Kisah Jihad Profesor Matematika Amerika Serikat Abdulalim Abdullah Shabazz

Jum'at, 25 November 2022 - 18:52 WIB
loading...
A A A
Kini, kita hidup di suatu masa yang saya pikir merupakan kebangkitan kembali jiwa Islami. Semangat Islam telah termanifestasikan ke seluruh dunia. Orang-orang menyebut fenomena ini sebagai fundamentalisme. Ini merupakan cara diam-diam untuk menyerang, memfitnah, mengubah orang melawan fenomena alam yang benar-benar mewakili hasrat kerinduan akan kemurnian pikiran, kebaikan, persamaan, dan keadilan di dunia.



Muslimin Kulit Putih
Islam berkembang, bukan hanya di Timur Tengah, tetapi juga di Eropa Timur. Kita melihat pembantaian orang-orang Muslim yang tidak berdosa di sana. Di Eropa Timur banyak terdapat Muslimin kulit putih.

Penting untuk dicatat bahwa di bawah Komunisme, yang tidak mengakui adanya Tuhan, kaum Muslimin mendapat perlakuan dan hari-hari yang lebih baik daripada yang mereka dapatkan di bawah kepemimpinan orang Kristen sekarang, yang membunuhi mereka hari demi hari. Dan dunia hanya berdiri dan memandang pembantaian tersebut sambil berkata, "Oh, kasihan sekali."

Di Amerika orang-orang Afro-Amerika mengajukan sebuah kunci untuk kebangkitan kembali Islam. Saya melihat banyak murid yang masih muda yang beragama Islam. Mereka tidak akan seperti orang-orang tua mereka menyembah dolar dan kekuasaan.

Semakin banyak orang yang menjalankan hal-hal yang pokok --sholat, duduk dalam suatu lingkaran untuk saling berbicara, berdiskusi, dan bertukar pengetahuan. Salah satu pengetahuan terpenting yang harus dimiliki setiap orang di muka bumi ini adalah mengetahui siapakah diri mereka.

Saya tumbuh di sebuah desa "Afrika" di Alabama. Jika saya menengok ke belakang, rasanya saya telah berada dalam tradisi Islami walaupun masyarakat di sana tidak mengetahui apa-apa tentang Islam. Tetapi cara mereka bertingkah laku merupakan bagian dari tradisi Islami yang dibawa dari Afrika.

Kami menghormati orang-orang yang lebih tua dalam masyarakat, sebab setiap lelaki dan wanita dalam masyarakat dapat menjadi "orang tua" kami. Jika mereka sudah lanjut usia, mereka akan menjadi "kakek-nenek" kami. Kami duduk dan mendengarkan mereka karena kami ingin belajar dari pengalaman mereka. Saya berusaha untuk menjadi guru yang baik dengan hidup di kalangan masyarakat guru.

Begitulah cara saya mengajar matematika. Dengan melakukan itu, dengan mudah kita mendapatkan orang yang tadinya lama sekali tidak mempunyai pengetahuan, dalam arti pemahaman, dan besok dia menjadi seorang pakar matematika.



Matematika Adalah Islam
Malcolm X berpidato di perkumpulan matematika kami dan berceramah atas undangan saya. Kuliah diberikan di ruangan berdiri saja. Dia berbicara mengenai piramid yang melukiskan peradaban yang tinggi. Tentu saja dia melakukannya dengan cara yang sangat khas.

Dia seorang pembicara yang sangat memikat dan dia mampu mengguncangkan tempat itu. Malcolm berkata, Islam adalah matematika dan matematika adalah Islam. Mereka menyebut cara kami mengajarkan matematika sebagai cara yang revolusioner. Pekikan perjuangan kami adalah "Matematika adalah hidup, dan hidup adalah matematika."

Setiap aspek kehidupan adalah matematis --pandanglah hidup dari sudut kuantitas, penjumlahan, pengurangan, perkalian, pembagian. Ketika kita mengembangkan bentuk-bentuk matematis, betapapun abstrak dan muskilnya itu, bentuk-bentuk tersebut berasal dari kehidupan. Oleh karena itu, pola-polanya tidak lebih dari perkiraan dalam kehidupan yang kita jalani.

Islam adalah kepasrahan menyeluruh terhadap kemauan Tuhan. Jika Anda berharap untuk hidup dalam suatu kehidupan yang bermanfaat, kehidupan yang bermakna, jika Anda tawakal, maka akan ada harmoni, akan ada kedamaian. Anda akan serasi dengan sifat alami dunia, dan itu berarti Anda terikat pada keinginan Tuhan; Anda pasrah pada kemauan Tuhan Yang Maha Kuasa. Dan itu membuat hidup lebih berarti.

Banyak ilmuwan dan sarjana matematika berbicara dalam bahasa simbolis untuk menyampaikan suatu pesan yang hanya dapat dimengerti hanya oleh orang-orang yang mengerti kode-kode itu. Ini merupakan salah satu alasan mengapa matematika mendapat nama yang buruk di masyarakat --karena matematika dijabarkan dalam suatu kode yang tidak dapat mereka baca, dan mereka harus mempelajari kode tersebut untuk dapat memahaminya.

Kami tunjukkan pada siswa di kelas saya bahwa mereka telah mengetahui sebagian besar dari hal itu. Kami menghapuskan rasa takut dan kecemasan mereka akan matematika. Jika mereka mengerti cara menguasai matematika, maka mereka dapat mengambil alih nasib ke tangan mereka.

Satu-satunya cara untuk membebaskan diri adalah melalui pengetahuan yang lebih luas. Itu datang melalui matematika dan melalui keimanan kita pada agama Islam. Kaum Muslimin tidak dapat membebaskan diri mereka dalam dunia sekarang ini dari tekanan dan aniaya, kecuali jika mereka melakukannya sendiri. Mereka tidak dapat meminta pertolongan dari orang lain, mereka harus menyelamatkan diri mereka sendiri.

Tanpa matematika Anda tidak dapat mengobarkan jihad. Jika Anda mempunyai organisasi, itu berarti Anda mempunyai matematika; jika Anda mempunyai pengetahuan, itu matematika; jika Anda mempunyai sarana dan cara untuk melakukan sesuatu, itu matematika. Untuk melakukan suatu jihad yang berarti, Anda harus mengerti apa yang Anda coba lakukan, Anda harus memahami apa tujuan Anda, ke mana Anda pergi, apa yang ingin Anda dirikan, apa yang ingin Anda ubah.

Matematika akan mengajarkan pada Anda hal-hal praktis cara berpikir, menggabungkan, memisahkan, dan menganalisis sesuatu. Inilah yang diperlukan oleh masyarakat kita sekarang kita harus mempelajari cara berpikir, bagaimana mengeluarkan diri dari neraka dan menempatkan diri kita dalam situasi yang menyenangkan seperti di surga; bukan hanya diri kita secara individual, tetapi secara kolektif.

Halaman :
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.1731 seconds (0.1#10.140)