat (berbuat dosa) dari setan, mereka pun segera ingat kepada Allah, maka ketika itu juga mereka melihat (kesalahan-kesalahannya).” (Q.S. Al-A’raf: 201)

Adapun orang yang hatinya sakit, dia selalu mengikuti keburukan dengan keburukan juga. Al-Hasan Al-Bashri rahimahullah mengatakan, ”Itu adalah dosa di atas dosa sehingga membuat hati menjadi buta, lalu mati.” Sementara hati yang sehat selalu mengikuti keburukan dengan kebaikan dan mengikuti dosa dengan taubat. (Baca juga : Da'iyah Cantik, Cerdas dan Ibu Tujuh Anak Penghapal Al-Qur'an )

3. Tidak merasa sakit (tidak merasa tersiksa) dengan kebodohannya (ketidaktahuannya) akan kebenaran.

Berbeda dengan hati yang sehat, yang akan merasa sakit dengan datang syubhat (ketidakjelasan) pada dirinya
Seorang ulama mengatakan, “Tidak ada dosa yang lebih buruk selain kebodohan.” Imam Sahl pernah ditanya, “Wahai Abu Muhammad, apa yang lebih buruk daripada kebodohan?” Ia menjawab, “Kebodohan akan kebodohan (tidak tahu bahwa dirinya bodoh).” Lalu ada yang berkomentar, ”Dia benar, karena hal itu menutup pintu ilmu secara total.”
Halaman :
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.1119 seconds (0.1#10.140)