Tanda-Tanda Kiamat: Perang dengan Bangsa Turk, Begini Penjelasannya
loading...
A
A
A
“Biarkanlah bangsa Turk selama mereka membiarkan kalian.” (Sunan Abi Dawud)
Penghalang
Sementara itu, Ibnu Hajar dalam Fathul Baari menjelaskan sebelumnya ada penghalang antara mereka dengan kaum muslimin hingga penghalang tersebut terbuka sedikit demi sedikit.
Tawanan dari kalangan mereka sangat banyak sehingga para penguasa saling berlomba mendapatkannya karena mereka memiliki sifat kuat dan pemberani sehingga sebagian besar tentara al-Mu’tashim adalah dari kalangan mereka.
Lalu bangsa Turk menguasai raja al-Mu’tashim dan mereka membunuh puteranya, al-Mutawakkil, kemudian anak-anaknya yang lain satu persatu, sehingga kerajaan Islam bercambur baur dengan kerajaan ad-Dailam.
Para penguasa as-Samaniyyah pun dari bangsa Turk, hingga mereka dapat menguasai negeri-negeri selain Arab. Kemudian kerajaan-kerajaan tersebut dikuasai oleh Dinasti Sabaktikin, lalu oleh Dinasti Saljuk, dan kekuasaan meluas mereka sampai Irak, Syam, dan Romawi.
Selanjutnya dikuasai oleh sisa-sisa pengikut mereka di Syam -yaitu Dinasti Zanki- dan pengikut mereka -yaitu Baitu Ayyub-, mereka pun banyak dari bangsa Turk, mereka bisa mengalahkan kerajaan di Mesir, Syam dan Hijaz.
Selanjutnya al-Ghazz memberontak kepada dinasti Saljuk pada abad ke-5 H. Mereka menghancurkan berbagai negeri dan banyak membunuh manusia.
Kemudian tibalah bencana besar dengan kedatangan bangsa Tatar. Keluarnya Jengis Khan terjadi setelah abad ke-6. Dunia dibumihanguskan olehnya, terutama daerah timur dan sekitarnya sehingga tidak tersisa satu negeri pun kecuali mendapatkan bagian kejelekan dari mereka.
Dan konon hancurnya Baghdad dan terbunuhnya Khalifah al-Musta’shim, khalifah mereka yang terakhir di tangan-tangan bangsa Tatar pada tahun 650 H.
Kemudian, sisa-sisa mereka senantiasa melakukan kerusakan sampai pada akhirnya datang Ling yang maknanya si pincang. Namanya adalah Tamur, datang ke Syam dan hidup di sana.
Dia membakar Damaskus sampai ke atap-atapnya, masuk ke Romawi, India dan daerah yang ada di antara keduanya. Umurnya panjang hingga Allah mematikannya, dan berpencaranlah anak-anaknya di berbagai negeri.
Hal ini sesuai dengan sabda Nabi SAW:
إِنَّ بَنِي قُنْطُوْرَاءَ أَوَّلُ مَنْ سَلَبَ أُمَّتِيْ مُلْكَهُمْ.
“Sesungguhnya Bani Qunthura’ adalah yang pertama kali merampas kerajaan umatku.”
Ibnu Hajar menjelaskan seakan-akan maksud dari sabdanya “umatku” adalah umat secara nasab, bukan umat dakwah, yaitu bangsa Arab. Wallaahu a’lam.
Dengan penjelasan di atas, maka sesungguhnya bangsa Tatar yang muncul pada abad ke-7 Hijriyyah adalah bangsa Turk, karena sifat-sifat yang disifatkan untuk bangsa Turk sesuai dengan bangsa Tatar (Mongolia).
Kemunculan mereka terjadi pada masa Imam an-Nawawi. Beliau berkata tentang mereka dalam "Shahiih Muslim". “Peperangan dengan bangsa Turk didapati dengan segala sifat mereka yang diungkapkan oleh Nabi SAW: Mata mereka kecil (sipit), muka mereka merah, hidung mereka kecil (pesek), muka mereka seperti tameng yang dilapisi kulit, memakai terompah dari bulu, mereka didapati dengan sifat-sifat tersebut pada masa kami, kaum muslimin telah memerangi mereka beberapa kali dan sekarang pun mereka memeranginya.”
Penghalang
Sementara itu, Ibnu Hajar dalam Fathul Baari menjelaskan sebelumnya ada penghalang antara mereka dengan kaum muslimin hingga penghalang tersebut terbuka sedikit demi sedikit.
Tawanan dari kalangan mereka sangat banyak sehingga para penguasa saling berlomba mendapatkannya karena mereka memiliki sifat kuat dan pemberani sehingga sebagian besar tentara al-Mu’tashim adalah dari kalangan mereka.
Lalu bangsa Turk menguasai raja al-Mu’tashim dan mereka membunuh puteranya, al-Mutawakkil, kemudian anak-anaknya yang lain satu persatu, sehingga kerajaan Islam bercambur baur dengan kerajaan ad-Dailam.
Para penguasa as-Samaniyyah pun dari bangsa Turk, hingga mereka dapat menguasai negeri-negeri selain Arab. Kemudian kerajaan-kerajaan tersebut dikuasai oleh Dinasti Sabaktikin, lalu oleh Dinasti Saljuk, dan kekuasaan meluas mereka sampai Irak, Syam, dan Romawi.
Selanjutnya dikuasai oleh sisa-sisa pengikut mereka di Syam -yaitu Dinasti Zanki- dan pengikut mereka -yaitu Baitu Ayyub-, mereka pun banyak dari bangsa Turk, mereka bisa mengalahkan kerajaan di Mesir, Syam dan Hijaz.
Selanjutnya al-Ghazz memberontak kepada dinasti Saljuk pada abad ke-5 H. Mereka menghancurkan berbagai negeri dan banyak membunuh manusia.
Kemudian tibalah bencana besar dengan kedatangan bangsa Tatar. Keluarnya Jengis Khan terjadi setelah abad ke-6. Dunia dibumihanguskan olehnya, terutama daerah timur dan sekitarnya sehingga tidak tersisa satu negeri pun kecuali mendapatkan bagian kejelekan dari mereka.
Dan konon hancurnya Baghdad dan terbunuhnya Khalifah al-Musta’shim, khalifah mereka yang terakhir di tangan-tangan bangsa Tatar pada tahun 650 H.
Kemudian, sisa-sisa mereka senantiasa melakukan kerusakan sampai pada akhirnya datang Ling yang maknanya si pincang. Namanya adalah Tamur, datang ke Syam dan hidup di sana.
Dia membakar Damaskus sampai ke atap-atapnya, masuk ke Romawi, India dan daerah yang ada di antara keduanya. Umurnya panjang hingga Allah mematikannya, dan berpencaranlah anak-anaknya di berbagai negeri.
Hal ini sesuai dengan sabda Nabi SAW:
إِنَّ بَنِي قُنْطُوْرَاءَ أَوَّلُ مَنْ سَلَبَ أُمَّتِيْ مُلْكَهُمْ.
“Sesungguhnya Bani Qunthura’ adalah yang pertama kali merampas kerajaan umatku.”
Ibnu Hajar menjelaskan seakan-akan maksud dari sabdanya “umatku” adalah umat secara nasab, bukan umat dakwah, yaitu bangsa Arab. Wallaahu a’lam.
Dengan penjelasan di atas, maka sesungguhnya bangsa Tatar yang muncul pada abad ke-7 Hijriyyah adalah bangsa Turk, karena sifat-sifat yang disifatkan untuk bangsa Turk sesuai dengan bangsa Tatar (Mongolia).
Kemunculan mereka terjadi pada masa Imam an-Nawawi. Beliau berkata tentang mereka dalam "Shahiih Muslim". “Peperangan dengan bangsa Turk didapati dengan segala sifat mereka yang diungkapkan oleh Nabi SAW: Mata mereka kecil (sipit), muka mereka merah, hidung mereka kecil (pesek), muka mereka seperti tameng yang dilapisi kulit, memakai terompah dari bulu, mereka didapati dengan sifat-sifat tersebut pada masa kami, kaum muslimin telah memerangi mereka beberapa kali dan sekarang pun mereka memeranginya.”