Perintah Rasulullah SAW untuk Para Suami : Berakhlak Baik dan Berlemah Lembutlah kepada Istri
loading...
A
A
A
Dibandingkan pria, perempuan pada dasarnya lemah, baik secara fisik maupun hati. Layaknya kaca yang mudah retak, demikian wanita digambarkan oleh Rasulullah Shallallalhu alaihi wa sallam. Maka sudah seharusnya bagi para suami untuk berhati-hati pada hati para istri yang mudah tersakiti. Jangan sampai kalian meretakkannya apalagi memecahkannya dengan bersikap buruk pada wanita dan menyakitinya hingga membuatnya menangis.
Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda :
"Mintalah wasiat dari diri-diri kalian dalam masalah hak-hak para wanita, karena sesungguhnya wanita itu diciptakan dari tulung rusuk. Dan, yang paling bengkok dari tulang rusuk itu adalah bagian dari atasnya. Bila engkau paksakan untuk meluruskannya maka engkau akan mematahkannya. Namun, bila engkau biarkan, ia akan terus menerus bengkok. Maka, mintalah wasiat dari diri-diri kalian dalam masalah hak-hak para wanita." (HR.Bukhari)
Maksudnya adalah jika istri melanggar syariat atau tidak baik di mata Islam maka kewajiban suami memberinya pengertian. Berikanlah pengetahuan agama kepada mereka dan berikanlah pelajaran budi pekerti yang bagus kepada mereka. Berusaha memperbaiki akhlak istri- nya dengan cara yang lembut dengan keteladanan dan kasih sayang. Jangan membenci istri, meski ada satu atau dua sikap dan ucapannya membuat suami tidak senang.
Dari Abu Hurairah radhiyallahu anhu bahwa Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam telah bersabda, “Orang mukmin yang paling sempurna imannya adalah yang paling baik akhlaknya dan sebaik-sebaik kamu adalah orang yang paling baik kepada istrinya.” (HR. At-Tirmidzi).
Kalau masakan istrimu terlalu asin, tidak pedas atau terlaku pedas, gosong dan bentuknya tidak semenarik makanan lain yang kau tahu, jangan lantas membencinya. Bukankah istri sudah berusaha, bukankah tangannya sudah banyak bekas goresan pisau di ujung-ujung jarinya. Suami harus menyadari bahwa tangan istri sudah tidak selembut sebelum kau menikahinya.
Bukankah para istri telah menjaga anak-anak dan rumah sebagai amanah dari suami? Bukankah senyumannya selalu meneduhkan para suami? Satu atau dua sifat istri yang kurang pas janganlah lantas membencinya. Bukankah banyak sekali kebaikan-kebaikan yang sudah diberikan istri untuk para suami dan rumah tangganya.
Allah Subhanahu wa Ta’ala berfirman:
"Dan pergaulilah istrimu dengan (akhlak yang) baik. Kemudian jika kamu tidak menyukai mereka, (maka bersabarlah) karena boleh jadi kamu tidak menyukai sesuatu, padahal Allâh menjadikan padanya kebaikan yang banyak." (QS.An-Nisâ’ :19).
Imam al-Hulaimi rahimahullah berkata, kebaikan akhlak merupakan bagian dari iman. Dan hilangnya akhlak baik dari diri seorang hamba merupakan tanda kurangnya iman. Juga menunjukkan bahwa orang-orang mukmin bertingkat-tingkat keimanan mereka. Sebagian dari mereka, imannya lebih sempurna dari sebagian yang lain.
Oleh karena itulah, Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam adalah orang yang paling baik akhlaknya karena Beliau Shallallahu ‘alaihi wa sallam adalah orang yang paling sempurna imannya.” Dan termasuk akhlak yang mulia adalah ketika suami memperlakukan istrinya dengan baik dan lemah lembut.
Imam al-Hasan al-Bashri rahimahullah berkata, akikat akhlak yang baik adalah mencurahkan kebaikan, tidak mengganggu dan (menampakkan) wajah berseri-seri (kepada orang lain).
Rasulullah SAW menganjurkan agar suami berakhlak baik kepada istri dengan selalu menampakkan wajah berseri-seri, tidak menyakiti, berbuat baik dan bersabar dalam menghadapinya.
Berakhlak baik kepada istri lebih ditekankan karena kaum perempuan itu lemah sehingga mereka pantas mendapatkan perhatian dan kasih sayang yang lebih. Dalam sebuah hadits yang shahih, Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda kepada budak Beliau Shallallahu ‘alaihi wa sallam ,
“Bersikap lembutlah kepada para wanita” Orang yang tidak bisa berakhlak baik kepada keluarganya maka kepada orang lain tentu lebih tidak bisa lagi. Berakhlak baik adalah termasuk sifat utama orang yang beriman dan bertakwa kepada Allâh.
Dalam berbagai kisah sering kita mendengar bahwa Rasulullah pun senantiasa berbuat baik kepada istri-istri nya. Dalam keadaan bahagia, susah, kebingungan, ataupun dalam keadaan marah, Rasulullah tidak pernah sekalipun berkata kasar apalagi berbuat sesuatu yang menyakiti istrinya. Beliau senantiasa memuliakan dan amat menyayangi istri- istrinya.
Dari teladan Rasulullah yang tertulis dalam beberapa sirah nabawiyah, dapat diketahui bahwa memuliakan istri adalah termasuk dari perbuatan yang utama, yang dicontohkan secara langsung oleh Rasulullah. Sebagimana seorang muslim yang menjalankan perintah Allah dan Rasul- Nya, seorang suami juga wajib memuliakan istri. Kelak, suami akan ditanya bagaimana dia memperlakukan dan memimpin istrinya selama di dunia.
Suami yang memuliakan istri akan terhindar dari keburukan di akhirat sebab mampu memberi kebahagiaan pada istrinya serta mendapat ridho Allah. Lelaki yang mampu menjadi seseorang yang bertanggung jawab akan mendapatkan ciri-ciri istri saleha dalam diri istrinya yang akan dipertanyakan di akhirat nanti. “Suami kelak akan ditanya pertanggungjawaban tentang mereka (keluarganya)”. (HR Al Bukhari)
Wallahu A'lam
Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda :
"Mintalah wasiat dari diri-diri kalian dalam masalah hak-hak para wanita, karena sesungguhnya wanita itu diciptakan dari tulung rusuk. Dan, yang paling bengkok dari tulang rusuk itu adalah bagian dari atasnya. Bila engkau paksakan untuk meluruskannya maka engkau akan mematahkannya. Namun, bila engkau biarkan, ia akan terus menerus bengkok. Maka, mintalah wasiat dari diri-diri kalian dalam masalah hak-hak para wanita." (HR.Bukhari)
Maksudnya adalah jika istri melanggar syariat atau tidak baik di mata Islam maka kewajiban suami memberinya pengertian. Berikanlah pengetahuan agama kepada mereka dan berikanlah pelajaran budi pekerti yang bagus kepada mereka. Berusaha memperbaiki akhlak istri- nya dengan cara yang lembut dengan keteladanan dan kasih sayang. Jangan membenci istri, meski ada satu atau dua sikap dan ucapannya membuat suami tidak senang.
Dari Abu Hurairah radhiyallahu anhu bahwa Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam telah bersabda, “Orang mukmin yang paling sempurna imannya adalah yang paling baik akhlaknya dan sebaik-sebaik kamu adalah orang yang paling baik kepada istrinya.” (HR. At-Tirmidzi).
Kalau masakan istrimu terlalu asin, tidak pedas atau terlaku pedas, gosong dan bentuknya tidak semenarik makanan lain yang kau tahu, jangan lantas membencinya. Bukankah istri sudah berusaha, bukankah tangannya sudah banyak bekas goresan pisau di ujung-ujung jarinya. Suami harus menyadari bahwa tangan istri sudah tidak selembut sebelum kau menikahinya.
Bukankah para istri telah menjaga anak-anak dan rumah sebagai amanah dari suami? Bukankah senyumannya selalu meneduhkan para suami? Satu atau dua sifat istri yang kurang pas janganlah lantas membencinya. Bukankah banyak sekali kebaikan-kebaikan yang sudah diberikan istri untuk para suami dan rumah tangganya.
Allah Subhanahu wa Ta’ala berfirman:
وَعَاشِرُوهُنَّ بِالْمَعْرُوفِ ۚ فَإِنْ كَرِهْتُمُوهُنَّ فَعَسَىٰ أَنْ تَكْرَهُوا شَيْئًا وَيَجْعَلَ اللَّهُ فِيهِ خَيْرًا كَثِيرًا
"Dan pergaulilah istrimu dengan (akhlak yang) baik. Kemudian jika kamu tidak menyukai mereka, (maka bersabarlah) karena boleh jadi kamu tidak menyukai sesuatu, padahal Allâh menjadikan padanya kebaikan yang banyak." (QS.An-Nisâ’ :19).
Imam al-Hulaimi rahimahullah berkata, kebaikan akhlak merupakan bagian dari iman. Dan hilangnya akhlak baik dari diri seorang hamba merupakan tanda kurangnya iman. Juga menunjukkan bahwa orang-orang mukmin bertingkat-tingkat keimanan mereka. Sebagian dari mereka, imannya lebih sempurna dari sebagian yang lain.
Oleh karena itulah, Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam adalah orang yang paling baik akhlaknya karena Beliau Shallallahu ‘alaihi wa sallam adalah orang yang paling sempurna imannya.” Dan termasuk akhlak yang mulia adalah ketika suami memperlakukan istrinya dengan baik dan lemah lembut.
Imam al-Hasan al-Bashri rahimahullah berkata, akikat akhlak yang baik adalah mencurahkan kebaikan, tidak mengganggu dan (menampakkan) wajah berseri-seri (kepada orang lain).
Rasulullah SAW menganjurkan agar suami berakhlak baik kepada istri dengan selalu menampakkan wajah berseri-seri, tidak menyakiti, berbuat baik dan bersabar dalam menghadapinya.
Berakhlak baik kepada istri lebih ditekankan karena kaum perempuan itu lemah sehingga mereka pantas mendapatkan perhatian dan kasih sayang yang lebih. Dalam sebuah hadits yang shahih, Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda kepada budak Beliau Shallallahu ‘alaihi wa sallam ,
“Bersikap lembutlah kepada para wanita” Orang yang tidak bisa berakhlak baik kepada keluarganya maka kepada orang lain tentu lebih tidak bisa lagi. Berakhlak baik adalah termasuk sifat utama orang yang beriman dan bertakwa kepada Allâh.
Dalam berbagai kisah sering kita mendengar bahwa Rasulullah pun senantiasa berbuat baik kepada istri-istri nya. Dalam keadaan bahagia, susah, kebingungan, ataupun dalam keadaan marah, Rasulullah tidak pernah sekalipun berkata kasar apalagi berbuat sesuatu yang menyakiti istrinya. Beliau senantiasa memuliakan dan amat menyayangi istri- istrinya.
Dari teladan Rasulullah yang tertulis dalam beberapa sirah nabawiyah, dapat diketahui bahwa memuliakan istri adalah termasuk dari perbuatan yang utama, yang dicontohkan secara langsung oleh Rasulullah. Sebagimana seorang muslim yang menjalankan perintah Allah dan Rasul- Nya, seorang suami juga wajib memuliakan istri. Kelak, suami akan ditanya bagaimana dia memperlakukan dan memimpin istrinya selama di dunia.
Suami yang memuliakan istri akan terhindar dari keburukan di akhirat sebab mampu memberi kebahagiaan pada istrinya serta mendapat ridho Allah. Lelaki yang mampu menjadi seseorang yang bertanggung jawab akan mendapatkan ciri-ciri istri saleha dalam diri istrinya yang akan dipertanyakan di akhirat nanti. “Suami kelak akan ditanya pertanggungjawaban tentang mereka (keluarganya)”. (HR Al Bukhari)
Wallahu A'lam
(wid)