Kisah Jihad Profesor Matematika Amerika Serikat Abdulalim Abdullah Shabazz

Jum'at, 25 November 2022 - 18:52 WIB
loading...
A A A
Para ilmuwan menyatakan bahwa ketika Piramid itu dibangun, ketinggian vertikalnya sepermiliar jarak antara bumi ke matahari. Ketinggian bangunan yang sama baru bisa dicapai oleh orang modern sekitar 1874.



Batu-batu yang dipergunakan untuk menyusun Piramid itu rata-rata beratnya dua dan satu setengah ton, beberapa di antaranya lima puluh ton --100.000 pound.

Sangat sulit untuk membayangkan bagaimana manusia dapat memindahkan batu-batu itu dan menyusunnya menjadi sebuah bentuk piramid yang sempurna yang menjulang tinggi dari dasar yang berbentuk persegi dengan ketinggian yang mencapai sekitar 485 kaki.

Luas permukaan piramid-piramid itu sama dengan kuadrat ketinggian vertikalnya --sebuah prestasi mengagumkan yang menunjukkan wawasan dan pengetahuan matematika yang sangat hebat.

Islam muncul dan masuk ke Afrika Utara. Islam datang bukan untuk membuat kehancuran. Agama itu menyebar di Afrika dengan membawa perbaikan dan pembangunan. Membangun sekolah-sekolah, lembaga-lembaga, dan memberikan arah dan tujuan hidup kepada manusia.

Pada 711 Masehi, seorang jenderal bernama Thariq ibn Ziyad memimpin sebuah pasukan melintasi tempat yang sekarang disebut Mediterania. Dia menaklukkan wilayah di sebuah gunung yang oleh orang Spanyol disebut sebagai "Mons Calpe". Gunung itu kemudian dinamai kembali oleh serdadu Tariq sebagai "Jabal Al-Thariq" --'Gunung Thariq'". Orang Spanyol menyebutnya "Gibraltar."

Spanyol dan Portugal --yang pernah bernama Jazirah Iberia-- juga tertaklukkan, dan peradaban Islam ditumbuhkan di sana oleh orang-orang Muslim pengikut Thariq. Mereka berada di sana sampai 1942, ketika Granada runtuh. Itu terjadi pada tahun yang sama ketika Columbus secara kebetulan menemukan Amerika, orang yang tersesat.

Itu terjadi dalam periode antara 711 sampai 1492, di mana Islam mempertahankan pengetahuan Yunani kuno, Romawi, dan Afrika dalam buku-buku berbahasa Arab.



Bilangan Romawi segera dihapuskan setelah bilangan Arab diperkenalkan ke Eropa. Angka-angka yang janggal itu diungguli oleh angka-angka Arab yang lebih mudah dan aktif serta dapat memberikan bukan hanya pemikiran atas apa yang dilambangkan, tetapi juga memungkinkan Anda untuk menghitung tanpa kesulitan. Konsep angka nol adalah konsep alami, tetapi memiliki kekuatan revolusioner.

Muhammad ibn Musa Al-Khawarizmi
Salah satu buku yang diterjemahkan dari bahasa Arab ke bahasa Latin adalah yang ditulis oleh orang yang bernama Muhammad ibn Musa Al-Khawarizmi. Judulnya Al-Jabr wa'l-Muqabala, yang berarti "Restorasi dan Reduksi". Ketika buku itu diterjemahkan ke bahasa Latin, kata keduanya --wa'l-Muqabala-- dihilangkan, jadi tinggal kata Al-Jabr, yang menjadi "algebra". Dan dari nama Al-Khawarizmi didapatkan kata "algoritma" dan "logaritma".

Pengarangnya hanyalah seorang guru. Kami tidak pernah mengklaim bahwa apa yang kami ajarkan berasal dari kami sendiri --kami mendapatkannya dari guru-guru kami, dan mereka mendapatkannya dari guru-guru mereka. Itulah sebabnya beribadah kepada Tuhan sangat penting.

Jika Anda beribadah kepada Tuhan, Anda mempunyai rasa hormat pada apa-apa yang datang sebelum Anda sebab Anda mendapatkan perbaikan ilmu pengetahuan, kebudayaan dan perkembangan secara terus menerus. Itu berlanjut terus. Anda tidak menghancurkan segalanya dan memulai semuanya kembali dari awal, ketika Anda memulai sesuatu.

Islam berperan dalam mempersiapkan gelanggang untuk Kebangkitan kembali Eropa. Dasar dari Kebangkitan kembali adalah berbagai macam peradaban yang disatukan, yang menyebabkan timbulnya kelahiran kembali Eropa.

Zaman itu didominasi ilmu pengetahuan. Sekali ilmu pengetahuan ditanamkan di suatu daerah, ia akan menyebabkan pelembagaan. Lambat laun akan terjadi suatu ledakan. Kita dapat menemukan gerakan ilmu pengetahuan tersebut dari catatan yang ditulis oleh para sarjana dan ilmuwan zaman itu.



Universal
Tradisi Muslim merupakan hal yang bersifat universal. Para sarjana di Cordoba, Seville, dan Granada berhubungan dengan sarjana-sarjana di Afrika di Timbuktu, Kairo, dan Kairouan, di Baghdad, Bukhara dan Samarkand. Mereka Baling berhubungan dan saling bertukar pendapat.

Salah satu universitas terbesar yang ada selama abad kedua belas, ketiga belas, keempat belas ada di Timbuktu. Kota ini dihancurkan ketika merupakan pusat intelektual. Rektor terakhir di universitas itu adalah Ahmed Baba, yang dibawa sebagai tawanan ke Maroko. Dia dipenjarakan. Dia begitu mengesankan dan teguh dalam pendapatnya tentang kebenaran dan keadilan sehingga dia dibebaskan setelah dua tahun. Dia mengarang lebih dari empat puluh buku.

Kaum Muslimin memelihara ilmu pengetahuan, menyebarkannya di Eropa, dan kemudian mereka ditendang keluar dari sana. Selama masa Inkuisisi (pengadilan yang ditunjuk oleh Gereja Romawi untuk memberantas bid'ah), tiga juta orang Moor diusir dari Eropa, yaitu antara keruntuhan Granada dan dekade pertama abad ketujuh belas. Sebagian besar dari mereka kembali ke Afrika. Beberapa di antaranya pergi ke daerah lain di Eropa. Banyak di antara orang-orang Muslim tersebut dibunuh pada masa Inkuisisi ini.
Halaman :
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.3323 seconds (0.1#10.140)