Kisah Mistik Sultan Agung Taklukkan Mekkah

Selasa, 04 Oktober 2022 - 19:49 WIB
loading...
A A A


Rencana eksekusi disiapkan sangat matang. Misalnya, nama ulama dan keluarganya yang menjadi target operasi harus dicatat. Demikian juga alamat-alamat mereka. Bagi Amangkurat I, aksi ini langkah efektif agar para pengkhianat bisa dilibas dalam sekali pukul.

Saat hari pelaksanaan eksekusi tiba, anak buah keempat orang kepercayaan raja disebar ke empat penjuru mata angin. Aba-aba dimulainya aksi pembunuhan ditandai dengan letusan meriam dari istana.

Berkat persiapan matang, eksekusi berjalan lancar. Dalam waktu tidak lebih 30 menit, 6.000 ulama tewas ditikam para serdadu yang dipimpin oleh keempat orang kepercayaan raja.

Sejarawan van Goens dalam catatannya menulis, "Belum setengah jam berlalu setelah terdengar bunyi tembakan, 5 sampai 6 ribu jiwa dibasmi dengan cara yang mengerikan.” Juga ditulis bahwa selama aksi pembunuhan berlangsung, raja mengurung diri di istana. Dia bertingkah seolah tidak menghetahui apa yang terjadi di luar sana.

Mark R. Woodward menyatakan tindakan Amangkurat I ini kelihatannya mematahkan resistensi syariat-sentris terhadap kebijakan-kebijakan keagamaan Mataram.

Status relatif raja dan ulama dalam teks, tradisi lisan, dan ritual berikut sangat jelas. Dalam teks awal abad ke-19, Serat Cebolek, raja digambarkan mempunyai hak untuk mengesampingkan ulama dalam hal-hal yang berkaitan dengan hukum Islam.

Tradisi-tradisi lisan melukiskan penghulu pertama menjadi pemotong rumput bagi Sultan. Demikian juga, dalam konteks ritual penghulu dan santri lainnya diperintahkan, tanpa boleh bertanya, datang ke istana dan berdoa.

(mhy)
Halaman :
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.2600 seconds (0.1#10.140)