Perempuan Ini Mengaku Nabi Begitu Rasulullah SAW Wafat

Selasa, 01 November 2022 - 13:00 WIB
loading...
Perempuan Ini Mengaku Nabi Begitu Rasulullah SAW Wafat
Sajah binti Al Harits ibn Suwaid ibn Aqfan memproklamirkan diri sebagai nabi, begitu mendengar Rasululllah SAW wafat. Foto/Ilustrasi: Ist
A A A
Perempuan itu bernama Sajah binti Al Harits ibn Suwaid ibn Aqfan . Ia memproklamirkan diri sebagai nabi, begitu mendengar Rasululllah SAW wafat. Sajah mendapat pengetahuan tentang agama dan kitab-kitab suci, dari budaya masyarakatnya yang cinta ilmu pengetahuan.

Muhammad Husain Haekal dalam bukunya berjudul "As-Siddiq Abu Bakr" menyebutkan Sajah bint Haris datang ke wilayah Banu Tamim dari barat laut Mesopotamia di Irak. Ia datang dengan sekelompok orang Taglib dengan membawa pasukan tentara dari kabilah Rabi'ah, Nimr, Iyad dan Syaiban.



Sajah adalah seorang perempuan dari kelompok Yarbu', yang masih termasuk Banu Tamim. Orang-orang Taglib di Irak adalah paman dari pihak ibu. Ia kawin dengan kalangan mereka dan tinggal di tengah-tengah mereka pula. Mereka menganut agama Nasrani.

Dia memang perempuan cerdas, menempatkan diri sebagai dukun dan tahu bagaimana memimpin kaum laki-laki. Seperti juga orang-orang Yahudi dan Nasrani kala itu, Sajah menaruh dendam kepada Nabi Muhammad SAW dan pengikutnya.

Tatkala ia mendengar Rasulullah sudah wafat, ia mendatangi golongannya dan kabilah-kabilah di sekitarnya dengan tujuan hendak rnengerahkan mereka menyerbu Madinah dan memerangi Khalifah Abu Bakar.

Beberapa sejarawan berpendapat bahwa kedatangan Sajah dari Irak utara ke Semenanjurig Arab yang diikuti oleh orang-orangnya dan kabilah-kabilah sekitarnya, bukan karena kedukunannya atau karena ambisi pribadi, tetapi karena dorongan pihak Persia dan pejabat-pejabatnya di Irak, supaya pemberontakan di Semenanjung itu makin berkobar.

Gerakan ini dimaksudkan untuk mengembalikan kekuasaan Persia di beberapa tempat yang sudah mulai menurun setelah Nabi Muhammad menempatkan Bazan sebagai wakilnya di Yaman, dan yang sebelum itu sebagai penguasa Kisra.



Satu-Satunya Perempuan
Sajah adalah satu-satunya perempuan yang mendakwakan diri sebagai nabi. Sedang biasanya, menurut Haekal, pada setiap zaman perempuan-perempuan semacam itu digunakan sebagai mata-mata dan alat propaganda.

Jadi kehadiran Sajah di tanah Arab itu hanya untuk menyebarkan propaganda pembangkangan, kemudian kembali ke Irak dan tinggal menetap di sana. Tidak heran bila Persia memperalatnya untuk menimbulkan pemberontakan di tanah Arab.

Sajah datang ke Semenanjung Arab karena terpengaruh oleh keadaan itu. Yang menjadi tujuan utama ialah kaumnya sendiri, yakni Banu Tamim.

Sajah mengumumkan kepada Banu Tamim tentang kenabiannya dan mengajak mereka beriman kepadanya. Para pembesar Bani Tamim seperti Zabarqan ibn Badr, Atharid ibn Hajib, Syabast ibn Rabiy ar Riyakhi, Amr ibn Al Ahtam dan banyak lagi tunduk, patuh dan setia pada kenabiannya. Lalu, melalui mulut-mulut dan tangan-tangan pembesar itu, banyak orang datang dan berbondong-bondong melakukan janji setia dan patuh kepadanya.

Dia adalah memimpin pasukannya di perbatasan Banu Yarbu'. Pemimpin kabilah itu, Malik bin Nuwairah, dipanggilnya dan diajaknya berkongsi. Diberitahukannya juga maksudnya hendak menyerbu Madinah.

Malik menyambut ajakan itu, tetapi ia meminta agar Sajah membatalkan niatnya hendak menyerang Khalifah Abu Bakar. Malik mengajak Sajah memerangi mereka yang berselisih dengan pihaknya di daerah Banu Tamim itu.

Sajah tampaknya senang dengan pendapatnya itu, dan katanya: "Ya, terserah pendapatmu dan orang-orang yang bersamamu. Tetapi aku perempuan Banu Yarbu'. Kalau dia seorang raja, maka dia raja kamu sekalian."



Entah mengapa Sajah cepat-cepat setuju dengan ajakan Malik itu. Malik memang orang terpandang, pahlawan dan penyair. Ia sangat membanggakan diri, seperti kaumnya, punya pengikut cukup besar, sedap budi bahasanya dan pandai bergaul.

Mutammam bin Nuwairah, saudaranya, yang sebagai penyair kedudukannya lebih penting dari Malik, tetapi matanya buta sebelah dan bermuka buruk.

Sajah lalu mengundang pemuka-pemuka Banu Tamim. Tetapi, kecuali Waki', dari pihak mereka tak ada yang mau berkompromi dengan Malik.
Halaman :
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.2700 seconds (0.1#10.140)