Perayaan Maulid Nabi dalam Ayat-Ayat Al-Qur'an Menurut Alwi bin Ahmad

Senin, 03 Oktober 2022 - 05:15 WIB
loading...
A A A
Dari ayat ini, kita menemukan mafhum muwafaqah-nya bahwa jikalau Nabi Muhammad SAW Allah teguhkan dan tenangkan hati beliau dengan kisah-kisah rasul terdahulu, maka kita, tentu lebih butuh kisah-kisah Nabi Muhammad SAW supaya hati kita menjadi teguh dan tenang.

Ibn Hajar al-‘Asqalani berkata, “dari riwayat tersebut, sudah semestinya kita bersyukur kepada Allah Ta’ala atas anugerah yang Dia berikan di hari-hari tertentu, baik berupa nikmat yang dicurahkan ataupun bahaya yang dihilangkan. Dan hari-hari itu diulang setiap tahunnya.

Bersyukur kepada Allah dapat dilakukan dengan berbagai ibadah seperti sholat, puasa, membaca al-Quran, sedekah, dan lain sebagainya. Lalu adakah nikmat yang lebih agung daripada nikmat lahirnya Muhammad, Sang Nabi Pembawa Rahmat, shallallahu ‘alaihi wa sallam?” (al-Suyuthi, al-Hawi lil Fatawa).

Di antara faidah utama kisah-kisah al-Quran, dan kisah-kisah lain pada umumnya adalah manthuq dari Hud [11]: 120 itu sendiri, yaitu meneguhkan hati Rasulullah dan hati umatnya atas agama Allah. Selain itu, kisah termasuk salah satu bentuk sastra yang dapat menarik perhatian para pendengar sehingga pesan-pesan yang terkandung tertancap di dalam jiwa, sebagaimana surah Yusuf [12] : 111,

لَقَدْ كَانَ فِيْ قَصَصِهِمْ عِبْرَةٌ لِّاُولِى الْاَلْبَابِۗ

“Sungguh, pada kisah mereka benar-benar terdapat pelajaran bagi orang-orang yang berakal sehat.”

Senada dengan hal tersebut, Ibn Abd al-Barr dalam Jami’ Bayan al-‘Ilm wa Fadhluhu mengutip kalam Imam Abu Hanifah tentang kisah para ulama, “kisah-kisah ulama dan kebaikan-kebaikan mereka itu lebih aku sukai daripada fikih, sebab kisah-kisah mereka merupakan adab dan akhlak yang mesti ditiru oleh suatu kaum.”



Surat Ibrahim Ayat 5
Selanjutnya, Dr Alwi bin Ahmad Al-Idrus menukil surah Ibrahim ayat 5 berikut:

وَذَكِّرْهُمْ بِاَيّٰىمِ اللّٰهِ ۗاِنَّ فِيْ ذٰلِكَ لَاٰيٰتٍ لِّكُلِّ صَبَّارٍ شَكُوْرٍ……

“..dan ingatkanlah mereka tentang hari-hari Allah. Sesungguhnya pada yang demikian itu terdapat tanda-tanda (kekuasaan Allah) bagi setiap orang yang sangat penyabar lagi banyak bersyukur.”

Apa maksud ‘hari-hari Allah’? Maksud dari hari-hari Allah adalah peristiwa-peristiwa yang terjadi pada manusia, baik berupa nikmat maupun siksaan yang mereka alami.

Sayyid Quthb dalam Fi Zhilal al-Quran menuturkan, “semua hari adalah hari Allah. Tetapi maksud dari ayat tersebut adalah hari-hari terjadinya peristiwa bagi manusia atau sekelompok golongan, berupa nikmat atau siksaan seperti kisah peringatan Musa kepada kaumnya yang akan diceritakan kemudian. Hari-hari tersebut kemudian disebut dengan ayyam (hari-hari) mereka, seperti halnya hari-hari bagi kaum Nuh, ‘Ad, Tsamud dan kaum-kaum setelahnya. Inilah yang maksud hari-hari (Allah).”

Jika peristiwa-peristiwa penting yang dialami kaum terdahulu diperintahkan untuk mengingatnya, tidakkah peristiwa lahirnya Nabi Muhammad SAW dan kisah hidup beliau lebih penting dan lebih perlu untuk diingat?

Menukil Syaikh Abd al-Fattah Ali Syihab dalam al-I’lam bi Fatawa Aimmah al-Islam haula Maulidih ‘alahis shalah was salam, beliau menuturkan, “kami, umat Islam, memeringati hari lahir (maulid) kekasih kita, Nabi Muhammad SAW mengikuti ulama salafus salih kami, dengan harapan memperoleh syafa’at beliau SAW untuk kami."

"Kami juga memeringati malam Lailatulqadr sebagai sarana dakwah selain juga memegang teguh al-Quran yang diturunkan pada malam tersebut. Seperti halnya kami memeringati hijrah beliau SAW, sebagai pengingat kepatuhan mutlak dan pengorbanan tinggi yang dilakukan oleh beliau SAW. Seperti halnya juga kami memeringati momen-momen penting dari peperangan dan kemenangan beliau SAW beserta para sahabat dalam menegakkan panji Islam.”

Bukankah semua yang telah disebutkan merupakan ayyamullah (hari-hari Allah) yang mesti umat Islam ingat, supaya apa yang ditinggalkan Allah baik berupa pemberian maupun bencana menjadi sebuah pelajaran berharga bagi kaum muslimin, sehingga mereka dapat menyongsong masa depan berbekal pelajaran yang diberikan Allah melalui hari-hari penting tersebut.



Surat Maryam Ayat 33
Dalil keempat tentang Maulid Nabi dalam Al-Quran adalah surah Maryam [19] ayat 33. Allah SWT berfirman:

وَالسَّلٰمُ عَلَيَّ يَوْمَ وُلِدْتُّ وَيَوْمَ اَمُوْتُ وَيَوْمَ اُبْعَثُ حَيًّا
Halaman :
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.1527 seconds (0.1#10.140)