Pada Awalnya Jin Sangat Takut Manusia, Mengapa Kini Berani Mengganggu?

Selasa, 30 Agustus 2022 - 15:47 WIB
loading...
Pada Awalnya Jin Sangat Takut Manusia, Mengapa Kini Berani Mengganggu?
Jin pada mulanya sangat takut kepada manusia? Foto/Ilustrasi: adamb
A A A
Pada awalnya jin amat takut kepada manusia. Hanya saja, karena kesalahan manusia, jin menjadi sangat berani dan sering mengganggu anak adam. Jin terus meningkatkan gangguannya, agar manusia semakin takut kepada dirinya.

Dalam Tafsir Ibnu Katsir disebutkan sebuah kisah bahwa dahulu jin takut kepada manusia, sebagaimana sekarang manusia takut kepada jin, atau bahkan lebih parah dari itu. Pada mulanya apabila manusia istirahat di suatu tempat, maka jin yang menghuni tempat ini bubar melarikan diri.

Hal itu tidak terjadi lagi, begitu pemimpin manusia mengatakan, "Kita meminta perlindungan kepada pemimpin jin penghuni lembah ini."

Maka jin berkata, "Kita lihat manusia takut kepada kita, sebagaimana kita juga takut kepada mereka." Akhirnya jin mendekati manusia dan menimpakan kepada mereka penyakit kesurupan dan penyakit gila.



Ada satu kisah lagi. Pada satu malam seekor serigala membawa lari seekor anak kambing dari kandangnya. Kontan saja si penggembala melompat dan berkata, "Hai penghuni lembah ini, tolonglah aku!"

Maka terdengariah suara seruan mengatakan, "Hai Sarhan (nama serigala itu), lepaskanlah anak kambing itu!" Maka anak kambing itu bergabung kembali dengan kumpulan ternak dengan berlari tanpa mengalami luka apa pun.

Barangkali serigala yang mengambil anak kambing itu adalah jelmaan jin untuk menakut-nakuti manusia agar manusia takut kepadanya. Jin itu mengembalikan anak kambing itu ketika manusia meminta tolong dan memohon perlindungan kepadanya, hingga manusia itu menjadi sesat, dihinakan oleh jin.

Perubahan perilaku jin ini disampaikan Allah SWT dalam surat al-Jinn ayat 6. Allah Allah SWT berfirman:

وَأَنَّهُ كَانَ رِجَالٌ مِنَ الإنْسِ يَعُوذُونَ بِرِجَالٍ مِنَ الْجِنِّ فَزَادُوهُمْ رَهَقًا

"Dan bahwasanya ada beberapa orang laki-laki di antara manusia meminta perlindungan kepada beberapa laki-laki di antara jin, maka jin-jin itu menambah bagi mereka dosa dan kesalahan." ( QS Al-Jin : 6)

Menurut Ibnu Katsir, sudah menjadi kebiasaan orang-orang Arab di masa Jahiliah dulu. Mereka meminta perlindungan kepada pemimpin jin di tempat mereka beristirahat agar mereka tidak diganggu olehnya.

Kondisinya sama persis dengan seseorang yang akan memasuki kota musuh, mereka di bawah jaminan perlindungan orang besar yang berpengaruh di kota tersebut.



As-Saddi mengatakan bahwa dahulu bila seseorang melakukan perjalanan bersama keluarganya, dan di suatu tempat ia turun istirahat, maka ia mengatakan, "Aku berlindung kepada pemimpin jin lembah ini agar aku jangan diganggu atau hartaku atau anakku atau ternakku."

Nah, ketika jin melihat bahwa manusia itu selalu meminta perlindungan kepada mereka karena takut kepada mereka, maka justru jin-jin itu makin membuatnya menjadi lebih takut, lebih ngeri, dan lebih kecut hatinya.

Hal ini dimaksudkan agar manusia itu tetap takut kepada mereka dan lebih banyak meminta perlindungan kepada mereka, sebagaimana yang dikatakan oleh Qatadah sehubungan dengan makna firman-Nya: maka jin-jin itu menambah bagi mereka dosa dan kesalahan (Al-Jin: 6). Yaitu makin menambah manusia berdosa, dan jin pun sebaliknya makin bertambah berani kepada manusia.

Qatadah mengatakan bahwa apabila dia meminta perlindungan kepada jin selain dari Allah, maka jin makin menambah gangguannya kepada dia, dan membuatnya makin merasa takut.



Lebih Tua
Ibnu Katsir saat menafsirkan Surat Al-Jinn ayat 27 mengutip riwayat hadis yang mengatakan bahwa jin diciptakan dari 70 bagian angin panas. Menurut riwayat lain, dari nyala api yang paling baik. Lalu, Amr ibnu Dinar, menyebut dari api matahari.
Halaman :
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.3332 seconds (0.1#10.140)