Kisah Ulama Keturunan Nabi Islamkan 10.000 Orang Lebih di Afrika

Kamis, 08 Desember 2022 - 05:10 WIB
loading...
Kisah Ulama Keturunan...
Habib Ahmad Masyhur bin Taha Al-Haddad (1907-1995), seorang ulama keturunan Nabi yang berjasa mengenalkan Islam di negeri Afrika Timur. Foto/Ist
A A A
Sosok ulama keturunan Nabi Muhammad SAW yang satu ini sangat dihormati di kalangan Habaib dan para Dai. Kiprahnya menebarkan dakwah patut diapresiasi karena mengislamkan 10.000 orang lebih penduduk Afrika.

Beliau adalah Al-Habib Ahmad Masyhur bin Taha Al-Haddad (1907-1995), seorang ulama yang berjasa mengenalkan Islam di negeri Afrika. Bahkan murid beliau Syaikh Muhammad bin Ali Baatiyah mengatakan bahwa orang yang masuk Islam di Afrika hampir mendekati 100 ribu orang.

Habib Ahmad Masyhur Al-Haddad lahir di tanah Hadhramaut Yaman, tepatnya di Kota Qoidun lembah Dau'an pada Tahun 1325 Hijriyah atau 1907 M. Beliau tumbuh sebagai seorang ulama pecinta ilmu dengan akhlak yang baik.

Habib Ahmad Masyhur adalah generasi Alawiyin yang cukup berpengaruh khususnya di Afrika. Pada usia muda, beliau telah hafal Al-Qur'an dan menguasai berbagai ilmu agama sehingga diberi kepercayaan mengajar di rubath (pondok pesantren) Qaydun.

Kisah beliau menebarkan Islam di Afrika bermula pada Tahun 1928 di Zinjibar dan selanjutnya menetap di Mombasa ibukota Kenya selama 8 tahun. Kemudian beliau berkeliling dan berpindah dari satu tempat ke tempat lainnya.

Namanya mulai terkenal di Afrika Timur dengan panggilan "Habib". Orang-orang di Afrika Timur menerima beliau karena dakwahnya yang santun dan lembut.

Mengutip keterangan dari Pondok Habib, pada Tahun 1375 H atau 1955 M beliau berhijrah ke Kampala, Uganda dan menetap di sana selama 13 tahun. Beliau mengajar dan menyeru masyarakat di daerah itu dengan ajaran Tauhid.

Banyak pemuda Afrika yang belajar kepadanya kemudian menjadi Qadi, guru agama dan pendakwah. Berbagai daerah, hutan, gurun, dilewatinya untuk mendakwahkan Islam terutama di Uganda, Congo, Tanzania dan negara-negara Afrika Timur lain.

Habib Ahmad Masyhur Al-Haddad mendirikan banyak masjid dan sekolah serta mengislamkan para penyembah berhala dan Afrika. Dakwah beliau di Kenya dan Uganda diterima banyak kalangan dan jumlah pemeluk Islam mengalami peningkatan yang signifikan.

Cara Dakwah Dipenuhi Hikmah
Menurut Alumni Imam Syafi'i College Mukalla-Yaman, Choirul Anam Muhammad dilansir dari Sanad Media mengatakan, Sayyid Abdul Qodir Ahmad Al-Jufri yang tinggal di Uganda, Tanzania dan Kenya, menjadi saksi sejarah perjalanan dakwah Habib Ahmad Masyhur.

Sayyid Abdul Qodir menjelaskan bahwa yang membekas dari dakwah Habib Ahmad Masyhur di dalam benak dan pikiran masyarakat adalah cara dakwah Habib Ahmad yang dipenuhi dengan hikmah. Tidak hanya mendidik jasad dan akal, tetapi juga menumbuhkan ruh iman yang bersih kepada masyarakat setempat.

Beliau juga menyaksikan bagaimana Habib Ahmad Masyhur mengajarkan nilai moral akhlak antarsesama dibarengi dengan nilai ruhaniyah sebagaimana diajarkan para ahli tasawwuf atau biasa disebut dengan tazkiyatun nafs.

Hal inilah yang tidak didapat penduduk Uganda saat itu dari pendakwah agama-agama lain. Selain berdakwah dengan ilmu dan akhlak, Habib Ahmad juga berdakwah dengan hartanya semampu yang beliau punya.

Selain masjid, beliau juga mendirikan sekolah dan perpustakaan di Kampala ibukota Uganda. Di Kampala, Habib Ahmad menjadikan Masjid Nakasiru sebagai tempat dakwahnya. Meskipun demikian pengaruh Habib Ahmad tersebar luas di beberapa wilayah Afrika seperti Mogadishu (Somalia), Barwah, Lamu (Kenya), Darussalam (Tanzania), Zinjibar (Tanzania), Pulau Pemba (Tanzania), Komoro (negara kepulauan di Afrika) Timur dan banyak tempat lainnya.

Demikian sekelumit kisah perjalanan dakwah Habib Ahmad Masyhur Al-Haddad di Afrika. Beliau berpulang ke rahmatullah pada Hari Rabu, 14 Rajab 1416 H bertepatan 6 Desember 1995 pada usia 87 tahun di Jeddah. Beliau dimakamkan di Jannatul Ma'la Mekkah.

(rhs)
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 2.9009 seconds (0.1#10.140)