Ahli Tafsir Mimpi yang Dipenjara Gara-Gara Bangkai Tikus

Rabu, 08 Juli 2020 - 19:24 WIB
loading...
Ahli Tafsir Mimpi yang Dipenjara Gara-Gara Bangkai Tikus
Ibnu Sirin. Foto/Ilustrasi/Al-Arabiya.com
A A A
TERKADANG Allah ‘Azza wa Jalla memberikan keistimewaan dan kelebihan kepada hamba-Nya yang saleh. Semua itu karena taufiq-Nya.

Keistimewaan itu antara lain diberikan kepada Ibnu Sirin. Dari Ibnu Mubarok bin Yazid Al-Bashri rahimahullah bercerita, pada suatu hari seorang lelaki berkata kepada Ibnu Sirin, bahwa dirinya bermimpi seolah-olah terbang di antara langit dan bumi.

“Kamu adalah lelaki yang banyak keinginannya,” ujar Ibnu Sirin menerjemahkan mimpi itu. ( Hilyah Auliya 2 / 278 ).

Lalu, Qolabah rahimahullah juga menceritakan bahwa ada seorang lelaki berkata kepada Ibnu Sirin, “Aku bermimpi seolah-olah aku kencing dengan mengeluarkan darah.” Ibnu Sirin lalu bertanya, “Apakah kamu menjima’ istrimu dalam keadaan haidh?”

“Ya,” jawab lelaki itu.

“Takutlah kepada Allah dan jangan kamu mengulanginya!” saran Ibnu Sirin ( Hilyah Al- Auliya 2 / 227).

Itulah beberapa tafsir mimpi yang dikemukakan oleh Muhammad bin Sirin rahimahullah ketika beberapa orang meminta pendapatnya tentang keanehan mimpi-mimpi mereka. ( )

Tentang Ibnu Sirin
Beliau seorang imam dari para tabi’in yang bernama Muhammad bin Sirin Al-Anshori Abu Bakar bin Abi Umrah Al-Bassari rahimahullah atau dikenal dengan nama Ibnu Sirin. Beliau adalah salah satu pelopor ilmu interpretasi mimpi dalam Islam. Dia menggabungkan pengetahuan linguistik, kebijaksanaan dan wawasannya yang memungkinkannya menjadi pemimpin dalam seni ini. Ibnu Sirin dianggap mirip dengan Nabi Yusuf pada masanya.

Muhammad bin Sirin juga seorang ahli fiqih dan banyak meriwayatkan hadis , lebih dari itu ia dikenal sebagai seorang yang wara’ , berusaha untuk selalu berhati-hati dalam agama, suka memuliakan tamu-tamunya, sering menunaikan salat malam dan menangis dalam salatnya serta membiasakan puasa Daud ‘alaihis salam.

Ibnu Sirin selalu mewarnai rambutnya dengan henna yang merupakan ciri khasnya. Dia pendek, perutnya buncit, dan menderita tuli ringan, tapi itu tidak mencegahnya bergaul dengan orang. Dia dikenal karena humor dan tawanya yang polos.

Beliau menjadi pemimpin terpercaya dan seringkali menjadi rujukan umat untuk memperoleh fatwa yang selaras dengan petunjuk Al-Kitab dan As-Sunnah.

Setiap kali dia melewati pasar, semua orang akan bersorak. Dia akan selalu membantu orang-orang yang membuatnya sangat dihormati di kalangan masyarakat bawah.

Dia menjadi ayah dari 30 anak-anak dan di antaranya hanya satu, Abdullah yang hidup.

Beliau bersahabat dengan sufi mistik Hassan al-Basri (110-110 AH) yang meninggal hanya 100 hari kemudian.

Pasangan Budak
Kakek Ibn Sirin berasal dari wilayah Jerjeraya di Baghdad tengah, sebelah timur Sungai Tigris. Ia lahir di era khalifah ketiga Usman bin Affan , dua tahun sebelum Sayyidina Usman menjadi Khalifah.

Sang ayah, Sirin, adalah bekas budak Anas bin Malik radhiyallahu ‘anhu. Sirin menikah dengan Shafiyah, budak Khalifah Abu Bakar .

Dr Abdurrahman Ra'fat Basya dalam " Mereka adalah Para Tabiin " menceritakan Shafiyah adalah seorang gadis muda yang cerah wajahnya, baik hatinya, pandai dan sangat disayangi penduduk Madinah yang mengenalnya.

Sedangkan Sirin, menurut Anas bin Malik radhiyallahu ‘anhu adalah seorang yang bagus agamanya, bagus akhlaknya, dan menjaga kehormatannya. "Aku telah menjalin hubungan dengannya semenjak ia menjadi tawanan Khalid bin Walid bersama empat puluh budak lain yang masih kecil-kecil. Setelah dibawa ke Madinah, Sirin menjadi bagianku dan aku sangat berutung mendapatkan dia,” kata Anas saat menjawab Khalifah Abu Bakar tentang siapa Sirin.

Muhammad bin Sirin lahir dua tahun sebelum berakhirnya khalifah Utsman bin Affan radhiyallahu ‘anhu dan tumbuh besar di suatu rumah yang dipenuhi semerbak wewangian takwa dan wara di setiap sudutnya.

Memasuki usia remaja, anak itu mendapati masjid Rasulullah penuh dengan para sahabat dan tokoh tabi’in seperti Zaid bin Tsabit, Anas bin Malik, Imron bin Hushain, Abdullah bin Umar, Abdullah bin Abbas, Abdullah bin Zubair dan Abu Hurairah . Kepada merekalah Ibnu Sirin belajar agama Islam.
Halaman :
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.3799 seconds (0.1#10.140)