3 Gaya Rambut Nabi Muhammad SAW yang Mengagumkan, Boleh Ditiru

Sabtu, 19 November 2022 - 13:38 WIB
loading...
A A A
لَقَدۡ كَانَ لَكُمۡ فِىۡ رَسُوۡلِ اللّٰهِ اُسۡوَةٌ حَسَنَةٌ لِّمَنۡ كَانَ يَرۡجُوا اللّٰهَ وَالۡيَوۡمَ الۡاٰخِرَ وَذَكَرَ اللّٰهَ كَثِيۡرًا

Artinya: "Sesungguhnya telah ada pada (diri) Rasulullah itu suri teladan yang baik bagimu (yaitu) bagi orang yang mengharap Allah dan (kedatangan) hari Kiamat dan dia banyak menyebut (mengingat) Allah."
(QS Al-Ahzab ayat 21)

Ayat di atas menunjukkan setiap perbuatan yang dilakukan dalam rangka meniru Rasulullah itu dihukumi sebagai ibadah. Imam Ahmad dalam Al-Mughni mengatakan: "Hal ini (memanjangkan rambut bagi laki-laki) hukumnya sunnah. Seandainya kami mampu melakukannya, maka akan kami lakukan, tetapi ada faktor kesibukan dan biaya yang diperlukan."

Pendapat ini dikuatkan oleh perbuatan Rasulullah yang memanjangkan rambutnya, padahal perbuatan ini perlu waktu (sibuk mengurusnya) dan perlu biaya (untuk minyak rambut dan semisalnya). Andaikan ini bukan sunnah, maka Nabi tidak akan susah payah melakukannya.

"Oleh sebab itu jika gaya rambut gondrong atau pendek seseorang dilakukan dengan niat untuk mengikuti apa yang dilakukan Rasulullah SAW, maka sejatinya orang itu telah melaksanakan sunnah dan mendapat pahala," kata Ustaz Musa Muhammad.

Akan tetapi mereka yang memanjangkan atau memendekkan rambut hanya karena trend dan tidak didasari niat mengikuti Sunnah Nabi, maka apa yang dilakukannya itu tidak akan mendapat pahala. Imam An-Nawawi berpendapat: "Demikianlah, Nabi belum pernah mencukur gundul rambutnya pada tahun-tahun hijrah kecuali di tahun Hudaibiyah, 'Umratul-qadha dan haji wada".

Nah, sebagai muslim kita harus selalu bersyukur bahwa untuk mendapatkan pahala Sunnah terkadang dengan cara-cara yang tidak disangka-sangka seperti dalam urusan rambut. Kemudian, untuk laki-laki khususnya dalam perawatan janggut, Rasulullah SAW bersabda: "Berpenampilan bedalah dari orang-orang musyrik, panjangkanlah jenggot, potonglah kumis."

Mengenai cara memotongnya juga telah dijelaskan. Seorang sahabat bernama Ibnu Umar memotong janggutnya dengan cara digenggam lalu dipotong sisanya. Inilah yang akhirnya menjadi standar bagi umat muslim. Mencukur kumis dan memelihara janggut sepanjang genggaman tangan setelah dagu.

Adapun soal menggunting rambut, secara umum umat Islam dilarang menggunting rambut pada saat berduka atau sedang tertimpa musibah.

Menyisir Rambut dan Meminyakinya
Salah satu kebiasaan Nabi Muhammad SAW adalah menyisir rambut dan meminyakinya.

"Aku tak pernah melihat orang yang berambut panjang terurus rapi, dengan mengenakan pakaian merah, yang lebih tampan dari Rasulullah SAW. Rambutnya mencapai kedua bahunya. Kedua bahunya bidang. Beliau bukanlah seorang yang berperawakan pendek dan tidak pula terlampau tinggi." (Diriwayatkan oleh Mahmud bin Ghailan, dari Waki', dari Sufyan, Dari Abi Ishaq, yang bersumber dari Al-Bara bin 'Azib radhiyallahu 'anhu)

Bentuk memuliakan rambut adalah dengan membersihkannya, menyisirnya, meminyakinya dan tidak membiarkannya dalam keadaan semerawut tidak terurus. (Fadihul Qadhir, Imam Al-Munawi)

Adapun faedah mengenal sifat fisik Rasulullah SAW dapat menumbuhkan mahabbah (kecintaan) kepada beliau dan menambah keimanan. Dengan demikian, kita akan dimudahkan mengamalkan sunnah-sunnah beliau. Semoga kita termasuk orang yang beruntung dikumpulkan bersama beliau.

(rhs)
Halaman :
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.1732 seconds (0.1#10.140)