Gelandangan di Tempat Penjual Wangi-wangian

Sabtu, 04 Juli 2020 - 06:50 WIB
loading...
Gelandangan di Tempat Penjual Wangi-wangian
Gelandangan kota. Foto/Ilustrasi/Photos Speak
A A A
SEORANG gelandangan, yang sedang berjalan-jalan di tempat orang berjualan wangi-wangian, tiba-tiba jatuh tersungkur seolah-olah mati. Orang-orang berusaha menyadarkannya dengan bau-bauan wangi, namun keadaannya malah semakin buruk.



Akhirnya, seorang bekas gelandangan datang, dan mengetahui keadaan itu. Ia menyodorkan sesuatu yang kotor di lubang hidung orang itu dan segera saja ia siuman, serunya, "Ini baru wangi-wangian!" ( )

Saudara harus mempersiapkan diri untuk masa peralihan, di mana tak ada apa pun yang sudah biasa Saudara temui. Setelah mati, Saudara harus menanggapi rangsangan yang di dunia ini. Saudara punya kesempatan untuk sedikit merasakannya.(

Kalau Saudara tetap terikat pada beberapa hal yang dengannya Saudara terbiasa, hal itu hanya akan membuat Saudara sengsara, sama seperti wang-wangian tadi yang tidak berfaedah bagi si gelandangan di jalan tempat penjual wangi-wangian.(Baca juga: Kisah Bijak Para Sufi: Saudagar dan Darwis Kristen )

Menurut Idries Shah dalam Tales of The Dervishes yang diterjemahkan Ahmad Bahar dengan judul Harta Karun dari Timur Tengah - Kisah Bijak Para Sufi-- perumpamaan ini cukup jelas maknanya. Ghazali mempergunakannya pada abad kesebelas dalam Al-Kimia Kebahagiaan untuk menggaris bawahi ajaran sufi bahwa hanya beberapa dari sekian benda yang kita akrabi yang memiliki pertalian dengan 'dimensi lain'.( )
(mhy)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.3117 seconds (0.1#10.140)