15 Nasihat Indah Imam Abdullah bin Mubarak

Kamis, 20 Oktober 2022 - 14:37 WIB
loading...
A A A
لا ‌يزال ‌المرء ‌عالما ‌ما ‌طلب ‌العلم، ‌فإذا ‌ظن ‌أنه ‌قد ‌علم؛ ‌فقد ‌جهل

"Seseorang dikatakan berilmu selama ia masih mau belajar, maka ketika seseorang telah merasa berilmu (hingga berhenti belajar) maka saat itulah ia berubah menjadi orang bodoh."

7. Tiga Tingkatan Ilmu

إن العلم ثلاثة أشبار : من دخل في الشبر الأول، تكبر ومن دخل في الشبر الثانى، تواضع ومن دخل في الشبر الثالث، علم أنه ما يعلم.

"Ilmu itu terdiri dari tiga tingkat. Jika seseorang baru menapaki tingkat pertama, maka dia menjadi tinggi hati. Apabila dia telah menapaki tingkat kedua, maka dia pun menjadi rendah hati (tawadhu). Dan bilamana dia telah menapaki tingkat ketiga, maka dia akan merasa tidak tahu apa-apa."

8. Kebaikan Mengalahkan Keburukan

إذا غلبت محاسن الرجل على مساوئه؛ لم تذكر المساوئ، وإذا غلبت المساوئ على المحاسن؛ لم تذكر المحاسن

"Jika seseorang kebaikannya lebih banyak dari keburukannya, maka tidak disebut keburukannya. Dan jika seseorang keburukannya mengalahkan kebaikannya, maka tidak disebut kebaikannya."

9. Riwayat Ilmu bagian dari Agama

الإسناد من الدين، ولولا الإسناد لقال من شاء ما شاء

"Riwayat dalam ilmu itu bagian dari agama, seandainya bukan karena adanya riwayat, maka siapapun akan berbicara (dalam masalah agama) semaunya."

10. Ciri Orang yang Hina

وسئل عبد الله بن المبارك رحمة الله عليه: من الناس ؟ فقال: العلماء، قيل له: فمن الملوك ؟ قال: الزهاد، قيل له: فمن الغوغاء ؟قيل: فمن السفلة ؟قال: الذين يعيشون بدينهم

"Abdullah bin Mubarak ditanya: 'Siapakah manusia yang sebenarnya?' Ia menjawab: "Ulama". Ditanyakan lagi: 'Siapakah raja yang sebenarnya?' Ia menjawab: "Orang yang zuhud". Ditanyakan lagi: 'Siapakah orang yang hina?' Ia menjwab: "Orang yang hidup dari menjual agamanya."

11. Musibah Terbesar

‌من ‌أعظم ‌المصائب ‌للرجل ‌أن ‌يعلم ‌من ‌نفسه ‌تقصيرا، ‌ثمّ ‌لا ‌يبالي ‌ولا ‌يحزن ‌عليه

"Termasuk musibah terbesar yang menimpa seseorang adalah: Ia mengetahui sebuah kekurangan dan kesalahan yang ada pada dirinya, lalu ia tidak peduli dan tidak bersedih atasnya."

12. Larangan Ghibah

لو كنت مغتابًا أحدًا لاغتبت والدَيّ لأنهما أحقُّ بحسناتي

"Seandainya aku boleh mengghibah seseorang, maka yang akan aku ghibahi adalah orang tuaku, karena keduanya yang paling berhak mendapatkan kebaikan dariku."
Halaman :
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.3414 seconds (0.1#10.140)